Selasa, 01 Oktober 2013

Pemerintah Provinsi Jambi Kesulitan Menata DAS Batanghari



Teks Foto : PETI : Praktek Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di Sungai Batanghari tepatnya di Desa Muarsebo, Kabupaten Muarojambi hingga Selasa (24/9) masih marak. Tidak ada tindakan tegas dari aparat terkait soal PETI tersebut. Foto Asenk Lee Saragih

Jambi, Bute Ekspres

Pemerintah Provinsi Jambi masih kesulitan melakukan penataaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari karena koordinasi yang belum padu antara pemerintah kabupaten sejak otonomi daerah. Selain itu, juga sulitnya pendanaan program  memulihkan DAS Batanghari tersebut.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi, Arfan kepada wartawan, Selasa (24/9/13) mengatakan, alokasi dana untuk program penataan DAS Batanghari sangat minim. Sementara dana yang dibutuhkan untuk menata kembali DAS Batanghari tersebut tidaklah sedikit.

Menurutnya, pemulihan DAS Batanghari yang kini masuk dalam kategori kritis, sangat sulit. Sebab, katanya, belum ada kerjasama yang fokus menangani kelestarian lingkungan, khususnya DAS Batanghari.
“Alokasi dana untuk lingkungan hidup pada APBD Kabupaten, Kota dan Provinsi sangat minim,”katanya. Disebutkan, semakin kristisnya DAS Batanghari disebabkan masih maraknya penjarahan hutan, pembangunan pabrik-pabrik di pinggiran sungai, maraknya penambangan emas tanpa izin (PETI), maraknya penambangan pasir, serta faktor manusia lainnya.

“Pemerintah Provinsi Jambi sudah membentuk tim program “Batanghari Bersih” tahun 2006 lalu. Namun kinerja tim ini belum menunjukkan hasil yang berarti. Kita libatkan seluruh lapisan masyarakat untuk program tersebut. Dari kabupaten hingga ketingkat Pemerintah Provinsi Jambi,”katanya.

Secara terpisah, Ketua Komisi III (Bidang Pembangunan) DPRD Provinsi Jambi, H Bambang Bayu Suseno (BBS) mengatakan, harus dibentuk tim terpadu yang solid dan paham pada bidang lingkungan, khususnya DAS Batanghari.

Menurutnya, tim program “Sungai Batanghari Bersih” harus menjalankan tugas dan fungsinya secara serius dan profesional, sehingga persoalan DAS dan air Sungai Batanghari dapat teratasi.

“Hingga kini sedikitnya 700 PETI masih beroperasi di sungai Batanghari. Selain itu penertiban perusahaan yang membuang limbah ke sungai harus ditegakkan, serta penertiban WC di sepanjang sungai,”katanya. srg

Tidak ada komentar: