Minggu, 22 Juni 2008

Masyarakat Batak di Jambi Berikan Gubernur Jambi Ulos Sibulang-bulangi


Sebagai Ungkapan Syukur



Jambi, Batak Pos
Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin yang memangku gelar Batak Djaiutan Mangaraja mendapat kehormatan dari masyarakat Jambi asal Tano Batak dengan penyematan Ulos Si Bulang-bulangi. Ulos tersebut merupakan lambang pernghargaan tertinggi Budaya Adat Batak.


Penyematan ulos kepada Djaiutan Mangaraja itu diberikan oleh Ketua-ketua Puak Batak ( Toba, Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan dan Puak Pakpak) dan Lembaga Budaya Batak Jambi (LBBJ) Provinsi Jambi. Pemberian ulos Si Bulang-bulangi dan ulos “Holong” (kasih) diprakarsai oleh LBBJ Provinsi Jambi yang di ketuai Drs Rahmat Derita Harahap dan Sekretaris Ir Bernhard Panjaitan MM.


Ulos Sibulang-Bulangi : Djaiutan Mangaraja H Zulkifli Nurdin beserta istri saat disematkan Ulos Bulang-Bulang oleh LBBJ Provinsi Jambi dan tokoh lima Puak Batak di Jambi. Pemberian Ulos Bulang-Bulang itu sebagai penghargaan tertinggi adat budaya Batak kepada Gubernur Jambi.


Pemberian ulos itu dilaksanakan pada acara “Pesta Semalam di Bona Pasogit” (semalam dikampung halaman) yang berlangsung di rumah pribadi Zulkifli Nurdin di Kampung Manggis, Pasar Jambi, Sabtu (24/5/2008) malam.



Menurut Ketua Panitia Pelaksana Ir Bernhard Panjaitan MM, munculnya ide pemberian ulos itu kepada Gubernur Jambi, didasari atas kerinduan Djaiutan Mangaraja H Zulkifli Nurdin terhadap masyarakat Batak di Jambi.


Sejak dinobatkan gelar kehormatan Djaiutan Mangaraja (Raja Panutan) oleh masyarakat Batak Toba, Simalungun, Pakpak, Karo, Nias, Mandailing, Tapsel yang tergabung dalam organisasi Lembaga Budaya Batak Jambi (LBBJ) 7 September 2003 lalu, kerinduan Zulkifli Nurdin yang sudah mengayomi masyarakat jambi khususnya asal tano batak selama dua kali periode sebagai Gubernur Jambi.


“Beliau mengundang kami untuk bersilaturahmi dan bertatap muka bersama warga Jambi asal Tanah Batak. Kami semua telah merasakan selama ini bahwa Bapak Djaiutan Mangaraja H Zulkifli Nurdin betapa menganyomi kami sehingga kami mengalami hidup di Jambi ini benar-benar dalam suasana tentram dan damai dapat berdampingan dengan etnis lainnya,”kata Panjaitan.



Ulos Holong : Ketua Panitia Ir Bernhard Panjaitan saat menyematkan Ulos "Holong" (kasih) kepada Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin beserta istri Hj Ratu Munawaroh Zulkifli.


Disebutkan, masyarakat Batak sangat merasakan dan terus menerus menyaksikan bahwa Djaiutan Mangaraja senantiasa memperkukuh semangat kebersamaan dalam menciptakan kerukunan umat beragama di Provinsi Jambi.


“Kami juga sangat merasakan pengayoman yang Bapak Djaiutan Mangaraja H Zulkifli Nurdin berikan yaitu ketika dengan tulus selalu hadir di tengah-tengah masyarakat Batak untuk bersama berkumpul di berbagai kegiatan adat yang dilakukan warga Jambi asal Batak,”ujarnya.


Disingasana : Djaiutan Mangaraja H Zulkifli Nurdin beserta istri Hj Ratu Munawaroh (duduk) diapit Ketua LBBJ Provinsi Jambi Drs Rahmat Derita Harahap (kiri) dan Sekjen LBBJ Ir Bernhard Panjaitan (kanan) saat pemberian Ulos Bulang-Bulang oleh LBBJ Provinsi Jambi dan tokoh lima Puak Batak di Jambi.


Menurut Bernhard Panjaitan yang kini menjabat Sekjen LBBJ Provinsi Jambi ini, atas dasar itu warga Jambi asal tano Batak dari bermacam-macam puak telah bersepakat memberikan penganugerahan Ulos Si Bulang-Bulang sebagai penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Djaiutan Mangaraja H Zulkifli Nurdin pada acara “Semalam di Bona Pasogit”.

Disebutkan, bersama dengan peringatan 100 tahun hari Kebangkitan Nasional, Panjaitan mengajak masyarakat Batak di Jambi lebih meningkatkan rasa persaudaraan yaitu sikap saling peduli dan “Holong” (kasih) serta saling menghormati diantara umat khususnya warga Jambi lainnya.


“Dari bumi Sakti Alam Kerinci Sungai Penuh, tiba di bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung Muara Sabak. Dari lubuk hati sanubari mengharap penuh, kiranya Djaiutan Mangaraja H Zulkifli Nurdin bersenandung bersama kami puak Batak,”demikian pantun Melayu Bernhard Panjaitan mengakhiri sambutannya.


Dasar Pemberian Ulos


Sementara itu, Tokoh Puak Toba OM Simangunsong BSc mengatakan, dasar pemberian ulos Bulang Bulang dari masyarakat Batak yang berada di Jambi kepada Zulkifli Nurdin antara lain, pribadi yang memiliki kapasitas, kapabilitas, kompetensi, profesionalme dan NKRI, orang terkenal, terbuka menerima lapisan masyarakat tapa membedabedakan suku, ras agama dan daerah, merakyat (populis).


Kemudian parpintu nabungka-nahum gok, paramak na bolak sobalunon, parsangkalan sora mahiang partaring sora mintop yang artinya bijaksana, taqwa,beriman, bicaranya sopan dan terarah berdasarkan aturan hukum dan adat istiadat.


Parhata sora leleng yang artinya sosok yang menghormati dan dihormati, melayani dan dilayani. Masipasangapan, artinya, wawasan luas berhati lapang, tepo seliro penuh toleransi, penuntasan persoalan yang semrawut, penjernih air yang keruh, mengambil keputusan berdasarkan kebenaran dan keadilan tanpa memihak.


Dasar lain pemberian Ulos Bulang-Bulang kepada H Zulkifli Nurdin, kata Simangunsong yakni sitiop dasing nasora teleng, sitiop hatian na sora miling, hariara nabolon pangunsandean sihor sihor raja nabolon sibahen uhum natigor, yang artinya pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) termasuk Sepucuk jambi Sembilan Lurah dan Bhineka Tunggal Ika.


Artis Holong : Pencipta lagu "Holong" Bernhard Panjaitan beserta artis "Holong" saat melantunkan lagu "Holong". Gubernur Jambi tampak memberi sumbangan kepada artis tersebut.

Arti Pemberian Ulos Bulang-Bulang


Lebih jauh tokoh Batak di Jambi, OM Simangunsong mengatakan, arti pemberian ulos Bulang-Sibulang-bulangi kepada H Zulkifli Nurdin antara lain, berhasil memimpin pemerintahan di Provinsi Jambi sejak dikukuhkan gelar Djaiutan Mangaraja pada 7 Semtember 2003 lalu.


Kemudian memenangkan pemilihan Gubernur Provinsi Jambi dalam pilkada tahun 2005 dengan cukup memuaskan berkat partisipasi Puak Batak di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.



“Selama kepemimpinan Djaiutan Mangaraja dari tahun 2005 hingga sekarang berjalan dengan mulus, tertib, aman. Memilkiki sikap keteladanan sebagai pemimpin dan sosok yang mengayomi warga etnis Batak di Jambi,”ujarnya.


Menurut Simangunsong, ulos Bulang Bulang adalah tradisi kultur, syimbol penghargaan terhadap seseorang yang dianggap berjasa karena ketokohannya.


Penuh Makna


Disebutkan, pemberian Ulos Bulang Bulang kepada Djaiutan Mangaraja mengandung tiga makna, pertama adalah syimbol penghargaan kepada H Zulkifli Nurdin sebagai Raja yaitu Djaiutan Mangaraja yang telah mengayomi warga Batak di Provinsi Jambi.


Kedua : penerima atau pengakuan orang batak (Puak Toba, Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan-Madina, Sipirok, Angkola dan Dairi/pakpak) bahwa Djaiutan Mangaraja sudah merupakan kehidupan bermasyarakat di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.


Selanjutnya makna yang ketiga adalah syimbol penghargaan dalam doa, terhadap kesehatan, kesejahteraan, kemajuan dan pengabdian yang tulus Djaiutan Mangaradja Drs H Zulkifli Nurdin selaku Gubernur Jambi selama dua priode.


“Ulos Bulang Bulang ini merupakan syimbol pengikat “Holong” (kasih sayang) antara warega Batak dengan Djaiutan Mangaraja serta dengan masyarakat Jambi. Sebagai penghangat badan, menandakan semakin hangat eratnya hubungan kekeluargaan antar suku/etnis yang berdomisili di Jambi,”katanya.


Ditambahkan, di era reformasi ini kiranya setiap kelompok budaya saling menyapa, saling mengenal, saling memberi dan menerima dalam konteks yang lebih jauh dari sekedar tawaran politik.


Sejarah membuktikan kemajemukan mampu menjadi sumber potensi pembangunan daerah dan bangsa yang dasyat berhasil guna dan berdaya guna.


“Semerbak wangi harumnya bunga, tumbuh mekar ditaman Sititi, kami berikan ulos Bulang-Bulang ini, tanda eratnya hubungan sanubari dan ikatan hati. Horas, Mejuah juag, Njuah juah,”demikian Om Simangunsong mengakhiri. ruk (Tulisan Ini Telah Dimuat di HU Batak Pos Edisi Senin 26 Mei 2008)

Tidak ada komentar: