Sabtu, 30 Agustus 2014

SEMINAR NASIONAL Selektif Pilih Informasi dari Luar Negeri


Febrian Ruddyard Direktur Timur Tengah Kemenlu RI. IST
JAMBI-Penyerapan informasi dari luar negeri tidak bisa sepotong-sepotong. Harus dilakukan secara menyeluruh agar tidak salah mengartikan.

Tak kalah penting adalah informasi yang didapat harus bisa menjadi benteng diri agar tidak gampang terpengaruh. Apalagi di era globalisasi dengan segala kecanggihan gadget akan sangat memungkinkan semua warga termasuk para mahasiswa bisa menyerap segala informasi.


Jangan sampai informasi yang seharusnya bisa memunculkan manfaat besar justru malah memecah belah persatuan di kalangan mahasiswa sendiri. Tak kalah penting adalah, mahasiswa bisa menjadikan segala informasi itu sebagai bahan pembelajaran tentang kebijakan luar negeri Indonesia.

Setidaknya itu yang bisa dirangkum dalam seminar nasional oleh BEM STIE Muhammadiyah kemarin. Seminar yang menghadirkan Direktur Timur Tengah Kemenlu RI, Febrian Ruddyard kemarin.
Febrian, sendiri mengatakan bahwa pihaknya inginmenyosialisasikan tentang kebijakan luar negeri Indonesia di Timur Tengah. Yang kini paling disorot tentu saja masalah Gazza dan Palestina. "Ini penting sehingga apa yang telah dilakukan pemerintah dapat dipahami oleh mahasiswa dan kita juga memperoleh informasi aktual terhadap apa yang terjadi di lapangan," katanya.

Selain itu pihaknya juga akan meminta masukan dari mahasiswa tentang kebijakan pemerintah Indonesia di luar negeri. Mulai dari dampak kebijakan pemerintah di luar negeri  hingga perlindungan warga baik saat konflik atau yang ada hubungannya dengan ketenagakerjaan.

"Dari seminar seperti inilah diharapkan kami bisa mendapat masukan kritis dari para mahasiswa,"ungkapnya.

Sementara itu Ketua STIE Muhammadiah, Hopyan Hasan mengatakan, seminar nasional Kebijakan Luar Negeri Indonesia Timur Tengah dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa selaku generasi muda. "Kami memberikan apresiasi kepada BEM yang telah bekerja sama dengan Kemenlu  RI untuk mengadakan seminar ini. Seminar ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa selaku generasi muda untuk tetap mempertahankan kearifan lokal," katanya.

Ditambahkanya, dengan mengikuti seminar ini diharapkan mahasiswa tidak menelan mentah-metah isu-isu yang dari luar negeri. "Sebab, setidaknya kita telah dibekali dengan pengetahuan terhadap hal tersebut," katanya.

Dia sangat mengharapkan mahasiswanya tidak gampang terpengaruh isu dari luar negeri. Apalagi menyangkut sentimen agama. "Sepertiisu ISIS yang saat ini sangat gencar. Janganlah kita mudah terpancing,"harapnya.
Senada dengan itu, Husni Jamal, staf ahli Gubernur  bidang hukum dan politik yang mewakili Gubernur Jambi mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi dengan diadakannya seminar. "Sebenarnya seminar ini bagus karena mahasiswa dapat mengetahui status kita di Timur Tengah, bagaimana ISIS, bagaimana Israel dan mereka dapat menempatkan dirinya secara benar," katanya.

Dilanjutkannya, sebagai mahasiswa harus mempunyai wawasan yang luas dengan banyak mencari ilmu pengetahuan melalui seminar agar pengetahuan mahasiswa Jambi bisa mendunia. "Mahasiswa harus mempunyai wawasan yang luas, jangan mentang-mentang mahasiswa Jambi jadi wawasannya cuma seputar Jambi," katanya.(khr/ndr)


Tidak ada komentar: