Senin, 22 September 2014

Harga BBM Naik Bikin Rupiah 'Perkasa', Ini Penjelasannya

JAKARTA-Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves/The Fed berencana untuk menaikkan suku bunga seiring pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam. Langkah ini menyebabkan investor global berbondong-bondong membeli aset dalam dolar AS, karena selain aman juga bunganya semakin menarik.

Negara-negara berkembang termasuk Indonesia kena dampaknya. Arus modal keluar menyebabkan pelemahan nilai tukar, tidak terkecuali rupiah yang sempat menyentuh level Rp 12.000 per dolar AS.
Berbagai kalangan, termasuk Bank Indonesia (BI), menyarankan agar pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi agar rupiah bisa menguat lagi. Apa hubungan kenaikan harga BBM dengan penguatan rupiah?

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, mencoba memberikan gambarannya. Selain kebijakan The Fed, pelemahan rupiah juga didorong oleh tingginya kebutuhan dolar untuk impor, khususnya impor minyak dan BBM.


Sebagai infomasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor migas Indonesia pada Juli 2014 sebesar US$ 4,15 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 3,39 miliar.
Impor migas didominasi hasil minyak, yang salah satunya BBM. Pada Juli 2014, impor hasil minyak tercatat US$ 1,39 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 2,03 miliar.

BBM hasil impor ini kemudian dijual di bawah harga pasar, karena ada subsidi yang tahun ini dianggarkan Rp 246,5 triliun. Harga BBM yang murah membuat masyarakat boros dan impor BBM terus melonjak.


Sementara itu Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves/The Fed berencana untuk menaikkan suku bunga seiring pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam. Langkah ini menyebabkan investor global berbondong-bondong membeli aset dalam dolar AS, karena selain aman juga bunganya semakin menarik.

Negara-negara berkembang termasuk Indonesia kena dampaknya. Arus modal keluar menyebabkan pelemahan nilai tukar, tidak terkecuali rupiah yang sempat menyentuh level Rp 12.000 per dolar AS.

Berbagai kalangan, termasuk Bank Indonesia (BI), menyarankan agar pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi agar rupiah bisa menguat lagi. Apa hubungan kenaikan harga BBM dengan penguatan rupiah?

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, mencoba memberikan gambarannya. Selain kebijakan The Fed, pelemahan rupiah juga didorong oleh tingginya kebutuhan dolar untuk impor, khususnya impor minyak dan BBM.


Sebagai infomasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor migas Indonesia pada Juli 2014 sebesar US$ 4,15 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 3,39 miliar.

Impor migas didominasi hasil minyak, yang salah satunya BBM. Pada Juli 2014, impor hasil minyak tercatat US$ 1,39 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 2,03 miliar.

BBM hasil impor ini kemudian dijual di bawah harga pasar, karena ada subsidi yang tahun ini dianggarkan Rp 246,5 triliun. Harga BBM yang murah membuat masyarakat boros dan impor BBM terus melonjak.(dtk/lee)

Tidak ada komentar: