Rabu, 28 Mei 2008

20 Ribu Masyarakat Indonesia Positif Terjangkit HIV/AIDS

Jambi, Batak Pos
Sedikitnya 20.000 masyarakat Indonesia dinyatakan positef terinveksi HIV/AIDS. Sementara 200.000 masyarakat Indonesia terindikasi terjangkit HIV/AIDS. Pemerintah diminta untuk memberikan pengobatan gratis terhadap penderita HIV/AIDS tersebut. Sementara masyarakat dihimbau untuk tidak mengucilkan penderita HIV/AIDS karena mereka juga bagian dari masyarakat Indonesia yang terkena musibah.

Hal tersebut dikatakan Manager Divisi Pelatihan dan Informasi Yayasan SPIRITIA Jakarta, Chris W Green kepada Batak Pos disela-sela acara “Pelatihan Berhubungan Dengan Media” yang diikuti 17 peserta dari 17 provinsi yakni LSM “Dukungan Sebaya” (LSM Pendampingan penderita HIV/AIDS) di Jambi, Selasa (27/5).

Disebutkan, jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia tergolong tinggi. Penularan HIV/AIDS di Indonesia 50 persen akibat jarum suntik narkoba. Sedangkan penularan HIV/AIDS di Kepulauan Riau dan Papua pada umumnya dengan hubungan seks bebas.

Menurut Chris W Green, pemerintah Pusat saat ini sudah memperhatikan penderita HIV/AIDS melalui 227 rumah sakit rujukan yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan Pemerintah Pusat sudah memberikan perobatan gratis bagi penderita HIV/AIDS.

“Pemerintah saat ini sudah memberikan biaya diagnosa pasien yang terindikasi HIV/AIDS. Selain itu pemerintah juga sudah memfasilitasi obat rutin bagi pengidap positif HIV/AIDS. Hal ini sangat membntu penderita menghadapi penyakit yang belum dapat disembuhkan total itu,”katanya.

Menurutnya, tujuan dari pelatihan “Dukungan Sebaya” itu untuk menjangkau penderita positif HIV/AIDS yang ada di berbagai daerah. Pelatihan 17 peserta Dukungan Sebaya ini melatih cara menghadapi pers. Selama ini LSM pendampingan penderita HIV/AIDS masih alergi terhadap pers karena takut diberitakan yang bukan-bukan.

“Melalui pelatihan yang baru pertama kali dilaksanakan di Jambi yang bekerjasa dengan Dukungan Sebaya KANTI SEHATI ini. Pendampingan penderita HIV/AIDS dapat menjalin hubungan baik dengan media. Diantara peserta kita ada juga yang positif HIV/AIDS, namun mereka kita rangkul dan memiliki motifasi hidup lebih bergairah,”katanya.

Sementara itu Direktur Eksekutif LSM Info Kespro Jakarta, Syaiful W Harahap, menambahkan, pelatihan Dukungan Sebaya itu agar pendampingan penderita HIV/AIDS tidak alergi dengan pers dan tidak menganggap pers itu musuh.

Disebutkan, pelatihan 17 peserta pendampingan itu dimulai dari tanggal 26-30 Mei 2008. Peserta dibekali cara melakukan jumpa pers, melayani wartawan media cetak, radio dan wartawan TV. Kemudian peserta juga dibekali tatacara pembuatan relies pers dan pengumpulan data-data untuk konsumsi pers.

Peserta pelatihan Dukungan Sebaya itu berasal dari Jambi, Riau, Sumbar, Palembang, Makassar, Bandung, Bali, Medan, Malang, Salatiga, Mataram, Surabaya, Jakarta, Nusa Tenggara Timur, Papua.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, sebanyak 168 kasus HIV/AIDS ditemukan di Provinsi Jambi. Jumlah itu dinilai sudah sangat memprihatinkan. Selain itu setiap tahun jumlah tersebut terus meningkat.

Penyakit berbahaya ini ditemukan di Jambi sejak tahun 1999. Ketika itu jumlahnya masih relatif sedikit, namun kini terus bertambah. Bila tidak secepatnya diambil langkah yang tepat, bukan tidak mungkin kasus ini terus menghantui warga di Jambi.

Demikian dikatakan Kepala Seksi Surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Nirman Nawawi kepada wartawan yang juga menjabat Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Jambi.
Disebutkan, sebagian besar penyakit mematikan itu mendera warga setempat usia 15-25 tahun.


Dari 168 kasus tersebut, sebanyak 39 kasus di antaranya sudah masuk fase AIDS dan 25 penderita sudah dinyatakan meninggal dunia. Menurut Nirman, dari 39 kasus itu, 66,67 persen penderita berasal dari pemakai narkoba. ruk

Tidak ada komentar: