Kamis, 14 Januari 2010

Banjir di Jambi Semakin Meluas

Warga di DAS Batanghari Siaga Satu Banjir


Jambi, Batak Pos

Hujan yang mengguyur secara merata di Provinsi Jambi mengakibatkan debit Sungai Batanghari semakin tinggi. Sehingga mengakibatkan banjir semakin meluas di Provinsi Jambi. Seluruh kabupaten kota di Provinsi Jambi rata-rata digenangi air.

Pemerintah Provinsi Jambi menghimbau warga khususnya yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari untuk siaga banjir. Bahkan Pemerintah Kota Jambi sendiri telah menyerukan kepada warganya untuk mendirikan posko banjir.


Langganan Banjir : Rumah panggung yang terletak di bawah jembatan Makalan, Kota Jambi sudah betah menjadi langganan banjir. Hingga Minggu (10/1) pemilik rumah masih mengungsi akibat banjir yang semakin tinggi. Foto batak pos/rosenman manihuruk.

Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Jambi, M. Taufik RH, Minggu (10/1) mengatakan, sedikitnya delapan desa di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi terendam banjir akibat meluapnya Sungai Batanghari beberapa hari terakhir. Pemerintah Kota Jambi pun telah menyatakan status waspada, terkait semakin meningkatnya debit air Sungai Batanghari.

Ketinggian air Sungai Batanghari di Stasiun Duga Air Taman Tanggo Rajo Jambi “Ancol” sudah mencapai 13.90 meter di atas permukaan laut. Ketinggian itu dianggap sudah melampaui level siaga, yakni 13,60 meter.

Disebutkan, kondisi terparah terjadi di Kabupaten Tebo, Muarojambi, dan Kabupaten Batanghari. Tidak hanya ribuan rumah yang terendam air hingga di atas satu meter. Beberapa pasilitas umum lainnya seperti gedung sekolah yang terendam memaksa para guru meliburkan muridnya. Ratusan bahkan ribuan hektare lahan pertanian masyarakat juga ikut terendam serta jalan-jalan desa terputus.

Sekolah Dasar 48 Desa Sarangburung, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muarojambi, hingga sekarang sudah memasuki hari kelima tidak dapat melaksanakan aktivitas belajar-mengajar akibat gedung sekolah tergenang air.


Arena Mancing : Musim banjir yang terjadi di Jalan Sijenjang, Jambi Timur Jambi dijadikan warga menjadi arena memancing dan berenang, Minggu (10/1). Tampak seorang nenek juga ikut menyalurkan hobinya dimusim banjir Januari ini. Foto batak pos/rosenman manihuruk.

Parahnya lagi, pihak sekolah maupun pemerintah daerah setempat belum mendapatkan tempat alternatif untuk dijadikan lokasi belajar sementara. Padahal, tinggal hitungan hari murid kelas VI akan melaksanakan ujian akhir.

Di Kecamatan Muarotabir, Seraiserumpun, Teboilir, Tebo Tengah dan Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, sedikitnya 1.500 lebih rumah dari sepuluh desa sudah digenangi air rata-rata lebih dari satu meter sejak dua pekan terakhir dan membuat sebagian warga terpaksa mengungsi di tenda-tenda darurat.

Menurut Taufik, di daerah lain yang tidak kalah menderitanya, yakni di Kabupaten Batanghari, sedikitnya tercatat 3.701 kepala keluarga di lima kecamatan menjadi korban akibat rumah mereka sudah digenangi air dengan ketinggian mencapai di atas 50 sentimeter.

Lima kecamatan tersebut, masing-masing Kecamatan Muarotembesi, Muarosebo Ulu, Bathin XXIV, Mersam dan Kecamatan Muarobulian. Kondisi yang sama juga dialami warga Kabupaten Tanjungjabung Timur.

Ratusan hektare lahan pertanian masyarakat terancam puso akibat beberapa hari terakhir digenangi air pasang dan beberapa rumah warga juga tak luput dari rob tersebut. Bantuan pun sudah mulai diberikan kepada para korban, berupa beras, mie instan dan sarden (ikan kaleng).

Banjir juga melanda beberapa kawasan kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Sarolangun, Tanjungjabung Barat, Merangin dan Bungo. Kini sekitar 5000 warga di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura Jambi juga dalam kondisi siaga satu banjir. Sebagian besar rumah warga sudah tergenang banjir dan juga sudah ada yang mengungsi. ruk

Tidak ada komentar: