Rabu, 11 Februari 2015

Etnis Tionghoa di Jambi Mayoritas Hokkian



TERBESAR: Kelenteng Siau San Teng yang terletak di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi. ROSENMAN MANIHURUK/HARIAN JAMBI

MENELUSURI SUKU TIONGHOA DI JAMBI

Masyarakat Jambi etnis Tionghoa di Jambi paling banyak Tionghoa Hokkian karena terdiri dari lima bagian suku yakni suku Angke (Angkoi), Lamoa, Tang Ciok, Un Ling dan Hok Pho Chien. Berbagai tradisi dan kepercayaan suku Hokkian ini banyak dilaksanakan di Jambi.

R MANIHURUK, Jambi

Pengurus Yayasan Teo Chew (Suku Hokkin), Joni Attan mengatakan, suku Hokkian paling banyak penyebarannya di Jambi. Suku ini terdiri dari lima suku lagi (bagian) yang masih tergabung dalam satu daerah.

“Maka suku inilah yang paling banyak di Jambi. Salah satu penyebab banyaknya jumlah warga yang memiliki suku Hokkian, karena Hokkian juga merupakan nama provinsi di negara China,” ujarnya.

Joni mencontohkan, warga yang tinggal di Tebo dan Bungo itu juga termasuk warga Provinsi Jambi. Maka, begitu jugalah dengan suku Hokkian yang juga terdiri dari beberapa suku di dalamnya. Tetapi mereka tetap bagian dari suku Hokkian.


Disebutkan, Suku Teo Chew merupakan jumlah penduduk terbanyak kedua yang ada di Jambi. Ketiga adalah suku Ke, dilanjutkan dengan suku Kwan Gu dan terakhir adalah suku Haiman.

Masing-masing suku memiliki yayasan dan kegiatan sendiri. Kegiatan mereka selalu diikuti atas nama suku sehingga hanya terbatas pada orang-orang tertentu. “Hal ini karena kita sudah memiliki yayasan masing-masing, kegiatan masing-masing sehingga sudah terkotak-kotak,” ujarnya.

Hal serupa juga dikatakan Abu, pengurus Yayasan Teo Chew. Menurut Abu, Hokkian di Jambi tetap satu, yaitu tergabung dalam keturunan Tionghoa yang tinggal dan menetap di Jambi dan tetap menghargai budaya Jambi.

Dikatakan, suku Kwan Gu yang tidak memiliki yayasan sendiri. Semua kegiatan mereka tergabung dengan Yayasan Dharmabakti yang menerima semua suku, ras dan agama dalam setiap kegiatan mereka.

“Saat ini di Jambi ada sepuluh suku yang tersebar di Jambi, diantaranya suku yakni suku Angke (Angkoi), Lamoa, Tang Ciok, Un Ling dan Hok Pho Chien. Masing-masing suku ini memiliki tradisi dan kepercayaan tersendiri. Mulai dari makanan khas, kebiasaan hingga pantangan tersendiri,” katanya.

Pada hari kesembilan setelah memasuki Tahun Baru Imlek, bagi suku Hokkian, mereka akan melakukan sembayang tengah malam. Dilakukan di halaman rumah sambil membakar garu dan kertas sembayang. 

“Kebiasaan ini merupakan tradisi Hokkian. Di luar suku tersebut tidak melakukan sembayang ini. Meskipun banyak perbedaan, kami tetap tergabung dalam warga Tionghoa di Jambi,” ujar Abu.

Meskipun tetap melaksanakan tradisi dan kebiasaan masing-masing, tetapi tidak melupakan kebudayaan Jambi dengan mempelajari budaya dan ikut serta dalam setiap kegiatan yang digelar. “Kita tetap satu. Meskipun banyak perbedaan, itu tidak menjadi permasalahan,” ujarnya. (*/lee)



Tidak ada komentar: