Kamis, 09 Januari 2014

Terabaikan, Potret Pedagang Sudut Angso Duo Jambi


HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI KAMIS 9 JANUARI 2014.


Jika Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi bertindak tegas terhadap penertiban pedagang kaki lima di depan PasarAngso Duo Kota Jambi, lain halnya dengan pedagang di sudut pasar Angso Duo atau tepatnya dekat Jembatan Sungai Maram, Pasar Jambi. Pasar gleser (melantai tanah) di sepanjang jalan dari Simpang Mangga menuju WTC Batanghari, justru leluasa berdagang. Pedagang berbagai jenis kebutuhan masyarakat bisa dijumpai di pasar gleser tersebut.

ROSENMAN M, Jambi

Tidak sulit menemukan pasar geser Sungai Maram tersebut. Disaat aktifitas Pasar Tradisional Angso Duo Jambi mulai beres-beres pukul 07.WIB, pasar gleser Sungai Maram justru mulai berdenyut. Pasar yang terletak di kiri kanan jalan itu, menjual berbagai aneka ragam.

Pengamatan Harian Jambi menunjukkan, pedagang yang menjajakan dagangan di bahu jalan berlantai tanah, sudah menjadi pandangan biasa. Aktifitas pasar kecil itu cukup membuat jalan yang lebarnya hanya 3 meter itu penuh sesak.

Jika waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.00, pasar tersebut hanya bisa dilalui pejalan kaki dan sepeda motor. Jalan rusak berlobang membuat pengendara enggan melewati jalan pasar tersebut.

Pedagang yang menjajakan dagangan, seperti pedagang sayur mayor, rempah-rempah, batu penggilingan bumbu, alat-alat dapur, ikan asin bahkan hingga ragam keperluan rumah tangga lainnya.
Ketua PKL Jambi, Nasroel Yasir mengatakan, minimnya fasilitas berdagang di Kota Jambi membuat para PKL melakukan aktivitasnya di badan jalan. Seperti yang terjadi di Pasar Sungai Maram Pasar Jambi tersebut.

Menurutnya, Pemerintah Kota Jambi belum memberikan solusi soal penanganan PKL di Kota Jambi. Penertiban PKL yang dilakukan Pemkot Jambi terhadap ratusan PKL Pasar Angso Duo Jambi kurang beretika.

“Saya menyesalkan penertiban yang dilakukan Pemkot Jambi itu. Seharusnya PKL itu disediakan tempat untuk berdagang. Namun hingga kini mana solusi yang diberikan Pemkot Jambi terhadap PKL,” ujar Nasroel Yasir.

PKL yang terdapat di kawasan Pasar Kota Jambi juga bagian dari masyarakat Kota Jambi. “Mereka itu berdagang untuk mencari nafkah. PKL justru harus dibina, bukan dibinasakan. Pemkot Jambi harus segera mencari solusi dengan membangun sarana prasarana pasar untuk PKL,” katanya.
      
Pemkot Jambi Berupaya Relokasi Pasar

Pemerintah Kota Jambi lewat Dinas Pasar Kota Jambi berencan akan merelokasi sejumlah pasar di Kota Jambi. Pasar yang sudah over load untuk direlokasi dan belum menfungsikan pasar yang belum dimanfaatkan.

Kepala Dinas Pasar Kota Jambi, Duria Sunita mengatakan, pihaknya akan melakukan perubahan besar kearah yang lebih diwaktu-waktu yang akan datang, ini dikarenakan status dinas yang disandang oleh dinas pasar yang sebelaumnya Kantor Pengelola Pasar diresmikan pada bula Mei 2013 lalu. 

Dinas Pasar Kota Jambi menargetkan pasar kaget Sungai Maram akan bisa dicari solusinya dan dipindahkan ke Pasar Angso Duo Jambi. Kemudian pasar Talang Banjar juga akan direlokasi. Kondisi pasar dinilai sudah tidak mampu lagi jumlah pedagang yang berjualan. Maka dari itu, Dinas Pasar berenca untuk merelokasikan pasar Talang Banajar itu.

“Tahap awal yaitu pembelian tanah untuk membangun pasar sudah dianggarkan pada tahun 2013 lalu. Perlahan setelah pembelian tanah akan dibagun pasar modern menggantikan pasar Talang Banjar,” ujarnya.

Disebutkan, guna merubah pasar tradisional menjadi pasar modern memiliki banyak tantangan. Baik itu penolakan maupun protes dari para pedagang yang enggan untuk direlokasi. Namun berkaca dari relokasi pasar TAC yang tredisional menjadi modern dan tertibnya pasar Angsoduo Kota Jambi, Duria Sunita yakin relokasi pasar Talang Banjar dapat dilakukan. 

Untuk itu pendekatan secara kepada para pedagang perlu dilaksanakan,  agar tidak terjadi gejolak yang besar pada pedagang saat akan direlokasi. Pasar yang belum difungikan, yakni pasar induk di Lingkar Selatan.

Pihaknya menargetkan pasar tersebut sudah dapat beroperasi pada tahun 2014 ini. Dengan beroperasinya pasar induk nantinya diyakini akan mendatangkan manfaat yang besar bagi para agen-agen besar yang ada di Jambi.

Pasalnya agen-agen akan dikumpulkan pada satu tempat sebelum di distribusikan pada pasar tradisional maupun pasar modern. “Di 2014 ini pasar itu akan segera dioperasikan, tahap awal akan disusun dasar hukum agar pasar dapat dimanfaatkan,” katanya.

Disebutkan, pasar induk yang akan segera dimanfaatkan tersebut nantinya akan menopang seluruh pasar yang ada di Jambi, yakni sebanyak 19 pasar tradisional dan modern. “Dengan pasar induk yang sudah dioperasikan natinya, pasar-pasar tradisional dan modern yang ada di Jambi akan lebih tertata rapi dan bersih. (*)

Kekuatan Dinas Pasar Dengan 115 Orang Pegawai 

Kekuatan Dinas Pasar Kota Jambi dengan 115 pegawai tetap berupaya untuk mencegah konflik dengan PKL. Dinas Pasar Jambi melakukan pendekatan persuasive. Selain itu fasilitas prioritas yang dibutuhkan oleh para pedagang juga dipenuhi agar pendekatan kepada para PKL baik yang senior dapat berjalan dengan baik. Sehingga tantangan terberat dalam mengatur pasar dapat tercapai secara bertahap.

Kata Duria Sunita, banyak tantangan sejak menjabat Kepela Dinas Pasar Kota Jambi sejak tahun 2010 lalu. Sunita bertekad memperbaiki infrastruktur pasar-pasar yang kurang memadai.
“Denga pasar yang layak juga akan meningkaatkan pendapatan para pedangan. Masyarakat yang ke pasar tentunya menginginkan pasar yang sehat,” kata Sunita.

Disebutkan, Pasar yang memiliki 2 UPTD pada dasarnya memiliki tugas yang sangat berat. Hal itu yang medorong Kantor Pengelola Pasar Kota Jambi menjadi Dinas Pasar Kota Jambi. Adapun UPTD tersebut yaitu UPTD 1 membawahi pasar yang ada di Kota Jambi dan UPTD 2 membawahi pasar Angsoduo dan Lopak, Danau Teluk dan Pelayangan.

Jumlah pegawai sebanyak 115 orang. Dalam hal kekompakan, dapat dikatatakan pegawai Dinas Pasar Kota Jambi paling kompak dalam mengikuti event yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Jambi. (lee)

Tidak ada komentar: