Selasa, 03 Maret 2015

7 Tim URC PT WKS Disebut Pelaku Pembunuhan Berencana

Jasad Indra Pelani (22), petani Desa Madras Kabupaten Tebo saat di RS Tebo. FT Harian Jambi

Polda Jambi Tangkap 7 Pelaku
Walhi Jambi Beberkan Krologis Pembunuhan

JAMBI-Tujuh petugas URC (unit reaksi cepat) PT. Wirakarya Sakti (APP Group) yang melakukan pengeroyokan dan pembunuhan terhadap Indra Pelani (22), petani Desa Madras Kabupaten Tebo, beberapa hari lalu, di lokasi PT WKS, terindikasi melakukan pembunuhan berencana. Kini ke tujuh pelaku telah diamankan Polda Jambi guna pemeriksaan lebih lanjut.

Tujuh pelaku pembunuhan itu yakni Jemi Hutabarat (28), Zaidan (18), M Ridho (24), Febrian (29), Deispa (28, Asmadi (33) dan, Ayatolah Khomeni (25). Kasus pembunuhan itu kini ditangani Polda Jambi. Ketujuh pelaku kini menjalani pemeriksaan di Mapolda Jambi, setelah diamankan Senin (2/3) malam pukul 21.30 WIB.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi , Musri Nauli didampingi Rudi Tim Investigasi Walhi Jambi kepada wartawan, Selasa (3/3) menyebutkan, tujuh petugas URC PT WKS Jambi diduga kuat melakukan pembunuhan berencana terhadap Indra Pelani (22) petani Desa Lubuk Madrasah Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo  pada hari Jum’at tanggal 27 Februari 2015 lalu.

Walhi Jambi juga meminta Polda Jambi untuk menindak tegas tujuh pelaku pembunuhan berencana tersebut. Musri Nauli juga sangat prihatin atas kejadian sadis dan biadab yang dilakukan oleh petugas keamanan perusahaan anak perusahaan Sinar Mas Gruop itu.


Walhi Jambi menilai dalam kasus ini dikategorikan pembunuhan berencana dan tidak ada toleransi dalam mengungkap kasus itu agar diselesaikan secara hukum dan benar-benar yang seadil-adilnya.
“Kasus ini merupakan pekerjaan rumah besar terhadap Kapolda Jambi dan Kapolres Tebo untuk bertanggungjawab dalam menuntaskan kasus ini dan motif pembunuhannya secara transparan kepada publik," kata Musri Nauli.

“Kasus ini merupakan bentuk kejahatan yang luar biasa dan kami Walhi Jambi minta Komnas HAM agar turun ke Jambi mengusut kasus itu. Kami juga meminta kepada perusahaan dapat memberikan mempertanggungjawabkannya ketujuh pelaku pembunuhan itu,” katanya.

Kemudian Musri Nauli juga menyatakan dalam kasus ini sudah pasti pembunuhan berencana karena dugaan kuat dalam kasus ini ditemukan fakta yang mengarah kepada unsur berencana.

Walhi Jambi yang menjadi pendamping kelompok Serikat Tani Tebo, termasuk juga bahwa korban Indra Pelani (22) warga Dusun Pelayang Tepat, Desa Lubuk Madrasah Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi sebagai koordinator untuk warga dalam menyelesaikan konflik lahan yang terjadi antara petani dengan PT WKS.

Korban Indra saat ditemukan mayatnya pasca dibunuh dan dibuang oleh ketujuh pelaku, saat ditemukan mengalami luka empat tusukan dibagian kepala dan disekujur tubuh luka sayatan senjata tajam.

Disebutkan, saat ditemukan korban dalam kondisi tangan dan kakinya diikat  pakai tali sedangkan mulut diikat pakai baju korban yang mana kepala korban Indra terbenam didalam rawa-rawa.

Pihak Walhi yang mendampingi warga membantah warga yang berjumlah 30 orang merusak atau membakar pos pasca kejadian di lokasi itu. Warga hanya mengamankan senjata tajam dari pos keamanan di distrik tersebut dan mengambil rekaman CCTV sebagai barang bukti dan sudah diserahkan ke Polres Tebo.

Walhi mencatat bahwa korban merupakan koordinator keamanan dari Serikat Tani  Tebo (STT) dan tokoh pemuda setempat. Perselisihan antara PT WKS tersebut dengan masyarakat masalah konflik lahan seluas 3.700 hektare dan di kelompok STT hanya 1.500 ha di Desa Lubuk Madrasah terdiri atas 300 KK dan yang sudah membuat rumah disana ada 100 KK disana dan sudah diakui menjadi RT disana sejak 2006.

Pada 2013 warga memberikan memandat kepada Walhi untuk menyelesaikan kasus ini dengan PT WKS untuk mengembalikan lahan seluas 1.500 ha itu diserahkan kepada warga atau petani.
Sementara itu Humas PT WKS, Taufik Qurochman, saat dikonfirmasi mengatakan yang melakukan penganiayaan tersebut adalah petugas keamanan yang bekerja untuk PT Manggala Cipta Persada (MCP) dan ditugaskan di wilayah PT WKS.

Kata Taufik, sejauh ini pihaknya belum mengetahui penyebab pengeroyokan tersebut dan  masih dilakukan investigasi oleh pihak berwajib. “Kami akan terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait, untuk bersama-sama menelusuri penyebab kejadian tersebut kemudian mencari solusi,” ujarnya.

Lebih lanjut Taufik mengatakan, pihaknya juga menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan kami telah mengirim tim khusus menemui keluarga korban untuk memberikan bantuan moril maupun materil.

PT WKS juga menyesalkan adanya kejadian tersebut dan siap bekerjasama dengan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini. “Kami juga mendesak PT MCP untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tim keamanan mereka dan melakukan tindakan yang diperlukan," kata Taufik.

Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah mengatakan, tujuh pelaku tersebut disebut menyerahkan diri pada Senin (2/3) malam pukul 21.30 WIB. Para pelaku pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia  di lokasi PT WKS Kabupaten Tebo, didampingi pengacaranya.

Kronologis Lengkap Pembunuhan

Sementara Tim WALHI Jambi Abdullah dan Dodi merilis kronologis lengkap pemukulan, pengeroyokan disertai pembunuhan Indra Pelani (22), petani di Lubuk Mandarsah Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Berikut kronologis yang dirilis Walhi Jambi tersebut. Pada hari Jum’at tanggal 27 Februari 2015, masyarakat anggota Kelompok Tani Sekato Jaya bersama dengan pendamping tidak diperbolehkan masuk oleh security (Zulkifli) dan URC (unit reaksi cepat) PT. Wirakarya Sakti (APP Group) yang jaga di pos kembar 803 dengan alasan harus ada izin dari perusahaan.

Pada saat bersama tersebut ada juga Ketua Kelompok Tani Sekato Jaya, M.Jais, saudara Dodi bersama dengan M.Jais mendatangkan pos security untuk meminta surat perintah dari perusahaan bahwa masyarakat tidak boleh masuk melewati pos security.

Pihak security juga tidak bisa menunjukan surat tersebut dan tetap tidak mau membuka portal. Akhirnya pihak security menyampaikan atau semacam anjuran apa bila mau masuk buka portal sendiri saja.

Ketua Kelompok Tani Sekato Jaya M.Jais membuka portal tersebut sehingga mobil mitsubhisi L300 pick up yang membawak peralatan masak dan sembako untuk syukuran/doa panen raya.

Pada Jumat itu tepatnya pukul 14.00 wib saudara Indra Pelani (korban) menjemput saudara Nick Karim (Tim WALHI Jambi) dengan menggunakan sepeda motor GL Pro di Simpang Niam yang baru saja datang dari Kota Jambi. 

Sekitar jam 16.03 wib Indra Pelani bersama Nick Karim sampai pada Pos Kembar Security di hentikan oleh Tim URC PT. Wirakarya Sakti sebanyak 2 (dua) orang. Lantas Tim URC bertanya terhadap korban dan Nick Karim “Mau Kemana”?

Dijawab oleh Nick Karim mau kedalam. Kemudian URC membentak Indra Pelani dengan ucapan “kau ini belagak nian!!!” (Kau ini sok banget). Lantas Indra Pelani menjawab “Apo Bang” (apa bang).

Pihak URC langsung memukul Indra Pelani dari belakang disusul dengan 5 (lima) orang Tim URC lainnya turut memukul korban. Nick Karim berusaha untuk melerai namun upaya itu tidak berhasil karena jumlah URC terlalu banyak.

Kemudian Nick Karim meminta kepada salah satu security yang berpakai dinas yang berada di pos untuk membantu menghentikan pemukulan terhadap korban. Namun tidak ditanggapi oleh pihak Security tersebut. 

Kemudian Nick Karim ditarik oleh bapak-bapak yang berada di dekat lokasi pos untuk menghindar dan mencari bantuan ke Desa Lubuk Mandarsah, Dusun Pelayang Tebat. 

Nick Karim tiba di dusun Pelayang Tebat sekitar pukul 16.28 wib meminta pertolongan kepada masyarakat bahwa Indra Pelani dipukuli oleh URC PT.Wirakarya Sakti. Mendengar berita tersebut masyarakat sekitar 30 orang langsung menuju ke lokasi pos kembar sekitar jam 16.30 wib.

Sesampai masyarakat di pos kembar, Indra Pelani tidak berada disana dan masyarakat langsung menanyakan kepada Zulkifli security yang ada di pos kembar. “Apakah benar Indra Pelani dikeroyok dan dibawa ke Districk 8?

Security tersebut menjawab “tidak tau, silahkan saja bertanya kepada anggota URC. Tim URC yang pada saat itu ada disamping pos security, pada saat masyarakat menanyakan kepada URC, tim URC tersebut sudah dilengkapi dengan senjata tajam berupa parang dan pisau.

Masyarakat tetap menanyakan keberadaan Indra Pelani. “Dimana posisi Indra Pelani? Tim URC menjawab “tidak tau, disini juga tidak terjadi apa-apa”. Akhirnya masyarakat bertanya kembali kepada Zulkifli yang berada di pos dan Zulkifli menjawab bahwa Indra Pelani sudah di bawak ke districk 8 menggunakan mobil patroli URC yang bermerek Ford. 

Karena kekesalan masyarakat terhadap security, masyarakat langsung mengusir security dan URC dari pos. Dilokasi pos masyarakat menemukan senjata tajam seperti parang dan pisau yang dipersiapkan oleh tim security dan URC. Setelah itu selesai masyarakat bubar dan kembali ke lahan.
Tim WALHI Jambi Abdullah dan Dodi yang berada dilokasi juga menelpon (jam 17.00) saudara Rudi dari WALHI Jambi yang sedang dalam perjalanan menuju ke Lubuk Mandarsah, untuk segera menghubungi pihak perusahaan meminta pertanggungjawab tentang keberadaan Indra Pelani dan kejadian pengroyokan/pemukulan. 

Rudi dari WALHI Jambi menghubung pihak perusahaan untuk melepaskan Indra Pelani dan harus bertanggungjawab tentang kejadian tersebut. 

Sekitar jam 19.00 wib masyarakat mencoba untuk menuju ke camp yang ada disekitar lokasi lahan masyarakat. Sesampai di camp, masyarakat menemui anggota URC dan Kepala URC bernama Kemas Afrizal untuk menanyakan keberadaan Indra Pelani.

Kemas Afrizal menyatakan “kami tidak tau apa-apa soal kejadian tersebut, kami tetap berada di camp (stand by)”. Dengan tidak saling curiga masyarakat kembali ke posko kelompok tani Sekato Jaya untuk berdiskusi dan makan malam.

Setelah selesai masyarakat kembali lagi ke camp dan di camp tidak ada satupun URC yang berada di camp tersebut. Masyarakat tetap standby dilokasi sambil menunggu berita soal keberadaan Indra Pelani.

Sejak berita tersebut didapat oleh Rudi, selalu berkomunikasi kepada perusahaan untuk memastikan keberadaan Indra Pelani (korban) dan harus bertanggungjawab. Pimpinan perusahaan PT. Wirakarya Sakti yang dihubungi Slamet Irianto, Kurniawan dan pimpinan lainnya menjawab jam 20.00 wib tim mereka lagi berusahan mencari keberadaan korban yang sampai saat sekarang tidak tau dimana posisi URC yang membawa Indra Pelani.

Akiet, Kepala security PT.WKS, yang ditemu Rudi di lokasi pos kembar pukul 21.30 wib juga tidak tau dimana posisi korban dan posisi URC yang membawak korban. “Mereka lagi dalam pencarian kita dan sekarang kita tetap lagi mencari. Komunikasi tersebut terus dilakukan terhadap perusahaan sampai pagi,” ujar Akiet.

Sekitar pukul 22.00 wib, Nick Karim teman korban pada saat kejadian datang ke lokasi lahan masyarakat dan menceritakan kronologis kejadian tersebut kepada masyarakat. Pada saat itu juga pihak kepolisian dari intel Polres Tebo datang untuk menanyakan soal kejadian tersebut dan Nick Karim menceritakannya.

Sekitar jam 01.00 wib (malam) tanggal 28 Februari 2015, Waka Polres Tebo, Kapolsek Tebo Ilir, Kapolsek Tengah Ilir, Kasat Reserse Polres dan anggota datang ke lokasi lahan masyarakat untuk berdiskusi. 

Kedatangan pihak kepolisian untuk memastikan bahwa kejadian ini sudah ditangani secara hukum oleh kepolisian. Jadi meminta kepada masyarakat untuk tenang dan bersabar. Juga meminta teman Indra Pelani waktu kejadian saudara Nick Karim untuk bisa datang ke polsek untuk membuat laporan polisi. Proses membuat laporan polisi tersebut dilakukan di Polsek Tengah Ilir.

Pada tanggal 28 Februari 2015 sekitar jam 09.00 wib kepala security (Akiet) PT. Wirakarya Sakti menelpon Rudi mengabarkan bahwa Indra Pelani (korban) sudah ditemukan sekitar 7 Km dari lokasi camp districk 8 dengan keadaan tidak bernyawa dan sekarang dalam proses evakuasi dari pihak kepolisian. 

Kemudian Rudi menelpon Kasat Reserse Polres Tebo, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ridwan Hutagaol untuk memastikan berita tersebut. 

AKP Ridwan menyebutkan memang sudah ditemukan korban dengan ciri-ciri rambut keriting, memakain celana pendek dengan keadaan luka memar diseluruh tubuh, bekas sayatan diseluruh tubuh, tanda tusukan benda tajam, benda tumpul dengan keadaan mulut ditutup menggunakan baju, tangan dan kaki diikat, sekarang jenazah dibawa ke Rumah Sakit Tebo untuk dilakukan visum dan otopsi. 

Setelah mendapatkan informasi dari (AKP) Ridwan Hutagaol, Rudi langsung menuju ke rumah sakit untuk memastikan korban yang ditemukan. Sesampai di rumah sakit langsung melihat korban dan benar adalah saudara Indra Pelani (korban).(*/lee)


Tidak ada komentar: