Selasa, 12 Agustus 2014

Ada Oknum Pelihara Komersialisasi Bangku di Sekolah Favorit

DIRAGUKAN: Kualitas proses belajar mengajar sore di SMA 5 Kota Jambi diragukan kualitasnya karena belajar sore dinilai tidak efektif. Pengamat menilai belajar sore justru menurunkan kualitas pendidikan serta membuat kualitas guru-guru menurun. Foto KAHARUDDIN/HARIAN JAMBI 
Hentikan Belajar Dua Shif Sebelum Terlambat

JAMBI-Persaingan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah negeri dengan swasta setiap ajaran baru, menjadi polemik dunia pendidikan. Namun persaingan ini kerap tidak mengedepankan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Bahkan PPDB kerab dijadikan sebagai komersialisasi bangku sekolah bagi sekolah-sekolah favorit.

Demikian rangkuman pendapat dari Pengamat Pendidikan di Jambi, Dr Fadlilah Husain, Dr Samsu PhD dan Ketua Dewan Pendidikan Jambi Prof Dr Muktar Latif, yang disimpulkan Harian Jambi Senin (11/8) . Menurut mereka kebijakan Dinas Pendidikan Kota Jambi yang memberikan lampu hijau kepada SMAN 2 Kota Jambi dan SMAN 5 Kota Jambi melakukan dua shif pada siswa baru sangat bertentangan dengan Undang-Undang Pendidikan.


Menurut Dr Fadlilah Husain, peran pendidikan antara masyarakat, pemerintah dan swasta tidak dapat dipisahkan kerena sekolah swasta juga membantu pemerintah dalam mendidik  anak bangsa. Peranan sekolah swasta dalam mejalankan pendidikan nasional tidak dapat diremehkan.

Sementara Dr Samsu PhD menambahkan, sekolah swasta dan negeri merupakan penyelenggara pendidikan dan menerapakan 8 standar pendidikan. Diantaranya standar prasarana, standar pembelajaran. Sekolah swasta dan negeri akan berpacu untuk menerapkan standar tersebut. “Negeri dan swasta adalah sesuatu yang tidak dapat disahkan karena mereka sama-sama melakukan pendidikan dan sama-sama menerapkan 8 standar pendidikan itu,” katanya.

Menurut Dr Samsu, jika penerapan sistem dobel shif akan mengurangi efektifitas dalam pembelajaran, seharusnya pembelajaran diadakan selama 45 menit dengan menerapan dobel shif jam tersebut akan dikurangi.

“Penerapan sistem dobel shif akan mengurangi intensitas pembelajaran karena stamina guru yang mengajar telah berkurang,” ujarnya.

Sementara  Ketua Dewan Pendidikan Jambi Prof Dr Muktar Latif menambahkan, wacana penerimaan PPDB gelombang kedua dengan alasan tingginya animo masyarakat sekolah di negeri, bukan alasan yang tepat.

Menurutnya, kebijakan shift sore itu bukan solusi dalam menampung siswa baru di sekolah negeri. “Animo orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya di sekolah negeri, hanya pada sekolah negeri tertentu. Padahal banyak sekolah negeri di Kota Jambi yang siswanya masih minim. Seharusnya siswa itu diarahkan ke sana, bukan menumpukkan di sekolah-sekolah tertentu. Wacana PPDB gelombang kedua sebaiknya dipikirkan lagi,” katanya.

Prof Dr Muktar Latif juga mempertayakan kualitas belajar mengajar sore di sekolah negeri itu nantinya. Karena tenaga pengajar juga harus dipertimbangkan secara matang. “Kualitas yang penting, bukan kuantitas siswa,” katanya.

Menurut Muktar Latif, sekolah dua shift tidak kondusif di Jambi, karena budaya belajar kita masih sangat rendah. Kemudian guru-guru memiliki kemampuan yang terbatas, kurang ratio dengan bidang studi.

“Kota Jambi defisit biaya pendidikan. Maka akan kesulitan operasional pendidikan. Kota Jambi harus siap menambah biaya untuk guru senilai penghargaan yang diterima  guru mengajar pagi hari. Dinas Pendidikan Kota Jambi tidak akan mampu mengkoordinir sekolah, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Manajemen, biaya, dan sistem pengelolaan yang masih di bawah standar,” kata Muktar Latif.

Menurut ketiganya, kebijakan penerapan dua shif di sekolah negeri harus segera dihentikan sebelum terlambat. Bahkan ditengarai ada oknum pejabat sekolah dan diknas yang sengaja memelihari komersialisasi bangku sekolah setiap tahun ajaran baru tiba.

Kualitas di Xaverius

Sementara Kepala Sekolah SMA Xaverius 1 Kota Jambi, Paulus Purmedi kepada Harian Jambi, Senin (11/8) mengatakan, dalam menarik perhatian calon siswa baru untuk masuk ke-sekolah swasta harus mempunyai suatu hal yang ditonjolkan.

Seperti dari segi prestasi yang dimiliki oleh sekolah. Karena masyarakat pada umumya mencari sekolah yang berkualitas. “Selaku sekolah swasta kita harus mempersiapkan kualitas sekolah agar sekolah kita tetap dimininati oleh masyarakat,” katanya.

Disebutkan, jika dalam persaingan PPDB sekolah swasta tidak mempunyai keunggulan, bagai mana masyarakat berminat masuk ke sekolah swasta. Karena hanya keunggulan dan kualitas sekolah yang dapat memancing siswa untuk berlomba-lomba masuk ke sekolah tersebut.

“Jika sekolah berkualitas maka masyarakat akan berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sekolah berkualitas tersebut meski sekolah swasta," katanya.

Dilanjutkannya, penerapan dua shif yang dilakukan oleh pemerintah tidak perpengaruh kepada pendaftar ke Sekolah Xavarius 1. Karena 80 persen siswa yang masuk berasal dari SMP Xavaris dan 20 persen dari sekolah SMP sederajat lainnya.

Kerja sama antara lembaga SD, SMP, dan SMA sangat dibutuhkan sehingga SMA Xavarius tidak kekurang siswa. “Di Xavarius ini 80 persen siswanya berasal dari SMP Xavarius, begitupula dengan SMP-nya siswa barunya berasal dari SD Xavarius jadi kita harus membatu SD delam perekrutan siswa baru agar sekolah SMP dan SMA siswanya tidak berkurang," katanya.

Kata Paulus, jika hanya 2 sekolah SMA yang menerapkan sistem dua shif hal tersebut tidak berpengaruh pada pendaftar di sekolahnya. Namun jika semua sekolah Negeri menerapkan sistem dua shif maka pihaknya juga sangsi sekolahnya akan terpengaruh dengan hal itu.

“Bisa saja pendaftar akan berkurang dan bisa-bisa tutup karena kekurangan siswa. Untuk sekarang penerapan dua shif belum perpengaruh pada pendaftar di sekolah kita. Namun jika semua negeri membuka dua shif maka kita akan mengalami kekurangan pendaftar,” katanya.

Pihaknya berharap agar penerapan sistem dua shif tersebut harus dihentikan jika tidak hal tersebut akan perpengaruh kepada sekolah swasta dan hal tersebut akan mengurangi kualitas dari pendidikam itu sendiri.

“Kalau bisa sistem dua shif segera dihentikan karena dua shif ini berdampak pada kualitas pendidikan. Kita aja yang melakukan dua shif mau menerapkan single shif, eh malah negeri buat dua shif," katanya.

Hal sama juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA Nusantara Kota Jambi, Jaya Sumantri. Menurutnya jika tidak segera disikapin sekolah yang menerapkan dabel shif tersebut akan menurunkan kualitas pendidikan.


Sebab proses pembelajaran yang dilakukan dengan kesan dipaksakan akan menimbulkan efek negatif terhadap proses belajar megajar. “Penerapan dua shif ini merupakan masalah yang besar. Jika tidak cepat disikapi akan memperburuk citra pendidikan di Kota Jambi,” katanya. (KAHARUDDIN,/lee)

Tidak ada komentar: