Kamis, 04 Juni 2015

Bambang Hidayah: Pembangunan Embung Bisa Meredam Banjir Bandang


Jambi, MR-Pembangunan Embung di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari dapat menanggulangi banjir saat musim hujan. Pembangunan Embung itu juga dapat dimanfaatkan maksimal untuk mengairi persawahan dan kebutuhan air baku bagi warga sekitar embung. Kini pembangunan Embung masih ada dua di Tebo dan Muarabungo. Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI akan membangun Embung di sejumlah titik pada DAS Batanghari.

Hal tersebut dikemukakan Kepala   BWSS VI Bambang Hidayah kepada Media Regional saat berkunjung ke kantor Redaksi Media Regional di Perum Teguh Permai, Jambi, Jumat (28/5) sore.
Menurut Bambang Hidayah, bangunan Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung kelebihan air yang terjadi  pada musim hujan. Kemudian air itu untuk persediaan suatu desa di musim kering. 

Selama musim kering air akan dimanfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Di musim hujan Embung tidak beroperasi karena air di luar Embung tersedia cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan  penduduk. Oleh karena itu pada setiap akhir musim hujan sangat diharapkan kolam Embung dapat terisi penuh air sesuai rencana.


“Bangunan embung ini juga bisa menanggulangi banjir bandang saat musim hujan tima. Karena embung dapat menampung air hujan yang maksimal sebelum mengalir ke sungai. Pembangunan embung ini sangat prioritas guna menanggulangi banjir bandang yang kerap terjadi di DAS Batanghari Jambi,” ujar Bambang Hidayah.

Disebutkan, air embung juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan persawahan, air baku kebutuhan warga, juga bisa mengendalikan banjir saat musim hujan. Bangunan embung ini juga bisa dimanfaatkan untuk pertanian.

Master Plan Drainase

Dibidang lain Bambang Hidayah juga akan merancang master plan (rancangan induk) drainase (saluran air selokan) masing-masing daerah di Provinsi Jambi. Sehingga di beberapa kabupaten/kota sering terjadi banjir karena tidak berfungsinya drainase secara baik. Salah satu contoh buruk yakni Kota Jambi.

Menurut Bambang Hidayah, ribuan kilo meter drainase di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi belum memiliki master plan drainase yang baik.

Guna penanganan drainase perkotaan di beberapa daerah masih terkendala belum adanya master plan secara menyeluruh. Sehingga pembangunan infrastruktur drainase masih belum dapat menyelesaikan masalah banjir di daerah pemukiman secara tuntas.

“Kita harapkan pembuatan masterplan drainase di masing-masing kabupaten/kota se Provinsi Jambi sudah waktunya segera diwujudkan. Sebab dampak buruknya drainase, mengakibatkan timbulnya banjir di pemukiman penduduk setiap musim banjir tiba,”ujarnya.

Disebutkan, hampir disetiap kabupaten/kota belum memiliki drainase yang berbasis kelestarian lingkungan. Drainase di kabupaten/kota masih dibangun tanpa perencanaan yang matang.

“Masih banyak drainase dibangun tidak sesuai bestek. Pembangunan drainase ini harus mengacu pada kriteria PU Provinsi Jambi. Namun pembangunan itu harus memiliki masterplan dari masing-masing kabupaten/kota. Sementara pembangunannya dapat dilaksanakan PU Provinsi Jambi. Dalam waktu dekat kita akan melakukan rapat koordinasi membuat master plan draenase tersebut,”katanya.

Bambang Hidayah meminta agar dinas terkait di seluruh kabupaten/kota segera membuat master plan drainase tersebut. Sehingga selokan bisa menanggulangi banjir perkotaan jika musim hujan tiba.

Sementara pantauan Media Regional di Kota Jambi menunjukkan, pembangunan dan kondisi drainase di Kota Jambi masih ada ditemukan kondisinya buruk. Setiap hujan turun 30 menit saja, sudah terjadi genangan air dan sampah berserakan di badan jalan. Kondisi itu terdapat di Pasar Jambi, Mayang, Jelutung, Kambang dan Kecamatan Kotabaru atau jalan lintas Barat Kota Jambi.

Memasuki musim hujan tahun ini, banjir masih terjadi dipermukiman penduduk akibat draenase yang tidak baik. Bahkan pembangunan perumahan di Jambi cenderung mengabaikan pembangunan draenase secara baik dan terintegritas. (Lee)

Tidak ada komentar: