Minggu, 27 Juli 2014

Gubernur Jambi HBA Berikan Santunan Idul Fitri 1435 H Kepada Pemulung di TPA Talang Gulo Kota Jambi

KOTA JAMBI-"Dari sisi Allah, mungkin pemulung lebih mulia dari kita." Kalimat tersebut dilontarkan oleh Gubernur Jambi, H.Hasan Basri Agus (HBA) ketika memberikan santunan kepada para pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talang Gulo, Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Sabtu (26/7) siang.

Gubernur memberikan tepung, kacang, dan sirup. Selain itu, gubernur memberikan kain sarung bagi pemulung kaum bapak/laki-laki dan mukenah bagi pemulung kaum ibu/perempuan.

"Saya datang memberi bantuan sekedarnya, sebut gubernur. Gubernur mengisahkan, Nabi Muhammad tidak pernah membedakan orang berdasarkan status dan pekerjaan. Nabi pernah mencium tangan orang yang pekerjaannya memecah batu, yang hidupnya susah, tapi Nabi mengaguminya.

"Apapun pekerjaan kita, kita harus beriman dan tawaqal kepada Allah," ujar gubernur.

"Setiap tahun saya selalu mendatangi kalian dan berbagi rezeki dengan Bapak/Ibu sekalian. Saya mengharapkan kalian selalu mendoakan kami, mendoakan gubernur, mendoakan walikota,  supaya diberikan pemikiran cerdas untuk mengurus Kota dan Provinsi Jambi," tutur gubernur.

Gubernur mengatakan, tahun ini Kota Jambi meraih Adipura, dan keberhasilan meraih Adipura tersebut tidak lepas dari peran para pemulung.

Gubernur berpesan kepada para pemulung untuk menjaga kesehatan, terutama cuci tangan sebelum makan.

"Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin," kata gubernur.

Gubernur juga berbincang-bincang dengan para pemulung dan menanyakan rumah siapa yang tidak layak huni. Diantaranya, gubernur berbincang dengan Sastra Redjo, kakek yang sudah berumur 84 tahun dan tinggal sendirian di pondok di tengah kebun milik orang lain. Selain itu, gubernur juga berbincang dengan Arifin, kakek yang sudah berumur 93 tahun. Kedua kakek tersebut masih memulung tiap hari demi bertahan hidup.

Usai pemberian santunan, kepada para wartawan yang mewawancarainya, gubernur menyatakan,"Saya ingin memotivasi masyarakat kita yang hidupnya mungkin dibawah garis kemiskinan. Saya juga ingin memberitahu para pejabat, kepada kita-kita yang menjabat ini, bahwa hidup itu sebenarnya dihadapan Allah sama saja, cuma kia ini berbeda-beda pekerjaan," jelas gubernur.

"Beda kita itu adalah bagaimana hubungan kita kepada Allah, mungkin pemulung itu di sisi Allah lebih baik, mungkin mereka lebih mulia dari kita, saya selalu berpikirnya ke arah itu. Oleh sebab itu, kita harus saling menyayangi, antara orang kaya, orang yang memegang jabatan-jabatan penting, dengan orang yang hidupnya mungkin dibawah garis kemiskinan. Jangan merasa bangga dengan memegang jabatan yang hebat itu, sebab yang membedakan status orang dari sisi Allah adalah kedekatan dengan Allah SWT," tegas gubernur.

"Saya harus menunjukkan kepada mereka bahwa mereka harus betul-betul mendekatkan diri kepada Allah. Nanti bisa saja, di dunia ini yang di atas mobil kita, tapi di akhirat nanti dia yang di atas mobil, kita mungkin yang berjalan kaki," ujar gubernur.

Gubernur mengungkapkan, ini merupakan tahun keempat dirinya menjadi Gubernur Jambi dan selama menjadi gubernur, dirinya memberi bantuan kepada para pemulung di TPA Talang Gulo setiap tahun, juga berbuka puasa bersama dengan para penyapu jalan.

"Setiap tahun saya selalu ingat berbuka puasa dengan mereka. Khusus dengan para pemulung, saya tidak berbuka puasa, tapi saya mengeluarkan sebagian zakat saya kepada mereka," ungkap gubernur.

Terkait tanggapan terhadap para pemulung yang sudah renta, gubernur menjelaskan bahwa dia menawarkan para pemulung yang sudah tua tersebut untuk tinggal di panti jompo punya pemerintah. "Tapi mereka tidak mau, mereka malahan di rumah sendirian. Mungkin, mereka berpikir, hidup itu lebih baik berusaha sendiri daripada meminta. Tangan di atas itu lebih baik daripada tangan dibawah, jadi itu mungkin prinsip hidup mereka . Itu kan pada sisi Allah sangat mulia. Dan kita hargai prinsip mereka. Itu juga menjadi motivasi bagi kita generasi mudah, di usia tua masih mengais sampah untuk hidup, jelas gubernur.

Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Jambi, Mukhlis Muis, dalam sambutannya menyampaikan, luas TPA Talang Gulo ini 9,5 Ha, termasuk perkantoran dan fasilitas lain.

Mukhlis Muis menyatakan bahwa sudah 90% TPA Talang Gulo penuh, rencananya akhir tahun ini ditutup dan tahun depan akan dioperasikan lahan di sebelahnya.

Mukhlis Muis menyampaikan, jumlah pemulung di TPA Talang Gulo 80 orang, berbagi shift, pagi-siang dan siang-sore.

"Gubernur sangat perhatian dengan kita dan sudah 4 kali datang ke sini, termasuk juga saat Lebaran Haji," ungkap Mukhlis Muis.

Mukhlis Muis berpesan agar para pemulung tetap berhati-hati dalam memulung.

Didamping itu, Mukhlis Muis berharap supaya para pemulung mendoakan gubernur dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Selanjutnya, gubernur yang didampingi oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Jambi dan rombongan lainnya meninjau rumah pemulung yang rencananya akan dibedah, yakni: 1.Rumah milik Cain, 2.Rumah milik Mukmin, umur 55 tahun dan 3.Rumah yang ditempati Sastra Redjo, umur 84 tahun. Ketiganya berlokasi di RT 04 Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi.

Dalam peninjauan tersebut, gubernur menawarkan agar Sastra Redjo, lelaki lanjut usia yang hidup sendirian di sebuah pondok yang sangat memprihatinkan di kebun orang lain ini tinggal di Panti Jompo Budi Luhur Kotabaru. Namun, karena Sastra Redjo belum bersedia, Kepala Dinas DKPP Kota Jambi menawarkan pemulung yang sudah sangat tua ini menempati rumah di dekat TPA Talang Gulo.

Kembali kepada para wartawan yang mewawancarainya, gubernur menyatakan bahwa dalam kunjungan-kunjungannya ke lapangan, sering menemui hal-hal seperti ini. "Di era kemajuan masyarakat kita sekarang dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, kemudian orang kaya semakin banyak, tapi masih banyak masyarakat kita yang masih dibawah garis kemiskinan, yang belum terpantau secara mendasar oleh kita," tutur gubernur.

"Mereka kita tawarkan untuk pindah ke panti jompo, sangat keberatan, walaupun tinggal hanya sendiri, anaknya entah kemana. Kondisi seperti ini harus menjadi perhatian pemerintah, termasuk juga orang yang punya. Tolong lihat orang di sekitarnya, minimal yang satu RT dengan dia, cek masih ada tidak orang-orang yang hidup dibawah garis kemiskinan, yang masih susah, kalau memang ada, tolong ditangani, sebab kadang-kadang kurang terpantau oleh pemerintah," pungkas gubernur. (Mustar Hutapea-Humas Provinsi Jambi)

Tidak ada komentar: