Rabu, 12 Agustus 2015

Mahasiswa Arkeologi Teliti Sejarah Kerajaan Sriwijaya




Teliti Komplek Percandian Muarojambi

Jambi, MR-Sebanyak 80 mahasiswa jurusan Arkeologi dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Jambi melakukan eskavasi di komplek Percandian Muarojambi selama tiga bulan. Penelitian yang dilakukan itu juga didampingi empat dosen Arkeolog dari UI. Mereka menggali lebih dalam lagi tentang sejarah besarnya Kerajaan Sriwijaya di Jambi.

Rektor Unja Dr Aulia Tasman kepada Media Regional disela-sela penjemputan Pejabat Gubernur Jambi DR Irman Dr.Ir.Irman M.Si dan Istri  Aslinah Irman di VIP Bandara Suntan Thaha Jambi, Kamis (6/8/2015) mengatakan, hingga tanggal 13 Agustus .

mahasiswa UI dan UNJA melakukan eskavasi di Candi Muarajambi berlokasi di Candi Kedaton.
“Selama ini kegiatan PKL mahasiswa jurusan Arkeologi banyak melakukan penelitian kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Ternyata masih ada kerajaan yang lebih besar dari Majapahit yakni Kerajaan Sriwijaya di Jambi. Jadi sejak tiga tahun lalu, UI dan UNJA melakukan PKL penelitian di komplek Percandian Muarojambi,” katanya.

Disebutkan, dari hasil penggelian tiga tahun lalu banyak ditemukan peninggalan-peninggalan sejarah oleh mahasiswa tersebut. “Jadi tidak ada alasan bahwa Kerajaan Sriwijaya ada di Jambi. Hal itu berdasarkan hasil penelitian, walau belum dapat disimpulkan. Jadi anak-anak kita dari UNJA dan UI program studi arkeologi semester tiga dan lima melakukan praktek eskavasi,” katanya.

Disebutkan, eskavasi mahasiswa UI sebanyak 45 orang memasuki tahun ke-3, sementara mahasiswa Unja 35 orang baru tahun ke-1 setelah terbentukknya prodi Arkeologi di Unja
yang memasuki semester 3 (Pra latihan eskavasi).

Mahasiswa itu didampingi dosen jurusan arkeologi. Mereka melakukan penelitian dan tidur di komplek percandian Muarojambi. Mahasiswa dan Dosen itu akan meneliti benda-benda bersejarah yang perlu diteliti dan akan membuka fakta sejarah Kerajaan Sriwijaya di Jambi.

“Kegiatan ini juga didukung penuh oleh organisasi sosial Masyarakat Peduli Candi Muarojambi (The Society of Muarojambi Temple/The SOMT) yang Ketua Badan Pembina The SOMT, Hidayat (Pengusaha Kopi AAA Jambi). Kita mengucapkan terimakasih atas dukungan tersebut,” ujarnya.

Peduli Candi Muarojambi

Ketua Badan Pembina The SOMT, Hidayat mengatakan, bahwa ada 18 negara Budhis di dunia, dan para pemuka agamanya pada saat itu belajar agama di Jambi, tepatnya di Candi Muarojambi.

“Bagaimana mengupayakan masyarakat Budhis di 18 negara ini dapat melaksanakan napak tilas ke Candi Muarojambi, ini sesuatu yang sangat positif bagi Provinsi Jambi bila dapat terlaksana. Candi Muarojambi juga merupakan jejak peradaban Agama Budha di Sumatera,”katanya.  

“Selama ini the SOMT telah banyak berbuat untuk memperkenalkan situs Candi Muarojambi. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan The SOMT diantaranya menjalin kerja sama dengan Pemerintah India, khususnya wilayah Nelanda yang memiliki kesamaan, sebab di sana ada prasasti tentang ajaran agama Budha yang juga terdapat di situs Candi Muarojambi tersebut,” ujar Hidayat.

Menurut Hidayat, di kawasan situs percandian Muarojambi terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedaton dan Candi Koto Mahligai dan dilihat dari arsitekturnya, bangunan tersebut merupakan peninggalan kebudayaan Budha pada abad IV dan V Masehi.

“Perkumpulan Masyarakat Peduli Candi Muarojambi, dimaksudkan untuk membentuk kelompok komunitas (Criticall Mass) ke seantero dunia dari mereka-meraka yang peduli pada Candi Muarojambi dalam bentuk penggalian sejarahnya, arsiteknya, sebagai tujuan wisata, arkeoloi, ekonomi, budaya, politik, social, dan sebagainya,”katanya.

Dikatakan, The SOMT pada prinsipnya tidak berbuat apa-apa terhadap fisik keberadaan Candi Muarojambi. Berkaitan dengan fisik candi sepenuhnya wewenang Dinas Purbakala dan Dinas Pariwisata.

“Tujuan utama pembentukan the SOMT yang pertama bagaiamana Candi Muarojambi diakui UNISCO sebagai warisan dunia (world Herritage). Kemudian banyak turis baik domestik maupun asing yang datang mengunjungi Candi Muarojambi,”katanya. (Asenk Lee)




Tidak ada komentar: