SUMATERA UTARA - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sibolga, Tapanuli Tengah, dan sejumlah wilayah lain di Sumatera Utara meninggalkan kerusakan besar. Ribuan rumah hancur, akses jalan terputus, listrik dan komunikasi sempat lumpuh, sementara warga masih bergantung pada bantuan darurat.
Di tengah situasi krisis tersebut, aksi solidaritas mengalir deras, salah satunya melalui gerakan Bantuan Banjir Sibolga dan Tapanuli yang diinisiasi tiga wanita Batak perantauan: Serli Napitu (London, Inggris), Dina Silalahi (Malaysia), dan Sarma Hutajulu (Medan). Ketiganya dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan kini menjadi motor penggerak bantuan kemanusiaan lintas negara.
Donasi Mencapai Rp 2 Miliar dan 10 Ton Beras
Melalui jejaring media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, ketiganya berhasil menghimpun bantuan dalam skala besar. Total donasi yang terkumpul mencapai Rp 2 miliar, disertai bantuan logistik berupa: 10 ton beras, Ratusan pakaian layak pakai, 2.000 selimut, Obat-obatan dan kebutuhan pangan lainnya.
Bantuan tersebut dikoordinasikan melalui posko GOR Sibolga dan diterima langsung oleh Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, untuk disalurkan ke 20 kecamatan terdampak.
“Ini sangat membantu masyarakat yang kehilangan rumah dan kehabisan stok makanan,” ujar Masinton Pasaribu.
Transparansi dan Gerak Cepat Para Relawan
Tim relawan dibentuk untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran, termasuk ke wilayah-wilayah terisolasi seperti Hutanabolon dan Sipange di Kecamatan Tukka. Pembaruan penggunaan dana dan penyaluran logistik disampaikan secara berkala oleh Serli Napitu melalui akun Facebook-nya demi menjaga kepercayaan para donatur.
Selain bantuan langsung, relawan juga membuka dapur umum dan posko distribusi di beberapa titik. Korban tewas tembus 604 Jiwa.
Menurut data Pusdatin BNPB per 1 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di tiga provinsi mencapai 604 jiwa, dengan rincian:S umatera Utara: 283 jiwa,S umatera Barat: 165 jiwa, Aceh: 156 jiwa. Sementara itu, 464 warga masih dinyatakan hilang.
Profil Singkat Penggagas Bantuan
Serli Napitu
Musisi asal Tanah Batak yang kini berdomisili di London. Dikenal aktif membantu masyarakat prasejahtera dan punya jaringan kuat di ranah sosial media.
Dina Br Silalahi
Diaspora Batak di Malaysia yang dikenal sebagai pejuang kanker dan aktivis sosial. Turut menggalang donasi dan mengoordinasikan distribusi bantuan.
Sarma Hutajulu
Advokat asal Medan yang sering terlibat dalam aksi sosial. Rekening atas namanya digunakan sebagai kanal resmi pengumpulan dana donasi.
Dukungan dari Komunitas Batak di Batam
Solidaritas juga datang dari Komunitas Batak Toba Nahumaliang di Batam yang menginisiasi gerakan “Peduli Tapanuli”. Mereka membuka rekening donasi di BRI dan mengumpulkan bantuan sejak 26 November 2025. Bantuan akan disalurkan langsung ke titik bencana atau melalui pemerintah daerah, tergantung akses lapangan.
![]() |
TikTokers Batak Turut Bergerak
Para kreator TikTok seperti @PoldaSitanggang, @PagarDebata, @Sinaga-aja02, @EnjelSilaban, @MakTenet, hingga @AmangBoruTehPucuk ikut menggalang donasi melalui live streaming. Masing-masing berhasil mengumpulkan dana hingga puluhan juta rupiah dan menyalurkannya langsung kepada korban di Tapanuli Raya.
Aksi ini mendapat apresiasi luas karena memperlihatkan bahwa solidaritas tidak berhenti pada konten digital, tetapi diwujudkan dalam aksi nyata.
Harapan untuk Pemulihan Jangka Panjang
Meski bantuan awal sudah tiba, kebutuhan jangka panjang seperti pembangunan rumah, pemulihan sekolah, layanan psikososial, dan logistik pemulihan masih sangat mendesak. Para penggagas berharap perhatian publik tidak surut setelah pemberitaan mereda.
Dari London hingga Medan, dari Batam hingga desa-desa di Tapanuli, tindakan kolektif ini membuktikan bahwa solidaritas Batak, bahkan di perantauan tetap hidup dan kuat. Di tengah puing bencana, mereka membawa harapan baru bagi warga yang kehilangan segalanya.(AsenkLeeSaragihManihuruk)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)




0 Komentar