Selasa, 29 April 2014

Melirik Pesiapan UN di SLB





Kepala SLB Provinsi Jambi Solbi SPd MPd

Seperti halnya sekolah menengah pertama (SMP) pada umumnya, Sekolah Luar Biasa (SLB) juga melakukan persiapan sebagaimana yang dilakukan oleh sekolah SMP sederajat pada umumya. Persiapan yang dilakukan tidak jauh beda dengan persiapan ujian nasional (UN) seperti yang dilakukan sekolah menegah pertama sederajat.

SLB Jambi juga mengadakan les dan mengadakan tryout menjelang pelaksanaan UN tingkat SMP sederajat yang akan di laksanakan pada bulan 5 Mei mendatang.

Kepala SLB Provinsi Jambi Solbi SPd MPd mengatakan, dalam menempuh UN untuk tingkat SMP LB ini pihaknya juga telah mempersiapkan siswa-siswanya dengan memberikan pembekalan pada siswa SMP LB dengan melakun les dan tryout. 

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk membiasakan siswanya dengan soal-soal ujian. “Untuk mempersiapakan siswa dalam menempuh UN kita juga melakukan les dan melakukan tryout kepada siswa,” katanya.

Dia menambahkan, pada tahun ini ada
beberpa sekolah SMP LB yang ikut bergabung dengan sekolahnya seperti SMP LB Batanghari, Muarobungo, Tanjabtim, Merangin yang kesemuanya itu berstaus SLB. Tapi untuk sementara masih menginduk ke SMP LB Provinsi Jambi.

“Jadi ada beberapa sekolah yang bergabung ke sini untuk mengikuti ujian nasional tingkat SMP LB,” ujarnya.

Dia menambahkan semua peserta UN ada 28 siswa dari setiap perwakilan kabupaten yang menginduk di SMP LB Provinsi Jambi. Menurut Gori, anak-anak yang mengikuti UN adalah anak-anak tuna netra (buta), tuna rungu (kurang pendengaran).

Katanya, tuna daksa yang ringan, seperti polio. Itulah yang mengikuti ujian nasional. Sementara tuna greta yang kemampuannya di bawa normal atau dibawah rata-rata, itu tidak ikut UN. “Jadi yang AQ dibawah rata-rata hanya mengikuti ujian saja,” katanya.

Dia menambahkan, dalam soal ujian yang berikan kepada siswa berbeda dengan soal ujian nasional pada SMP pada umumnya. Soal yang ada di SLB ini pun bebeda-beda karena ada kurikulum sendiri-sendiri. 

Sesuai dengan kebutuhan siswa, seperti yang tuna netra soalnya mengunakan soal dengan bentuk brain (hurup timbul), untuk tuna rungu soalnya biasa. “Kalau yang tuna netra tidak mungkin ada soal yang bunyinya lihat gambar karena siswa tidak bisa melihat. Sementara tuna rungu tidak akan ada soal yang bunyinya dengarkan soal ini, karena siswa tidak dapat mendengar, jadi kita punya kisi-kisi sesuai dengan kelompok masing-masing,” katanya.

Isi soal ujian nasional pada sekolah umumnyapun berbeda dengan soal yang ada pada SMP LB karena SLB memang ada kurikulum khusus. Sehingga soal yang diujikan juga soal yang khusus. 

Karena dari pembelajarannya berbeda dengan sekolah SMP pada umumnya. Ada materi-materi tertentu yang memang spesifik. “Disini kita telalu mengejar nilai akademik namun kita mengutamakan skil (keterampilan) dari siswa yang di utamakan," katanya.

Unit-unit keterampilan yang ada di SLB lebih dari SMK karena kita punya keterampilan, tata boga, tata rias, busana, musik, konblok dan lain-lain. Kerena pihaknya lebih mengarahkan siswanya ke lepskil.
Hal itu bertujuan untuk memberi keterampilan pada anak setelah tamat dari sekolah. “Itulah keunggulan dari SLB kita ini yang tidak dimiki oleh SMK manapun di Provinsi Jambi,” katanya.

Ruangan lokal yang dipersiapkan untuk ujian nasional sebanyak 6 atau 7 lokal yang di persiapkan untuk 28 siswa yang mengikuti ujian. Hal tersebut dilakukan karena tata cara ujiannya bebeda dengan sekolah SMP pada umumnya.

Sistem ujiannya dalam satu lokal ada empat orang,  dan setiap kelompak dibedakan sesuai dengan kelompok masing-masing. “Untuk pengawasnya seperti sekolah SMP biasa pengawasnya juga di silang namun yang menjadi pengawas adalah guru-guru yang ada di ruang lingkup SLB kita, seperti guru khusus tuna netra mengawas siswa yang tuna rungu, begitupun sebaliknya," katanya.

Untuk persiapannya sudah dipersiapkan dari bulan Januari lalu dan pihaknya juga telah memberikan les kepada siswanya. Selain memberikan les pihaknya juga memberikan pelajaran tambahan kepada siswanya.

Selain itu pihaknya juga memberikan soal-soal tryout yang di ambil dari soal-soal tahun lalu yang sudah pernah diujiakan hal tersebut dilakukan untuk melakukan pembiasaan soal kepada siswa.
Dalam ujian jumlah saol yang di isi juga sama dengan jumlah soal pada ujian SMP. “Target kelulusan ya kita harapkan seperti tahun-tahun sesudahnya yaitu lulus 100 persen,” ujarnya.

Sementara itu Mahmudin, salah satu perwakilan dari paniatia penyelenggara UN SMP sederajat mengatakan, dalam pelaksanaan ujian Ujian Nasional SMP yang akan diadakan pada tanggal 5 Mei mendatang telah siap dilakasanakan.

Seperti SMP sederajat lainya SLB juga perlu mengikuti ujian nasional. Namun soal ujian yang diberikan pada SLB tentu berbeda jika dibandingkan dengan sekolah SMP sederajat pada umumnya.
“SLB juga harus ujian nasional namun soal ujiannya tidak sama dengan soal ujian SMP sederajat, karena mereka mempunyai soal yang berbeda dengan SMP normal lainya,” katanya.

Dia menambahkan, hanya jadwal ujiannya yang disamakan. Namun untuk isi soalnya pihaknya juga belum mengetahui bagai mana bentuknya. Yang jelas ada perbedaan dalam pengisian soal.

Soal ujian karena soal ujian di SLB menggunakan soal menggunakan bril untuk peserta ujian tuna netra. Dan hal tu telah dipisahkan pusat. “Yang jelas kalau untuk ujian tuna netra menggunakan brail," katanya.

Dia melanjutkan dalam materi soal yang diujiankan tidak ada perbedaan, artinya materi soal diujikan sama saja dengan materi soal yang ada pada SMP sederajat. Namun yang membedakan adalah kertas soalnya karena untuk peserta ujian tuna netra manggunakan bril atau huruf timbul. 

Tetapi pihaknya juga tidak mengetauhi pasti gambaran soal yang ada sama atau tidak dengan soal yang di ujiankan pada tingkat SMP sederajat lainnya atau tidak. “Kalau untuk soalnya kita belum tau pasti isi soalnya karena naskah soalnya diatur oleh pusat. Namun untuk soalnya saya rasa sama saja," katanya.(KAHARUDDIN, Jambi/lee) (Harian Jambi Edisi Cetak Pagi Senin 28 April 2014)

Tidak ada komentar: