Kamis, 12 Februari 2009

Gubernur Jambi Himbau Petani Karet Tak Resah Hadapi Krisis Global

Jambi, Batak Pos

Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin meminta masyarakat khususnya petani karet untuk tidak resah menghadapi dampak krisis global yang menerpa hampir seluruh negara. Negara-negara maju seperti Jepang, China, Korea juga mengalami penurunan pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi masih cukup baik dibandingkan nasional, tahun 2008 diatas tujuh persen.

Komuditi andalan Provinsi Jambi Sawit dan Karet mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Situasi pasar karet di Jambi mulai membaik setelah anjlok akibat krisis global sehingga dapat bergerak naik di atas Rp 3.400, per kilogram (kg) yang tadinya sempat anjlok sampai ke level Rp 3000 per kilogram di tingkat petani.

Bahkan untuk karet kualitas baik saat ini mencapai Rp 6.000,-per kg ditingkat petani. Begitu juga pasar sawit juga membaik sehingga Tandan Buah Sawit (TBS) dari Rp 350,- per kg bergerak naik mencapai di atas Rp 850 per kg. Bahkan kualitas baik harga yang disepakati pihak pemerintah (Disbun) dengan sejumlah Pabrik, petani dan asosiasi kualitas baik diatas Rp 1000,-per kg.

Demikian dikatakan Zulkifli Nurdin kepada wartawan di Jambi, Jumat (6/2). Menurutya, langkah strategis yang diambil dalam mengatasi gejolak harga komoditi tersebut, dengan meningkatkan produksi ketahanan pangan kita sampai ke desa-desa.

Kemudian memberikan keringanan pajak penjualan keluar negeri di luar Amerika. Upaya lain yang dilakukan, dengan meminta kepada Bupati dan Walikota dalam Provinsi Jambi pada tahun 2009 ini, untuk meningkatkan pengadaan bibit padi dan jagung untuk petani serta mengerjakan downstream produk-produk komoditi pertanian dan lain-lainnya.

Menurut Gubernur Jambi, selain langkah antisipatif, Pemerintah Provinsi Jambi juga perlu mengambil strategi jangka panjang dengan sesegera mungkin membangun industri hilir kedua komoditi unggulan tersebut.

Seperti minyak goreng, sabun, sarung tangan dan produk ikutan lainnya sehingga terciptanya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat lokal yang pada gilirannya akan meningkatkan daya beli masyarakat.

Kemudian minat investor untuk berinvestasi di Provinsi Jambi. Dengan pembangunan industri hilir ini maka nilai tambah Produk yang dihasilkan tidak keluar daerah dan dapat dinikmati oleh masyarakat.

Sebulan terakhir harga karet memang sedikit membaik, di tingkat petani kualitas baik sempat mencapai Rp 5.500 hingga Rp 6.000, per kg. Namun saat ini sebagaimana dikatakan Zainuddin (46) seorang petani yang juga ketua RT 23 Desa Sridadi Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari, harga karet di tingkat petani turun lagi menjadi Rp 4.000 per kg.

Menurut Zainuddin, dengan harga karet itu penghasilan hanya pas-pasan. “Untuk kehidupan sehari-hari, makan dan sekolah anak, kesulitan untuk mencicil utang, seperti kredit motor. Kami menyadari memang ini dampak krisis global, diharapkan tidak terlalu lama”katanya. ruk

Tidak ada komentar: