Kamis, 02 Oktober 2014

BI dan TPID Bahas Inflasi Kota Jambi

Sumber BI Jambi

Kabut Asap Berdampak pada Suplai Kebutuhan Pokok

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Jambi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan rapat tim teknis yang mengambi, Tema “Review Inflasi Agustus 2014 serta Strategi Menghadapi Tekanan Inflasi akibat Kenaikan Harga LPG dan Rencana Kenaikan Harga BBM Bersubsidi” yang berlangsung di BI Jambi, Selasa (30/9).

R MANIHURUK, Jambi

Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Ihsan W Prabawa, Selasa (30/9) mengatakan, rapat tim teknis itu membahas percepatan penyusunan peta surplus/defisit oleh Disperindag dan disupervisi Bappeda serta BI.

Kemudian terkait kenaiakan harga LPG, Pemkot Jambi akan bekerjasama dengan Pertamina untuk mempublikasikan HET LPG serta daftar pangkalan LPG di Kota Jambi, pemantauan ketersediaan kuota raskin 2014 serta langkah antisipatif apabila kouta raskin tidak ditambah.

Selanjutnya penyusunan kajian program unggulan TPID Kota Jambi oleh Bappeda Kota Jambi, kajian Bappeda terkait dasar hukum pemberian subsidi komoditas dalam kegiatan pasar murah, bekerjasama dengan Pertamina dan Kepolisian memantau distribusi BBM bersubsidi untuk mencegah penimbunan.

Disebutkan, inflasi yang terjadi pada bulan Agustus seperti inflasi Kota Jambi: 0,16 (mtm); 3,36 (yoy); 3,03 (ytd), inflasi Kota Bungo: 0,44 (mtm); 3,50 (yoy); 2,95 (ytd) serta inflasi nasional : 0,47 (mtm); 3,99 (yoy); 3,42 (ytd).

Dikatakan, penyebab inflasi/deflasi Kota Jambi pada kelompok volatile food: mengalami deflasi -1,27% (mtm); -2,47%(yoy); 2,36%(ytd) disebabkan adanya koreksi harga cukup besar pada tomat buah, bayam, kangkung, daun singkong, jengkol, kacang panjang, kerang, udang basah dan daging sapi. Permintaan yang kembali normal paska lebaran  menyebabkan harga komoditas tersebut mengalami koreksi.

Kemudian pada kelompok inti: mengalami inflasi 0,43 (mtm); 4,23%(yoy); 2,60%(ytd).Tekanan inflasi tersebut utamanya disumbangkan oleh jasa tukang bukan mandor dan biaya sekolah menengah atas sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru sekolah. Namun demikian, laju inflasi kelompok inti tersebut tertahan oleh turunnya harga emas perhiasan seiring dengan meredanya permintaan paska lebaran.


Selanjutnya pada kelompok administered price: mengalami inflasi 1,20 (mtm); 6,30% (yoy); 3,72 (ytd). Inflasi kelompok ini utamanya disumbangkan oleh tarif listrik sejalan dengan keputusan Pemerintah untuk menaikkan Tarif Tenaga Listrik (TTL) golongan Rumah Tangga dan Industri per 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal 1 Juli 2014. Selain itu, kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan meningkatknya permintaan pada saat arus balik lebaran turut memberikan tekanan inflasi pada kelompok administered price.

Sedangkan target inflasi 2014  4,5 ± 1 % dan proyeksi Bank Indonesia Jambi, inflasi Kota Jambi di akhir tahun 2014 berada pada kisaran 4,85–5,35. Laju inflasi kota Jambi (yoy) pada bulan Juli mulai turun ke level rendah karena faktor penghitungan base (sudah hilangnya dampak kenaikan BBM Juni 2013).

Faktor risiko yang dapat mempengaruhi inflasi yakni musim kemarau dan kekeringan sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Bencana kabut asap menganggu jalur distribusi supply terganggu.

Kemudian kenaikan TTL setiap 2 bulan per 1 Juli 2014. Dampak langsung kenaikan TTL di Kota Jambi diperkirakan berada pada kisaran 0,13%-0,35% (untuk setiap event kenaikan), sehingga kumulatif dampak langsung kenaikan TTL di Kota Jambi sampai akhir tahun 2014 berada kisaran 0,39%-1,05%.

Sementara dampak tidak langsung kenaikan TTL di Kota Jambi diperkirakan berada pada range 0,09%-0,12% (untuk setiap event kenaikan). Kumulatif sampai akhir tahun berada pada range 0,27% - 0,36%.

Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi untuk mengurangi defisit APBN juga berdampak  langsung= bobot x kenaikan; dampak tidak langsung harga barang/jasa naik. Pembatasan kuota penjualan berpotensi meningkatkan tarif angkutan dan biaya lainnya.

Disebutkan, menurunnya ekspektasi inflasi masyarakat berdasarkan Survei Konsumen di Sumatera dan nasional memberikan kontribusi terhadap stabilnya inflasi inti.

Rekomendasi kebijakan atau langkah-langkah untuk mendukung pengendalian inflasi Kota Jambi di antaranya percepatan penyusunan peta surplus/defisit, meningkatkan kerjasama dengan daerah lain yang mengalami surplus pangan untuk mencukupi pasokan, mitigasi dampak rencana kenaikan BBM bersubsidi.

Kemudian antisipasi kemarau panjang dengan meningkatkan pendampingan kepada petani serta dukungan penyediaan saprodi (benih, pupuk, pompa, dll) dan optimalisasi Sekolah Lapang Iklim, penanganan bencana kabut asap dengan segera untuk mencegah terganggunya aktivitas perekonomian di Kota Jambi.

Menurut pihak Disperindag Kota Jambi yang disampaikan Evridal, mengenai Peta Surplus Defisit (PSD), pihaknya akan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam menyusun Neraca Surplus Defisit, menentukan bersama langkah-langkah yang perlu dilakukan, pelaksanaan: Tahun 2015 sesuai anggaran yang telah disetujui. Kemudian Disperindag melakukan tugas rutin pemantauan sembako, harga masih dianggap normal.

Kemudian Kepala (BKP) Badan Ketahanan Pangan Kota Jambi Damiri mengatakan, untuk mengisi data surplus defisit sesuai dengan data yang sudah ada terlebih dahulu sembari menunggu pelaksanaan tahun 2015.

Sedangkan Meily dari BI Jambi mengatakan, terkait perbedaan dalam sumber data peta surplus defisit, pihaknya menunggu dari Pokjanas TPID terkait standarisasi format peta surplus defisit (sumber data, satuan dll).

Kemudian untuk mengisi data surplus defisit sesuai TPID  di daerah lain yang sudah menyusunnya, Peta Surplus Defisit (lanjutan). Namun Marpaung dari BPS Kota Jambi mengatakan, menggunakan neraca bahan makanan dari Disperta.

Program Kajian Unggulan TPID Kota Jambi

Menurut Meily, Rakorda akan mengundang Sri Sultan Hamengkubuwono X (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta) untuk sharing pengalaman dan program-program kegiatan pengendalian inflasi.

Ibu Yanti: Tim TPID bisa mengusulkan kegiatan/program unggulan agar bisa dianggarkan dananya. Usulan: PIHPS/Pasar Penyeimbang (Pasar Murah)/Pasar Murah setiap bulan dengan komoditas yang berbeda-beda.

Sementara Rita dari Dispertan Kota Jambi mengatakan, sudah ada alokasi anggaran dana pengembangan cabai untuk 20 Ha lahan, SDM, MoU dengan kabupaten terdekat (Kerinci), koordinasi dengan Aspartan (Asosiasi Pasar Tani) di beberapa kecamatan.

Selanjutnya Yanti menyebutkan, Disperta mengajukan subsidi langsung yang akan dilajukan kepada DPKAD atau Disperta mengadakan kegiatan seperti memperkuat produk pertanian (subsidi tidak langsung). Sementara tanggapan Dinas Koperasi yakni adanya kendala dana untuk pengembangan UMKM.

Isu Kabut Asap

Sementara tanggapan BMKG: Kebijakan Sekolah Lapang Iklim (1 tahun 2 kali) BMKG memberikan informasi iklim (pola tanam) untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. SLI di Jambi telah dilakukan kepada semua kabupaten/kota di Jambi.

Terkait kabut asap, BMKG telah memasang AWOS (Automatic Weather Observation System) di bandara untuk mengetahui cuaca/asap. Kabut asap mulai 2 September (jarak pandang dan indeks kualitas udara).

Sementara titik api/hot spot di Jambi 0, Pada tanggal 28Sept: 7 hot spot (CI: 70 persen). Prediksi hujan September hanya 7 hari dengan curah hujan 47 mm, prediksi hujan Oktober 2 (11-20 Okt) – November 1, dimulai di Tanjung Jabung Timur.

BMKG menyampaikan informasi kepada BPBD, Kodim, Korem yang akan mendistribusikan ke kabupaten. Tim TPID juga bisa mendapatkan informasi dari BMKG terkait kondisi cuaca. Distribusi barang dari dan ke Jambi belum terganggu oleh kabut asap. (lee)


Tidak ada komentar: