Kamis, 30 Oktober 2014

Kejamnya Ibu Tiri, Ela Menderita Busung Lapar, Hingga Akhirnya Meninggal Dunia


Ela Jarang Diberi Makan Nasi

Kekerasan seorang ibu terhadap anak seharusnya sudah tak jamannya lagi. Namun kekerasan dengan tak memberikan makan anak dan menelantarkannya sungguh perbuatan tak manusiawi. Kasih seorang ibu terhadap anaknya harusnya sepanjang masa. Namun hal itu tak berlaku bagi seorang ibu ini yang tega menyiksa anak tirinya dengan tak memberikan makan hingga akhirnya meninggal dunia.

Seorang anak bernama Ela Hartati (17), warga RT 18, Sekernan, Kabupaten Muarojambi diduga menjadi korban kekerasan oleh ibu angkatnya berinisial HRT.

Gadis berusia 17 tahun itu, kabarnya, disiksa oleh HRT, dari setahun lalu. Kini, korban terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Kabupaten Muarojambi Ahmad Rifin. Sejak seminggu belakangan ini atau tepatnya Jumat pagi pekan lalu.

Waktu itu, korban dijemput ayah kandungnya Safaruddin. Kemudian di bawa kerumah sakit, yang mana saat itu, HRT tak ada dirumahnya.

“Saya tak tahu persis selama ini dia disiksa. Malah setelah kejadian ini saya tahu barulah Ela bercerita jika dia kerap disiksa oleh HRT,” bebernya.


Tampak korban masih dalam kondisi terbaring di tempat perawatan di ruang penyakit dalam. Korban ditunggui ayah kandungnya Safaruddin beserta keluarganya.

Menurut keterangan Nita, salah satu orang terdekat dari keluarga tersebut, korban  ialah anak angkat yang sengaja diangkat sejak berusia 2 tahun. Saat itu menjadi anak angkat  almarhum Sulaiman beserta isterinya  HRT itu. 

Almarhum Sulaiman adalah adik kandung dari Safaruddin atau ayah kandung Ela.
Safaruddin, saat ditanyai Harian Jambi terkait penyiksaan Ela, membenarkan hal itu.
Memang Ela, sepertinya menjadi korban penyiksaan oleh ibu angkatnya sendiri. Hingga menyebabkan Ela tak mampu berbicara.

Dikatakan pula, bahwa perlakuan itu betul-betul membuat mental dan pergaulan anak itu terganggu. Wajar saja, HRT selain menyiksa korban. Ela juga acapkali tak dikasih makan oleh ibu angkatnya itu.
Bahkan tetangga sekitar yang kerap memberikan makan si korban. Tambah Nita, bahwa ibu angkatnya itu jarang memberi makan.

“Iya, setahu saya dia jarang dikasih makan oleh ibu angkatnya itu. Soal pemukulan ndak tahu persis. Soalnya si anak, kesehariannya sering dirumah. Bukan hanya itu, kata anak-anak tetangga, kadang pergi kesekolah, tak bawa uang sepeserpun. Ibu nya juga sering meninggalkannya dalam keadaan sendiri dirumah," sebut Nita.

Selain ayah, kerabat dekat, di ruang yang ditunggu, tampak Ela juga dikunjungi oleh para tetangganya. “Ela ini anak angkat HRT yang diduga melakukan penyiksaan itu,” ujarnya.

Ia pun bercerita panjang lebar hal yang diketahuinya dari Ela. Menurutnya, Ela sudah lama diambil sebagai Anak oleh HRT dan almarhum suaminya.

Saat pertama diambil anak, Ela tampak bahagia, namun sejak beberapa tahun lalu, ayah angkatnya meninggal dunia.

Setelah itu, tambahnya, bahwa Ela kerap menangis, dia juga menjadi murung, hingga kurang perhatian, baik pangan maupun perlengkapan lainnya.

“Padahal kami dengar dia nangis. Ela jugo kurus. Tapi memang kenyataannya, sering tetangga yang memberi makan kepada dia. Dari bentuk tubuhnya yang kurus kita tahu dia jarang dikasih makan. Dia jarang dikasih jajan saat sekolah. Selama ini, hanya temannya saja yang merasa kasihan,” katanya.
Terungkapnya kasus dugaan penyiksaan itu, setelah para tetangga Ela tak tega lagi melihatnya dalam keadaan sakit. Kemudian, berinisiatif untuk mencari tahu, dan menelpon ayah kandung Ela.

Kini dengan kondisi yang tak diharapkan, Safaruddin, terlihat  hanya pasrah, sambil menunggu anaknya itu sembuh dari sakitnya. Meski tidak bisa berbicara, dia selalu berkomunikasi dengan ayahnya menggunakan tulisan di telepon genggam.

Terpisah, Kapolres Muarojambi, AKBP Ayi Supardan mengatakan, bahwa belum tahu persis persoalan itu, dan belum mengetahuinya.

Namun, dia berjanji akan turun menyelidiki kasus tersebut. “Ya kalau memang ada indikasi ke sana (penganiayaan) kita akan lihat nanti. Kita segera turun menjenguk korban,"ujarnya.

Diungkapnya bahwa saat ini, pihak polisi belum bisa mengambil tindakan. “Kita kan baru tahu sekarang. Ya kita tengok. Saya suruh polwan ke sana," cetusnya.

Tidak hanya menurunkan personil saja. Dia juga akan berkoordinasi dengan pihak sosial lain. “Biasanya kalau anak seperti itu kasusnya, tingkat troumanya cukup berat. Coba saya koordinasi dengan pihak sosial,"tutupnya. 

Ela Hembuskan Nafas Terakhir

Ela Nursati, Kamis (30/10) subuh menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Mat Rifin, Kabupaten Muarojambi.

Ela meninggal dihadapan keluarga dan ayah kandungnya Safarudin. Ela warga  RT 8 Desa Sekernan, Muarojambi, sempat dirawat medis selama satu minggu, sejak Jumat pekan lalu.  

Meninggalnya Ela langsung disikapi polisi. Polisi langsung bergerak menangkap HT berdasarkan laporkan paman. Dari keterangan polisi, penangkapan HT sempat diwarnai ketegangan, sebab, pihak keluarga HT tidak terima saat HT diringkus.

“Sempat terjadi ketegangan. Keluarga HT tidak menerima dia ditangkap,"ujar Kapolres Muarojambi, AKBP Ayi Supardan melalui Kasat Reskrim, AKP Mochamad Fajar Gumilang Kamis sore.

Fajar juga menerangkan kronologis penangkapan. Saat itu, korban sudah dikebumikan, ibu angkat korban HT yang saat itu berada di rumahnya, lansung diringkus.

“Warga setempat hampir saja mengamuk saat melihat HT. Warga ternyata juga gerah dengan aksi kekerasan yang diduga dilakukan HT. Untunglah, kita bertindak cepat dan membawa HT ke Polres untuk proses," terang Fajar. 

Disebutkan, sementara ini, HT masih diperiksa. Untuk tindaklanjut, polisi masih mengumpulkan bukti dan beberapa saksi. Namun, jika dari penyelidikan awal, HT terbukti melakukan penganiayaan, HT bisa dikenakan beberapa pasal.

“Nanti kita lihat. Bisa saja HT dijerat dengan pasal penganiayaan dan Undang-undang perlindungan anak," kata Fajar. Sebelumnya sempat diberitakan, Ela merupakan korban dugaan penganiayaan dan anak terlantar yang dilakukan oleh ibu angkatnya HT.

Keterangan tetangga korban, penganiayaan terhadap Ela ini sudah berlansung 4 tahun lalu. Bahkan, kondisi fisik Ela yang terlihat kurus seperti busung lapar, menguatkan keterangan tetangga korban jika Ela jarang diberi makan oleh ibu angkatnya itu. Ela malah sering diberi makan oleh tetangganya. Kamis dinihari, gadis malang itupun dipanggil Tuhan guna meninggalkan dunia fana ini.

Ayah Korban Minta HT Dihukum Berat

Ketegangan tidak saja terjadi saat penangkapan HT di Desa Sekernan saja. Ketegangan ini, malah juga merembet ke Polres Muarojambi.

Pasalnya saat HT dibawa ke Polres oleh polisi, dia juga dijenguk oleh pihak keluarga. Kondisi saat itu masih aman. HT yang diperiksa di ruangan Reskrim, juga tidak ada gangguan, bahkan, keluarga HT setia menunggu di luar ruangan.

Namun, beberapa menit berlalu, tiba-tiba ayah Ela datang bersama puluhan teman sejawat Ela, serta beberapa tetangga korban.

Mulailah, para tetangga korban ini berceloteh mengutuk tindakan HT terhadap anak angkatnya itu.
Semua yang datang, juga mengaku bersedia menjadi saksi dan memberikan keterangan terkait kelakuan HT saat Ela masih hidup.

“Kami semua siap jadi saksi. Apa yang ditanyakan, biar kami jawab,"ujar seorang ibu tetangga korban.
Ibu itupun menguatkan, jika dirinya sering memberi makan Ela saat Ela didera lapar.

“Pernah dia di kurung di rumah. Bahkan, tadi maaf, saat dimandikan ada ditemukan beberapa luka lebam. Ada juga cairan kental yang terus keluar dari mulut Almarhum,"ucapnya.

Bahkan, Ela juga sempat mengaku jika dia di siksa oleh HT kepada ayah kandungnya, Safarudin. Safarudin yang juga hadir di situ, tampak masih murung. Sesekali, dia terlihat menarik nafas dalam, dan seperti tersedak menahan kesedihan.

“Dua minggu lalu saya jemput anak saya di rumah Ibu angkatnya. Saya selama ini diam saja. Tapi sekarang tidak,"ucapnya.

“Saat saya jemput, Ela terus menangis. Dia bercerita pada saya kalau dia terus di siksa bunda (panggilan Ela untuk HT) di rumahnya,"terusnya.

Lalu, mengapa selama ini, Ela tidak pulang saja ke rumah orang tua kandungnya di Rengas Bandung? Safarudin juga tidak mengerti. Dia menduga, Ela diancam.

“Saya baru tahu setelah tetangganya nelpon saya. Dia beritahu Ela sakit. Sempat kami bawa kerumah, namun karena kondisinya yang lemah, maka kami bawa ke rumah sakit,"tukasnya.

Sayangnya, takdir bertindak lain. Ela yang diharapkan terus bernafas oleh teman dan keluarganya, kini tidak lagi bisa bergerak. Dia meninggal dunia, meninggalkan kenangan kelam yang sukar untuk dilupakan semuanya.




“Saya minta tegakkan hukum untuk anak saya. Hukum yang bersalah. Jika bundanya yang bersalah, saya minta dia dihukum sesuai kelakuannya yang mengakibatkan anak saya meninggal,"tandasnya. (*/lee)

Tidak ada komentar: