Rabu, 12 November 2014

Musim Hujan, Kasus DBD di Kota Jambi Kembali Meningkat

Salah satu Pasien DBD Tengah dirawat intensif di RS DKT Jambi. Foto Rosenman Manihuruk

Dinkes Kota Jambi Didesak Lakukan Fogging

Kalangan DPRD Kota Jambi mendesak jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi segera melakukan fogging atau pengasapan di sekolah–sekolah dan permukiman penduduk untuk mengendalikan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota itu. Selain itu pihak Dinkes Kota Jambi juga diminta segera membagikan bubuk abate kepada warga untuk membasmi jentik-jentik nyamuk di bak-bak air sekolah dan rumah warga.

R MANIHURUK, Jambi

Ketua Komisi IV (bidang kesejahteraan rakyat) DPRD Kota Jambi, Abdullah Thoyib kepada wartawan di Kota Jambi, Selasa (11/11) mengatakan, kasus DBD di Kota Jambi beberapa pekan terakhir cenderung meningkat menyusul perubahan musim kemarau ke musim hujan. Peningkatan kasus DBD di kota itu juga dipengaruhi berkurangnya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), baik itu melalui fogging maupun pemberian bubuk abate di bak-bak kamar mandi.

“Kami sudah mendapat laporan meningkatnya kasus DBD di Kota Jambi dua pekan ini. Kemudian warga juga mengeluh tentang kurangnya kegiatan PSN yang dilakukan Dinkes Kota Jambi melalui fogging dan pembagian bubuk abatie untuk mebunuh jentik – jentik nyamuk. Kami akan segera memanggil Kepala Dinkes Kota Jambi terkait peningkatan kasus DBD ini,”katanya.


Sementara itu pantauan Harian Jambi di Rumah Sakit Bratanata Unang (Rumah Sakit Tentara) Kota Jambi, Selasa (11/11), jumlah pasien yang menderita DBD mencapai belasan orang. Ruang perawatan anak di rumah sakit tersebut dipenuhi pasien DBD. Sebagian besar pasien DBD tersebut anak-anak sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Para penderita DBD tersebut diduga terkena gigitan nyamuk aedes aegypti atau nyamuk penyebab DBD di sekolah-sekolah.

“Anak saya mengaku terkena gigitan nyamuk penyebab DBD di sekolahnya, SMP Negeri 14 Kota Jambi. Nyamuk penyebab DBD tersebut banyak di sekolah karena bak kamar mandi atau toilet sekolah tidak pernah dikuras.  Di kamar mandi sekolah anak saya juga banyak nyamuk,”kata J Purba (55), orangtua seorang pasien DBD di RS Bratanata Unang Kota Jambi.

Menurut J Purba, anaknya diketahui terkena DBD sejak Jumat lalu dan sempat dirawat di RS Siloam Jambi. Namun kini J Purba memindahkan anaknya dari RS Siloam Jambi ke di RS RS Bratanata Unang Kota Jambi karena pelayanan RS Siloam Jambi kurang memuaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Kaswendi membenarkan peningkatan kasus DBD di Jambi, termasuk di Kota Jambi. Penderita DBD di Kota Jambi hingga November 2014 mencapai 300 orang dan tiga orang penderita DBD tersebut meninggal dunia.

Menurut Kaswendi, Dinkes Provinsi Jambi mengimbau warga masyarakat Jambi, khususnya di Kota Jambi meningkatkan PSN untuk mengendalikan wabah DBD di daerah itu. PSN tersebut dinilai penting karena pada saat memasuki musim hujan November ini, wabah DBD cenderung meningkat. Jajaran dinas kesehatam di Kota Jambi dan kabupaten juga diharapkan meningkatkan fogging di lingkungan sekolah dan permukiman warga serta meningkatkan pemberian bubuk abate (pembasmi jentik nyamuk) kepada warga. (*/lee)

Tidak ada komentar: