Minggu, 21 September 2014

Guru Sertifikasi Dituntut Mengajar 24 Jam

Kabid Dikmen Kota Jambi Mulyadi
JAMBI - Dalam meningkatkan kualitas mengajar guru-guru diberikan sertifikasi oleh pemerintah. Sementara dalam sertifikasi guru dituntut untuk mengajar sebanyak 24 jam dalam seminggu.

Nurita, salah satu guru di Kota Jambi kepada Harian Jambi, Jumat (19/9) mengatakan, selaku guru SMP yang mengajar bidang studi pendidikan agama Islam pihaknya mengakui harus mencari sekolah lain untuk memenuhi target jam untuk sertifikasi.

Karena jika kurang dari 24 seminggu maka sertifikasi tidak dibayar. “Untuk mengejar 24 jam selama seminggu saya mesti mengajar di SD karena jika saya cuma mengajar di SMP jam mengajar saya tidak sampai. Karena hanya 18  jam seminggu, jadi kekurangannya saya mengajar di SD,” ujar guru perumpuan berjilbab ini.

Disebutkan, dalam mengejar jam sertifikasi, kebanyakan guru-guru ada yang mengajar 4 jam hingga 6 jam sehari. Tapi tempat sekolahnya berbeda. Sehingga banyak guru-guru yang kewalahan dalam mengatur jam mengajarnya.

Selain itu butuh banyak tenaga untuk kesana-kesini mengejar jam di sekolah lain. “Kalau menurut saya seharusnya 4 jam lah sehari jadi guru-guru biasa fit. Dan tempat mengajarnya juga ditentukan oleh sekolah. Enak kalau dapat yang dekat, sempat jauh kan susah,” ujarnya.


Ditambah, yang menjadi kesulitan bagi guru-guru sertifikasi adalah hampir semua guru-guru sekolah Kota Jambi mengalami kekurangan jam sehingga ada beberapa guru yang mencari jam mengajar di luar kota.

“Kalau jam mengajar kita tidak cukup ya terpaksa kita cari tambahan jam di sekolah-sekolah lain sesuai dengan bidang studi yang kita ajarkan, yang penting harus 24 jam seminggu mengajarnya," katanya.

Dilanjutkan, bagi guru-guru yang mempunyai jabatan fungsional di sekolah separti kepala sekolah hanya dituntut mengajar 12 jam dalam satu minggu. Namun bagi guru-guru yang tidak punya jabatan terpaksa kesana-kemari mencari tambahan jam untuk mencukupi 24 jam seminggu.

“Kalau kepala sekolah enak cuma dituntut 12 seminggu. Tapi kami yang guru biasani saro, harus pontang-panting cari jam mengajar,” katanya.

Diakuinya, tidak hanya guru agama yang banyak kekurangan jam, namun guru-guru pelajaran umum juga banyak kekurangan jam mengajar. Tidak heran jika ada guru yang mengajar di dua tempat bahkan mungkin menjara di tiga tempat.


“Kalau dulu enak wali kelas diakui. Tapi sekarang dak lagi. Jadi jangan heran kalau ada guru yang mengajar di banyak tempat, karena mengejar target 24 jam mengajar dalam seminggu,”  katanya.(khr/lee)

Tidak ada komentar: