PERTANIAN: Junari, Ketua Kelompok
Tani Sido Makmur, saat melakukan perawatan terhadap tanaman hasil pertaniannya.FOTO-FOTO:
RIRIN/HARIAN JAMBI
|
SIDO MAKMUR
Sido Makmur adalah
salah satu kumpulan kelompok tani di Kota Jambi. Selain aktif mensuplai sayur
ke berbagai supermarket, kelompok tani ini juga mampu menguasai suplai sayur di
Pasar Talang Banjar Kota Jambi.
RIRIN, Jambi
Mengkonsumsi sayuran yang sehat merupakan salah
satu hal yang menjadi pilihan para keluarga. Karena dengan mengkonsumsi sayuran
dan makanan yang sehat, akan mampu meningkatkan kesehatan secara alami.
Banyaknya informasi terkait menjamurnya sayuran
berpestisida, mengakibatkan sebagian kalangan was-was untuk memilih sayuran di
Pasar. Karena memang, menkonsumsi sayuran berpestisida, bukan akan memberikan
efek baik terhadap tumbuh. Justru, sayuran ini akan memicu terjangkitnya
berbagai jenis penyakit. Dalam hal ini, Kelompok Tani Sido Makmur hadir, dengan
menyajikan sayuran sehat bebas pestisida. Kelompok tani ini pun, dinyatakan
sukses dalam menjalankan usaha pertanian.
Kegiatan
kelompok tani merupakan salah upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk
meningkatkan kehidupannya. Begitu juga dengan pemerintah, harus ikut berperan
dalam kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan karena jika antara petani dan
pemerintah khususnya dinas pertanian bisa saling bekerjasama, maka akan bisa
menciptakan peningkatan ekonomi dari masyarakat tersebut.
Kelompok
tani Sido Makmur, merupakan salah satu kelompok tani di Kota Jambi yang berada
di kawasan Paal Merah Lama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Sejak tahun 1986,
masyarakat sekitar telah bergabung dengan kelompok tani ini, dan melakukan
kegiatan bercocok tanam.
“Tapi pada waktu itu belum ada bantuan dari
pemerintah,” ungkap Januri selaku ketua kelompok tani Sido Makmur.
Sejak
tahun 1986 sampai tahun 2006, kelompok tani ini berusaha sendiri. Bekerja
dengan peralatan seadanya. Untuk lahannya pun juga digarap bersama-sama. Untuk
hasilnya akan dimasukkan dalam kas, setelah terkumpul banyak akan dibagi
berdasarkan jumlah anggota.
“Setiap
satu minggu sekali kami anggota kelompok tani gotong-royong untuk nanam,
kemudian hasilnya dilelang,” ujarnya.
Kegiatan
kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, dengan mengutamakan kerjasama
antara satu petani dengan petani yang lainnya. Begitu juga dengan masyarakat
pedesaan sekitar.
40 Persen, Bantuan Pemerintah
Bekerja
dengan peralatan seadanya, ternyata dirasa kurang memuaskan hasilnya. Apalagi kebutuhan
bahan pokok semakin mahal. Oleh karena itu, bersama dengan anggota yang lain,
akhirnya kelompok tani Sido Makmur mengajukan permohonan bantuan untuk
keperluan kegiatann pertaniannya.
Kemudian,
pada tahun 2006 kelompok tani ini memang mendapatkan bantuan dari dinas
pertanian kota Jambi. Bahkan terus bekerjasama sampai saat ini. Kerjasama ini
dilakukan untuk membantu petani sayuran di Kota Jambi agar lebih mudah dalam
melakukan usaha di bidang pertanian. Bantuannya itu banyak, mulai dari pupuk, hand tractor,
genset dan juga bibit tanaman, sudah terpenuhi oleh pemerintah.
“Kalau
dulu kan pakai cangkul, tapi sekarang pakai hand
tractor jadi tidak terlalu capek,”
paparnya.
Bantuan
tersebut pada dasarnya tidak seratus persen, tetapi hanya sekitar 40 persen.
Karena petani juga berusaha untuk membeli bibit sendiri dan juga menciptakan
bibit tanaman sendiri. Namun dengan adanya bantuan dari dinas pertanian memang
cukup memudahkan kegiatan petani. Bahkan bisa mempercepat proses yang dilakukan
oleh para petani.
“Bibit
yang kami buat sendiri itu di antaranya adalah Salada Pandan dan bibit
Kemangi,” ungkapnya.
Selain
itu, kelompok tani yang sekarang ini terbentuk merupakan untuk perkumpulan
anggota dan saling bertukar pikiran serta ide. Oleh karena itu, dalam kelompok
tani Sido Makmur selalu dituntut untuk aktif. Saat ini jumlah anggotanya yang
masih aktif berjumlah sekitar 35 orang.
“Dan
bantuan dari pemerintah ini bisa membantu masyarakat yang kekurangan modal,”
tambahnya.
Suplai Supermarket dan Mal
Dalam
hal ini, kelompok tani Sido Makmur merupakan salah satu kelompok tani yang
menanam khusus sayuran daun-daunan. Sayuran tersebut antara lain kalian, salada
pandan, kangkung, kol, daun seledri, sawi, bayam, kemangi dan yang lainnya.
“Sayuran
yang ditanam di sini itu masuk dalam kelompok sayuran yang elit. Artinya sayur
yang ditanam bukan hanya dijual di pasar tapi juga di mal ataupun supermarket,”
ungkapnya.
Tanaman
yang dipelajari juga termasuk tanaman yang rumit. Salah satunya adalah tanaman
kailan yang merupakan sayur untuk orang chinese. Penanamannya cukup repot
tetapi jika sudah panen, harganya pun cukup mahal di pasaran.
Selain
itu, tanaman yang ada dalam kelompok tani Sido Makmur merupakan sayuran yang
layak konsumsi. Bahkan menerapkan sistem sayuran prima tiga yaitu mutu baik dan
aman konsumsi tanpa pestisida.
“Sepuluh
hari sebelum panen, dilarang keras untuk menyemprotkan bahan kimia, walaupun
berlubang di daunnya tapi itu tidak masalah,” ujar ayah dua anak ini.
Anggota
kelompok tani memilih untuk menanam sayur yang berkualitas karena akan bisa
meningkatkan peminat dari pecinta sayur itu sendiri. Harganya pun juga akan
berbeda dengan tanaman sayur yang kelas bawah.
Dengan
kualitas yang diterapkan tersebut, ternyata memang membuat kelompok tani ini
sukses dalam usaha pertaniannya. Bahkan dulu juga pernah menyuplai sayur di
hotel-hotel yang ada di Jambi.
Ketika
awal mula kelompok tani Sido Makmur ini mendapatkan bantuan dari pemerintah, ternyata
hasil sayurannya pun juga tidak hanya di jual ke mal. Tetapi juga di suplai ke
hotel-hotel yang ada di Kota Jambi. Hal itu terjadi sekitar tahun 2007. Di mana
pada waktu itu, ketua dari kelompok tani ini adalah M Asrory.
Pada
waktu itu kerja sama antara petani dengan pihak hotel yang ada di Jambi memang
cukup membantu petani sayur di Kota Jambi. Karena harga beli dari pihak hotel
lumaya tinggi. Namun ternyata kegiatan mensuplai sayur ke hotel itu tidak
mampu bertahan lama.
“Sayur
yang diminta itu dulu tidak banyak, kadang hanya setengah kilo. Jadi otomatis
kami sebagai petani juga mikir,” ungkap Karyadi, Anggota Kelompok Tani ini.
Mendominasi Talang Banjar
Saat
ini, petani lebih memilih untuk menjual sayuran di mal dan juga supermarket. Bahkan
sayur yang ada di Pasar Talang Banjar Kota Jambi, rata-rata disuplai oleh
kelompok tani ini. Keuntungan dari hasil pertanian ini pun cukup menghasilkan.
“Kalau
soal pupuk, kami membeli pupuk yang bersubsidi, yang harganya jauh lebih murah
dibandingkan dengan harga pupuk di toko pada umumnya. Kemudian juga untuk
sayuran yang dijual di mal ataupun di supermarket, harganya bisa lebih mahal
dibandingkan dengan penjualan sayur di pasar tradisional,” ungkap Januri.
Terkait cuaca di Kota Jambi saat ini, yang tentunya
mempengaruhi perkembangan pertanian ia mengatakan, masih dalam tahap aman.
Meski hujan masih jarang turun, namun tahap ini belum dinyatakan musim kemarau.
Untuk mencegah sayuran
agar layu, para anggota kelompok tani Sido Makmur menggunakan peralatan genset
untuk mengalirkan air ke tanaman.
“Kalau untuk air, kami tidak terlalu khawatir karena oleh pihak
pemerintah dibuatkan sumur bor,” ujarnya.
Oleh karena itu, meskipun musim kemarau, sayuran yang ada dalam
kelompok tani ini tidak akan layu. Sebab para anggotanya sudah mempersiapkan
keperluan dari sebelumnya. Sehingga mereka tidak terlalu repot untuk
menanggulangi adanya kemarau tersebut.(*/poy)
Ini Dia, Sentra
Pertanian Kota Jambi
Kota
Jambi sebagai kawasan yang dipadati bangunan dan penduduk, menjadikan lokasi
pertanian menjadi terbatas. Padahal, suplai dari hasil pertanian di Kota Jambi
cukup dibutuhkan, agar tidak adal lagi suplai hasil pertanian dari daerah lain.
Seperti
halnya Pedagang di Pasar Angso Duo, yang mengambil sayuran dari daerah luar
Jambi. Meski demikian, produksi sayur asli Kota Jambi justru banyak beredar di
berbagai supermarket.
Dikatakan
Jamilah, Kabid Program Dinas Pertanian Tanam Pangan Provinsi Jambi, bahwa hal
tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pedagang itu sendiri.
Karena pada umunya pedagang menginginkan harga sayur yang lebih murah. Jadi
mereka rela mengambil dari luar daerah.
“Tapi
kan banyak juga sayur petani Jambi yang beredar di pasar ataupun supermarket,”
ujarnya.
Mengatasi
hal tersebut, pemerintah akan fokus ke berbagai kawasan di Kota Jambi, untuk
dijadikan sebagai lokasi sentra pertanian di Kota Jambi. Lokasi tersebut berada
di kawasan Sido Makmur dan Suka Maju di kawasan Pal Merah Kota Jambi.
Dipilihnya desa ini, karena dianggap cocok untuk dijadikan setra pertanian.
“Sebab
kalau untuk di kawasan perkotaan itu sudah padat penduduk. Belum lagi banyaknya
pembangunan ruko,” tambahnya.
Dalam
hal ini, ia mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sido
Makmur. Hal ini dianggapnya, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
pendapatan ekonomi. Oleh karena itu, apresiasi dari dinas pemerintah pun cukup
antusias. Karena kelompok tani ini bisa menjadi contoh untuk daerah yang lain.
“Perkembangan
kelompok tani saat ini cukup baik. Apalagi pemerintah juga tidak diam, tetapi
ikut membantu kebutuhan dari para masyarakat petani. Antara pemerintah dengan
petani itu saling bekerjasama, jadi bisa saling tahu kebutuhan yang diinginkan
oleh mereka,” ungkapnya.
Lanjunya,
bahwa kondisi perkembangan pertanian jika dibandingkan dengan sebelumnya sudah
cukup jauh berbeda. Sekarang sudah banyak kemajuan, sesuai dengan program yang
dicanangkan oleh pihak Dinas Pertanian Kota Jambi.
Program
tersebut antara lain, mendorong pembangunan sumberdaya manusia pertanian yang
cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan produktif. Membina kelembagaan
dan manajemen usaha tani yang efektif, efisien dan profesional. Mendorong
peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang
optimal dan bermutu.
Menfasilitasi terwujudnya sentra produksi tanaman
pangan dan hortikultura yang menghasilkan produk yang mempunyai daya saing
kompetitif dan komparatif. Membangun pertanian tanaman pangan dan hortikultura
ramah lingkungan yang terintegrasi.
“Tujuannya
tidak lain agar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Oleh
karena itu, kerjasama yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan petani akan
terus ditingkatkan. Agar program Jambi Emas yang dicanangkan oleh Gubernur
Jambi bisa terwujud.(rin/poy)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI KAMIS 13 FEB 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar