Bandung Jeans. Foto-foto Murabil Fadil/Harian Jambi |
MURABIL FADIL, Jambi
Pakaian berbahan Denim
alias jeans menjadi seragam pas saat ingin tampil lebih kasual. Karena itu,
hampir setiap orang mempunyai celana atau baju berbahan jeans. Tak heran,
banyak sekali produsen baju, tempat penawaran jasa pembuatan jeans, yang
menjual produk busana berbahan jeans saat ini. Salah satunya tempat usaha jahit
dan vermak Bandung Jeans.
Usaha
Bandung Jeans, usaha yang bergerak di bidang jasa dalam usaha konveksi jins dan permak jins. Untuk di kota
Jambi, usaha tersebut cukup menjanjikan.Berdiri dari empat tahun lalu, usaha Konveksi Jins, yang
diberi nama bandung Jeans hingga saat ini tampak eksis sehingga pemiliknya berniat ingin mendirikan
cabang-cabang baru di daerah dan tempat lain.
Tampak
di lapangan,
bahwa lokasi usaha yang cukup strategis , tepat di pinggir Jalan kawasan Paal V,
Jalan Pangeran Hidayat. Tempat usaha itu tak sulit dicari. Tengok saja bangunan
usaha tersebut terlihat besar, yang mana dipenuhi dengan barang-barang
dasar yang berkualitas dan banyak model
dan jenis-jenis bahan di dalamnya. Kemudian juga ada mesin-mesin alat untuk menjahit, disertai dengan penukang dan
para ahli dalam menjahit.
Mulanya Tiga Karyawan
Bandung
Jeans yang tadi awalnya memiliki tiga
karyawan, hingga kini sudah memiliki belasan
karyawan yang bisa dikatakan piawai dalam menjahit. Apapun permintaan konsument dalam mengolah dan
membentuk pakaian, pengelola siap memenuhi permintaan tersebut. Solanya
dikatakan oleh haris bahwa di setiap tukang karyawan dalam menjahit, sudah
memiliki pengalaman dan keahliannya masing-masing.
Seperti ada yang khusus menjahit model desain celana jeans,
terus kemudian ada juga yang khusus pada pembuatan Jas maupun kemeja dari Jeans.
Pokoknya disesuaikan dengan selera konsumen. Dalam hal ini Bandung Jeans,
berupaya untuk selalu memuaskan para pelanggan dan konsumennya.
“Kami berupaya terus
memberikan pelayanan dan edukasi kepada para konsumen,” tutur Haris. Edukasi yang
dimaksud ialah seperti mengarahkan konsumen model dan dasar bahan apa yang pas
saat pencocokan pemakaian celana dan baju, saat menentukan pilihan corak dan
model mana yang pas, kemudian bisa juga soal mengarahkan konsumen untuk memilih
bahan dasar.
Bandung
Jeans adalah tempat menerima pesanan tempahan penjahitan dan pembuatan yang
bukan hanya fokus celana khusus
jeans saja, akan tetapi seperti beberapa model celana yang bukan dasar jeans, kemudian
baju kemeja jeans dan model-model Jas.
Basic Bukan Kendala
untuk Berbisnis
Haris
sebagai pemilik sekaligus pengelola
usaha tersebut, memang bukan seorang
yang memiliki basic sebagai ahli menjahit pakaian. Akan Tetapi hal itu tidaklah menjadi kendala baginya dalam membuka
usaha yang berkaitan dengan bisnis garment.
Apalagi dalam perjalanannya,
kehadiran usaha Bandung Jeans tersebut, lahir
dari suatu inspirasi Haris.
Lahir dari Inspirasi
Beberapa
factor yang membuat mendirikan usaha itu. Di antaranya ialah, Bandung Jeans lahir
dari sebuah inspirasi dan suatu alasan yang bisa dikatakan logis. Maksudnya
ialah, di lingkungan
keluarganya tersebut memiliki berat
badan yang semuanya rata-rata berbadan besar, sehingga sulit untuk mencari
celana yang pas dan betul-betul nyaman saat dipakai.
Kemudian,
menurut Haris, 90 persen rata-rata orang hampir
kesulitan dalam mencari pakaian yang pas di tempat pembelian, apalagi dalam
urusan memilih celana. Alasan ini membuat
Haris memiliki inisiatif sendiri, yang mendorongnya untuk membuka
usaha tersebut.
“Berdirinya usaha ini, salah
satunya ialah terinspirasi dari suatu persoalan, yang mana keluarga kami
rata-rata badannya besar. Sehingga membuat kami terasa kesulitan untuk mencari penjual pakaian yang pas dan
nyaman bagi kami,” ujar Haris.
evii karyawan |
Hingga
saat ini, bak gayung bersambut, wajar saja, tak sedikit konsumen yang setiap
harinya memesan dan menggunakan jasa Bandung Jeans tersebut. Pastinya Bandung
Jeans menjadi tempat yang bisa dipercaya, baik itu dalam hal kuailitas bahan,
maupun soal kerapian hasil jahitannya.
Sesuai
dengan Selera
Konsumen Jambi
Bandung
Jeans, tak kalah dalam ketersediaan jenis bahan-bahan yang disediakan. Barang tersebut langsung didatangkan dari
luar daerah, yakni Bandung dan Jakarta. Bila membicarakan Soal kualitas bahan, tak diragukan
lagi.
Mulai dari harga yang ekonomis sampai ke harga yang jutaan rupiah,
disesuaikan dengan permintaan dan kesanggupan dari konsumen. Pastinya bahan
yang disediakan bukan bahan entengan.
Walaupun dimulai dengan harga relative murah, tetapi soal bahan maupun hasil pembuatannya
tetap diutamakan.
Konsumen bisa saja memilih
jenis bahan yang disediakan, seperti
Garmen dengan berbagai warnanya, biru hitam dan biru muda. Kemudian,
jenis bahan Garmen Millennium, Double Ring, Chinos, Salvage, Kanvas, dan Drill.
Harga masing-masing jenis bahan bervariasi.
Mulai dari harga yang ekonomis hingga lumayan tinggi. Jenis bahan Salvage
memiliki line berwarna atau warna yang bergaris yang bagus, diantara garis
tersebut ada yang dinamakan single line, dan triple line. Soal harga dari jenis
bahan tersebut, bisa Rp 500 ribuan hingga jutaan rupiah,
tergantung jenis bahan, harga tinggi maka ketahanan dan kualitas bahannya lebih
bagus lagi.
Untuk
bahan bahan yang dihargai ekonomis,
biasanya disesuaikan dengan pemakaian daripada jenis bahan itu sendiri.
Bahan sudah ditentukan, kemudian soal ukurannya sudah ditetapkan yakni untuk
ukuran biasanya pembuatan celana misalnya, 1 meter 25 centimeter atau (1,25 m)
sama dengan ukuran penjualan celana dengan pemakaian Size 29, dan apabila
melebihi pemakaian kain atau bahan tersebut di atas, maka harganya akan berbeda
pula.
Omset Tergantung Rejeki
Nah, soal omset dan para konsument,
menurut Haris,
semuanya itu tergantung pada rejeki usaha
itu sendiri, kadang ramai, terkadang biasa saja. Dalam seharinya rata rata normalnya bisa 20
konsume yang pesan. Dalam pemesanan situasi normal saja, satu bulannya bisa mencapai
Rp 96 Juta rupiah,dan itu bisa mencapai ratusan juta rupiah. Soalnya momen
tertentu bisa mencapai pemesanan hingga 40
sampai 50 konsument, dan itu jikalau lagi ramai-ramainya.
Akan
tetapi dijelaskan juga bahwa ada hari-hari tertentu di mana para konsumen
pelanggan bisa ramai, seperti hari-hari besar, dan di saat pemesanan dalam
jumlah yang besar, seperti pihak swasta atau lembaga instansi yang memesan di tempat
tersebut.
“Namanya juga usaha, dan
tergantung rizkinya lah, kadang ramai dan kadang bisa juga sepi. Pastinya untuk
usaha ini, ada waktu-waktu tertentu, seperti lagi mengahadapi hari besar,
maupun momen tertentu. Terus kemudian ada juga dari perusahaan-perusaan yang
memesan dengan jumlah yang cukup banyak, seperti meminta dibikinkan celana berbahan
Jeans bagi semua karyawannya,” ucap Haris.
Tak
bisa dipungkiri, dan lebih jauh lagi soal keterkaitan kondisi ekonomi masyarakat
saat ini. Dijelaskan juga oleh Haris, bahwa ada keterkaitan antara kegemaran
masyarakat maupun konsumen
dalam berbelanja kebutuhan dalam rumah tangga, kelengkapan alat-alat seperti
pakaian, baju atau yang minta dibuatkan pakaiannya.
Kesemuanya
itu pastilah berkaitan dengan pendapatan per kapita dari masyarakat itu sendiri.
Rata-rata masyarakat di daerah-daerah
lebih dominan bekerja sebagai petani.
Sementara
ini, harga sembako dan
pengaruh pertukaran rupiah terhadap dollar semakin melemah. Sehingga dalam hal
ini, masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan yang paling dibutuhkannya. Apalagi soal ketersediaan bahan
sembako kebutuhan dapur dalam rumah tangga.
Bisnis Sepanjang Masa
Disinggung
juga soal persaingan usaha dan kekhawatiran ke depannya nanti terkait dengan
usaha itu, apalagi memang usaha ini menawarkan jasa, tak seperti toko-toko yang
menjual pakaian langsung jadi. Menurut Haris lagi, bahwa selama orang-orang
masih membutuhkan pakaian, dan seorang itu tidak bisa mendapatkan barang dan
model yang dibutuhkannya, maka Haris percaya dalam usaha tersebut masih banyak
yang akan memakai jasa usaha tersebut.
Pakaian
yang paling banyak dan sudah ditempah pembuatannnya yakni model celana Jeans,
yang berbanding
lurus dengan penjualan celana seragam dinas
kantoran.
Saat
ini kendala dalam hal usaha tersebut, juga sempat
dikeluhkan oleh Haris, seperti seringnya mati lampu (PLN). “Listriknya sering
mati, tetapi kita juga
menyediakan alat bantu listrik sendiri,” jelas Hari. Kemudian, supaya
usahanya bisa berkembang pesat, hari
punya keinginan untuk membuka cabang,
menginovasikan dan berkreasi,
sehingga bisa menciptakan merek sendiri.
Dikatakan
juga oleh ia bahwa dalam hal usaha seyogyanya tak bosan untuk mengeksplor dari dalam
diri, harus digali, dan dijelajahi hingga didalami kembali. Bagusnya lagi bisa
mengembangkan keunggulan pada diri .(*/ini)-(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI KAMIS 27 FEB 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar