Bunga yang dipasang di altar sembahyang umat Tionghoa.Foto Asenk Lee |
Kota Jambi - Bunga segar bagi warga Tionghoa
Kota Jambi merupakan salah satu yang wajib hadir saat merayakan Cap Go Meh atau
akhir dari perayaan Imlek 2565.
Bunga segar diyakini akan membawa keceriaan, semangat serta
keberuntungan di tengah kemeriahan Cap Go Meh. Warga Tionghoa beragama Budha pun memasang
bunga tangkai segar di altar sembahnyang, seperti di Vihara Sakyakartri
Kelurahan Sulanjana, Jumat.
“Warga etnis Tionghoa tradisinya biasa memasang bunga
tangkai segar di altar saat sembahyang Cap Go Meh. Tradisi itu membuat warga
Tionghoa khususnya Umat Budha di kawasan Pecinaan Koni, Pasar Jambi, Kebun
Manggis dan Cempaka Putih Kota Jambi selalu menyerbu pedagang bunga segar yang
marak setiap Cap Go Meh,” ujar Lince, warga pecinan Koni I, Jelutung, saat
membeli kembang di pintu komplek Vihara Sakyakarti.
Setidaknya ada empat pedagang kembang segar di pintu komplek
Vihara Sakyakarti tersebut. Mereka menjajakan aneka jenis bunga yang menebarkan
keharuman, seperti bunga sedap malam, mawar, krisan, lili hingga carnation.
Warga Tionghoa biasanya merangkai bunga segar dalam pot
bunga. Khusus untuk di altar, warga lebih suka memajang bunga sedap malam.
Bunga itu, kata Lince, sebagai penghormatan untuk Dewi Kwan Im.
Menurut Lince, selain sebagai bagian dari ritual sembahyang,
bunga segar bisa menetralkan aroma asap hio yang menyesakkan napas dan membuat
mata pedih. Selain itu, bunga sedap malam bisa mempercantik altar dan
menyeimbangkan unsur alam.
“Pokoknya ada banyak makna dari tradisi warisan leluhur kami
ini. Bunga yang berwarna cerah, seperti mawar, lili, krisan, dan carnation
dipasang di ruang tamu. Bunga-bunga itu akan dirangkai untuk mempercantik
tampilan ruang tamu. Selain lampion dan lilin, bunga bisa membuat tamu betah
untuk bercengkerama di ruang tamu,” kata perempuan yang menjabat sebagai
Maneger disalah satu hotel berbintang di Jambi ini.
Salah seorang pedagang bunga di pintu komplek Vihara
Sakyakarti , Sundari, mengatakan, bunga
segar didatangkan dari Sengeti, Kabupaten Muarojambi dan Kota Jambi sendiri.
Saat sembahyang Cap Go Meh bunga tangkai segar sangat diminati umat Budha.
Para pedagang bunga menaikkan harga dua hingga tiga kali
lipat dibanding hari biasa. Harga satu tangkai bunga sedap malam dijual Rp 20
ribu atau tiga kali lipat dari harga pada hari biasa yang hanya Rp 5 ribu
hingga Rp 8 ribu. Harga bunga angrek mencapai Rp 25 ribu per tangkai.
“Rata-rata pedagang bisa menjual dua ratus tangkai bunga segar berbagai jenis,”
ujar Sundari.(*)
Penulis: Rosenman Manihuruk
Editor: Nurul Fahmy
Editor: Nurul Fahmy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar