Jumat, 29 Mei 2015

Walikota Jambi Dituding Berpihak Kepada Kapitalis



Aktivis Lingkungan Peduli Pembangunan dan Lingkungan Jambi yang Digawangi Bung Febri Timoer S, Tajri Danur dan Amrizal Ali Munir, M Idris melakukan aksi unjukrasa di Depan Gedung DPRD Kota Jambi, bertepatan dengan Rapat Paripurna DPRD Kota Jambi Dalam Rangka HUT Kota Jambi Ke 69, Kamis 28 Mei 2015. FOTO DIMAS/MEDIA REGIONAL

JENDERAL NAGA BONAR FEBRI TIMOER: Aktivis Lingkungan Peduli Pembangunan dan Lingkungan Jambi yang Digawangi Bung Febri Timoer S, Tajri Danur dan Amrizal Ali Munir, M Idris melakukan aksi unjukrasa di Depan Gedung DPRD Kota Jambi, bertepatan dengan Rapat Paripurna DPRD Kota Jambi Dalam Rangka HUT Kota Jambi Ke 69, Kamis 28 Mei 2015. FOTO DIMAS/MEDIA REGIONAL


JAMBI, MR-Pemerintah Kota (Pemkot) dibawah kepemimpinan Walikota Jambi Sy Fasya lebih berpihak kepada kapitalis atau pengusaha menengah di Jambi. Para pengusaha golongan kecil atau pedagang kaki lima justru diabaikan. Selain itu, Sy Fasya juga disebut telah menyalahgunakan jabatan dalam pemberian izin sejumlah pembangunan pusat perbelanjaan modern di Jambi.

Hal tersebut terungkap saat orasi unjukrasa sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di depan Gedung DPRD Kota Jambi bertepatan dengan Rapat Paripurna DPRD Kota Jambi dalam rangka Hari Jadi Kota Jambi ke  614 Tanah Pilih Pusako Batuah dan HUT ke 69 Pemerintahan Kota Jambi, Kamis (28/5).

Orator lsm Febri Timoer S, Tajri Danur, Amrizal Ali Munir, M Idris dan lsm lainnya menyuarakan ketidak berpihakan Walikota Jambi terhadap pelaku UMKM dan PKL di Kota Jambi. Bahkan Walikota Jambi Sy Fasya dinilai lebih berpihak kepada kapitalis dalam investasi di Jambi.

“Misalnya soal pembangunan mall Lippo Plaza Matahari Jambi. Maal adalah representasi fisik dari berbagai paradoks kehidupan sosial ekonomi antara kaya dan si miskin. Mall adalah monumen dan simbol kesenjangan sosial ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat. Penyelengaraan dan pendirian pasar modern harusnya mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar tradisional, usaha kecil dan menengah yang ada diwilayah tersebut,” ujar Tajri Danur.


Menurutnya, pembangunan mall juga harus memperhatikan jarak pasar tradisional maupun pasar modern lainnya. Jarak terdekat dari pasar tradisional minimal 1000 meter. Menyediakan fasilitas dan tempat bagi usaha kecil dan menengah pada posisi yang sama-sama menguntungkan.

“Menyediakan fasilitas parkir kendaraan di dalam area bangunan. Hanya berlokasi pada akses sistem jaringan arteri atau kolektor. Kebijakan Walikota Jambi banyak mementingkan kapitalis atau pemodal dengan mengabaikan pedagang kecil. Misalnya dengan membanguna pasar tradisional untuk PKL,” katanya.

“Lihat faktanya. Pembangunan Lippo Plaza Matahari di Jalan Orang Kayo Itam, Talangbajar tanpa memiliki ijin IMB dan dokumen lingkungan dan telah mengantongi ijin prinsip dari Walikota Jambi Sy Fasya. Ini namanya balelo. Mari kita kerahkan dukungan untuk membongkar Plaza Lippo dengan hati nurani. Kita juga meminta praktisi hukum, lingkungan di Jambi untuk bersuaran terkait dengan maraknya ijin bodong sejumlah bangunan di Jambi,” ujar Tajri Danur.

Hal senada juga diutarakan Febri Timoer S. Menurut dia,  pembangunan  mall Lippo Plaza Matahari Jambi tak memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat di sekitarnya, termasuk PKL. Justru keberadaan mall tersebut membantu PKL atau UMKM di sekitarnya.

“Walikota Jambi kini telah membodoh-bodohi masyarakat. PKL di tutup. Namun investasi kapitalis terus merajalela. Ini jangan dibiarkan berlarut-larut. Dibidang lain, seperti infrastruktur drainase, jalan lingkungan masih banyak yang rusak. Kemudian penutupan lokalisasi hanya lips service yang dampaknya semakin maraknya praktik prostitusi terselubung di Kota Jambi,” tegas Febri Timoer.

Disebutkan, Walikota Jambi Sy Fasya juga dinilai gagal dalam membangun Pemerintahan Kota Jambi di usia ke 69 tahun ini. Walikota Jambi dinilai gagal karena melakukan pelanggaran perizina investasi di Jambi. 

“Kita sepakat untuk mendesak pihak terkait untuk mengurus izin Amdal pembangunan Lippo Plaza Matahari di Talang Banjir Kota Jambi. Persoalan rakyat belum menjadi prioritas Sy Fasya selama menjabat sebagai Walikota Jambi. Bahkan Walikota Jambi cenderung mementingkan kapitalis dengan slogan investasi,” katanya.

Baik Febri Timoer, maupun Tajri Danur, Amrizal Ali Munir dan M Idris sangat menyanyangkan Pemerintah Kota Jambi dengan memberikan “sarung” kepada seluruh pohon-pohon yang ada di pinggir jalan-jalan protokol di Kota Jambi. Pemberian “sarung” itu hanya gagah-gagahan, sementara masyarakat miskin di Jambi masih banyak yang membutuhkan perhatian, soal bantuan sandang dan pangan.

M Nasir Mengamuk

Sementara itu, unjukrasa yang dilakukan lsm tersebut juga berujung “naik pitamnya” Ketua DPRD Kota Jambi M Nasir. Bahkan M Nasir nyaris adu pukul dengan salah satu anggota aktivis Amrizal Ali Munir saat orasi di depan pintu gedung DPRD Kota Jambi Kamis 28 Mei 2015 sekitar pukul 13.30 WIB.

Peristiwa itu berlangsung usai sejumlah anggota LSM berhasil merangsek masuk ke teras Gedung DPRD dan berorasi soal kebijakan Pemerintah Kota Jambi soal dana pendidikan.

“Mana kebijakan Pemkot Jambi terhadap pendidikan. Anggaran untuk rehab ruang sekolah tidak ada. Tapi kalau untuk hura-hura dan seremonial anggarannya ada,” teriak Amrizal.

Mendengar orasi itu, M Nasir terpancing emosi dan mengarahkan pukulan ke arah Amrizal. “Siapo bilang kami dak nganggarkan untuk pendikan, sini kau..!” teriak M Nasir sembari mengangkat tangannya. Namun aksi saling pukul terhenti setelah petugas menghalau keduanya.

Pelaksanaan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Jambi dalam rangka HUT ke 614 Tanah Pilih Pusako Batuah dan Kota Jambi ke 69 yang dihadiri Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus tidak berjalan kondunsif akibat adanya aksi unjukrasa sekitar 30 aktivis. Unjukrasa awalnya berorasi di jalan raya depan komplek Balai Kota Jambi. Pendemo menyoroti sejumlah kinerja Walikota Jambi Syarif Fasha yang dinilai tak berpihak kepada publik.

Ketua DPRD Kota Jambi Bantah

Ketua DPRD Kota Jambi M Nasir membantah dibilang hendak memukul Amrizal Ali Munir saat berorasi. “Saya cuma menyesalkan saja sikap dia yang tidak beretika. Soalnya tadi ada Anggota DPR RI. Biarkan dia bicara dulu. Saya tidak mukul, siapa bilang saya mukul. Saya tahu kalau saya mukul itu tindak pidana,” ujar M Nasir.

Pantauan Media Regional menunjukkan, M Nasir tiba-tiba menyerang orator (Amrizal) dan hendak melayangkan pukulan. Namun Amrizal berhasil menangkis serangan M Nasir.

Sementara Amrizal Ali Munir menyesalkan sikap yang dilakukan Ketua DPRD Kota Jambi M Nasir terhadap dirinya. Sikap yang ditunjukkan M nasir adalah sikap “premanisme” yang tak layak dilakukan oleh sorang pejabat publik. “Dia seharusnya bersikap baik dan berdialog dengan LSM terkait dengan sejumlah persoalan di Kota Jambi ini. Ini justru sebaliknya,” katanya. (Lee). (EDISI CETAKNYA BACA MEDIA REGIONAL EDISI 91, SENIN 1 JUNI 2015)
ABANG ADIK: RADESMAN SARAGIH (SUARAPEMBARUAN) & ASENK LEE SARAGIH (KANAN).


Tidak ada komentar: