Selasa, 12 Agustus 2014

RI Kekurangan 15 Juta Rumah


Tiongkok 10 Juta Apartemen Tak Berpenghuni

Jakarta-Tiongkok mengalami kelebihan pasokan hunian, meski merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia, ada 10,2 juta unit apartemen di Tiongkok kosong tak berpenghuni. Kondisi berlawanan justru terjadi di Indonesia yang kini kekurangan 15 juta rumah untuk rakyat.

Menurut Credit Lyonnais Securities Asia Ltd (CLSA), angka tersebut bisa terus naik 3 sampai 4 juta setiap tahunnya seperti dikutip China Daily, Senin (11/8).

Jika estimasi ini akurat, berarti persentase tingkat kekosongannya 15% tahun lalu, lebih besar 5% dari apa yang terjadi di Amerika Serikat. CLSA menyebut, persentase ini berbeda-beda di setiap kota di Tiongkok.
Di kota kelas pertama di Tiongkok, yaitu Beijing dan Shanghai saja, persentase tingkat kekosongan hunian mencapai 10%. Di kelas kedua dan ketiga kota di negara ini sebesar 16%. Di Orgos, pedalaman Mongolia, kerap kai disebut "kota hantu", tingkat kekosongannya paling tinggi yaitu 23%.


Pastinya, jumlah tingkat kekosongan rumah seolah tebak-tebakan, karena otoritas statistik tidak memberikan gambaran pasti.

Penyebab dari tingkat kekosongan yang tinggi di Tiongkok adalah karena over supply atau kelebihan pasokan rumah. Selain itu terjadi fenomena bubble, lonjakan harga yang tak umum di pasar properti di Negeri Tirai Bambu ini beberapa tahun terakhir, dan seketika harganya anjlok.

Menurut biro statistik Tiongkok, dari 70 kota besar di China, 55 kota di antaranya tercatat mengalami penurunan harga yang signifikan, atau lebih tinggi dibandingkan pada Mei yang hanya 35 kota.
Pergerakan harga paling buruk terjadi di kota di Timur Hangzhou, yang jatuh hingga 1,8% di Bulan Juni dari bulan sebelumnya.

Penurunan harga paling tinggi terjadi di pasar properti Zhejiang, di timur Tiongkok yang anjlok hingga 5,3%. Tapi di sisi lain, pergerakan harga positif terjadi di Xiamen, di Provinsi Fujian, yaitu naik 9,4% secara year on year atau dibandingkan tahun lalu.


Hal itu menyebabkan Tiongkok mengalami kelebihan pasokan rumah, jauh berbeda dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), Indonesia masih mengalami kekurangan pasokan (backlog) rumah hingga 15 juta unit, jumlah backlog rumah di Indonesia bertambah 800 ribu unit setiap tahun.(dtk/lee)

Tidak ada komentar: