Selasa, 28 Oktober 2014

Jangan Jadikan Job Fair Lips Service Semata

LSM Jambi Unjukrasa di Jakarta

Diklaim Mengurangi pengangguran

JAMBI- Gerakan Penanggulangan Pengangguran (GPP) dan Pameran Kesempatan Kerja (Job Fair) Provinsi Jambi Tahun 2014 yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi jangan hanya akal-akalan semata. Pencari kerja di Jambi butuh fakta lapangan pekerjaan, bukan hanya pameran lowongan yang hasilnya hanya lips service.

Seorang aktifis di Jambi, Hasan kepada Harian Jambi, Senin (27/10) mengatakan, selama ini pemerintah daerah hanya mampu mengadakan pameran lowongan kerja yang hasilnya hanya seremoni belaka. Sementara pencari kerja butuh lapangan pekerjaan atau modal usaha mandiri.

“Pemerintah Provinsi Jambi harus memacu pencari kerja untuk pelaku usaha mandiri. Berikan pelatihan dan berikan bantuan permodalan yang syaratnya mudah. Jangan hanya membuat acara seremoni tapi hasilnya tidak signifikan. Jadikan pencari kerja itu jadi pelaku usaha yang mandiri, baru pemerintah itu berhasil mengentaskan pengangguran,” katanya.


Sementara sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran di Provinsi Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggelar Gerakan Penanggulangan Pengangguran (GPP) dan Pameran Kesempatan Kerja (Job Fair) Provinsi Jambi Tahun 2014, yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Jambi, H.Hasan Basri Agus (HBA), bertempat di halaman Museum Siginjai, Telanaipura, Kota Jambi, Jumat (24/10) siang.

HBA menyatakan, job fair ini merupakan salah satu cara untuk memudahkan para angkatan kerja yang belum bekerja untuk mendapatkan informasi tentang lapangan kerja, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Menurut HBA, salah satu masalah yang dihadapi Provinsi Jambi adalah masih relatif tingginya jumlah pengangguran, meskipun mengalami trend penurunan pada setahun terakhir. “Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, jumlah pengangguran di Provinsi Jambi bulan Februari tahun 2014 adalah 2,5%, dengan jumlah 39.300 orang," ujar HBA.

HBA menuturkan, 51,31% dari pekerja adalah tamatan SD kebawah, 19,25% jenjang pendidikannya SMP, 14,59% tamat SMA, dan 7,75% tamat diploma dan sarjana.

Selanjutnya, HBA menjelaskan, Pemprov Jambi dan seluruh pemangku kepentingan berusaha untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang terampil melalui pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal dan revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK), serta merencanakan kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan perguruan tinggi di Jambi untuk menumbuhkan usahawan baru.

HBA juga menyatakan, Pemprov Jambi berupaya untuk meningkatkan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan dan tidak menambah jumlah Sekolah Menengah Umum, sampai dengan persentase 70 - 30, 70% SMK dan 30% sekolah menengah umum.

Selain itu, HBA mengemukakan bahwa Pemprov Jambi telah melakukan pengiriman 30 orang tenaga kerja per tahun ke luar negeri, yakni ke Jepang, yang diselenggarakan melalui tes dan seleksi yang ketat, dimana konsultan dari Jepang juga ikut serta dalam rekrutmen tenaga kerja tersebut.

HBA meminta para pengusaha di Provinsi Jambi untuk memprioritaskan tenaga lokal dalam rekrutmen tenaga kerja perusahaannya, sepanjang kualifikasi tenaga kerja lokal memadai. “Tolong prioritaskan tenaga kerja lokal," sebut HBA.

Selanjutnya, gubernur membuka job fair yang ditandai dengan pengguntingan pita, serta meninjau stan-stan job fair tersebut.

Sementara Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja (Penta) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Rena Usman yang disampaikan oleh Direktur Pengembangan Pasar Kerja Tri Retno Isnaningsih, SH, M.Si, dinyatakan, Jumlah pengangguran se Indonesia (Februari 2014) 7,15 juta jiwa atau 5,7%.

Tri Retno mengatakan, tahun 2013, peringkat Indeks Pembangunan Manusia Indonesia menurut UNDP menempati posisi 121 dari 187 negara, dan Indeks Daya Saing menurut World Economic Forum menempati peringkat 38 dari 148 negara.

Tri Retno menekankan, karena jumlah lapangan kerja di sektor formal sangat terbatas, maka pengembangan program-program kewirausahaan dengan melakukan fasilitasi, pelatihan, dan bantuan permodalan sangat penting dilaksanakan.

Selain itu, Tri Retno mengharapkan agar job fair ini ditindaklanjuti, termasuk alokasi anggaran untuk job fair dan pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi, H.M.Dianto, dalam laporannya menyampaikan, tujuan pameran tenaga kerja ini adalah untuk resapan kerja guna mengurangi jumlah pengangguran.

M.Dianto mengemukakan bahwa job fair yang dilaksanakan bekerjasama dengan Kementerian Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI ini gratis, tidak dipungut biaya apapun kepada para pencari kerja.
Dikatakan M.Dianto, job fair yang diselenggarakan selama 2 hari, 24 sampai 25 Oktober 2014 ini diikuti oleh 43 perusahaan, dengan lowongan kerja untuk 1.185 orang atau 208 jabatan.

Selain itu, lanjut M.Dianto, 35 UKM binaan Pemprov Jambi juga turut serta dalam acara ini. Dalam acara ini juga diselenggarakan talkshow, dengan narasumber dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. (lee)

Tidak ada komentar: