|
Lisbet Sinaga, Moses Juneri dan Ezer Twopama ikut nonton. Foto-foto Asenk Lee Saragih. |
|
Suhu Muhar Omtatok |
|
Sri Sultan Saragih |
|
Sri Sultan Saragih |
|
Sri Sultan Saragih-(Putri Ke 11 Bp Taralamsyah Saragih) dan Suhu Muhar Omtatok |
Pertama Kali di Jambi
Jambi,BERITAKU
Luar biasa. Itu kata yang terucap
saat melihat pertunjukan Teater dan Tari
Tradisional Simalungun Dalam Tradisi "Ritual Parsimagotan" Karya
Bersama Sultan Saragih & Suhu Muhar Omtatok, Kamis 6 Juni 2013. Pukul 20.30
s/d 22 WIB di Taman Budaya Jambi, Kambang Telanaipura Kota Jambi.
Acara
dalam kegiatan Temu Karya Taman Budaya Se Indonesia 2013 di Jambi ( 4 s/d 8
Juni 2013) itu menyajikan pertunjukan dengan penampilan
Tim Teater Simalungun (Pemain : Datu
Sibotoh Surat : M Muhar Omtatok dan Sri Sultan Saragih, Panortor/Penari: T.
Haris Fadillah, Fahmi, Irwansyah, Kiky serta Pemusik : Zumaidi, Gomgom dan Aditya) sangat
di hargai, di apresiasi dan mendapat aplaus karena unik dan memiliki spiritual.
Pertunjukan
yang didukung dengan teknik pencahaan lampu, audio dan ruangan indoor dengan
ratusan penonton, pertunjukan itu mampu memikat para penonton yang hadir.
Saking tidak muatnya penonton di dalam gedung teater, juga dibuatkan layar
monitor diluar gedung teater.
Pertunjukan
yang unik dengan mengandung spiritual itu mampu mengobati kerinduan masyarakat
Simalungun di Jambi dan masyarakat Jambi akan kekayaan budaya Nusantara,
khususnya dari Sumatera Utara yang diwakili Etnik Simalungun.
“Kekuatan
Mantra dalam Perspektif Kebudayaan Indonesia" Tortor Hasombahon
Panisumbah, merupakan salah satu bentuk ritual pada adat masyarakat Simalungun
di Sumatera Utara yang sering dilakukan oleh kalangan aliran penghayat
Parhabonaron,”kata Suhu Muhar Omtatok.
Menurutnya,
ritual ini selain bertujuan untuk penyembahan terhadap Tuhan atau Naibata,
sekaligus digunakan sebagai media untuk pemujaan terhadap leluhur. Ritual ini
pada umumnya dilaksanakan untuk mendapatkan kesehatan (menyembuhkan penyakit)
maupun untuk mendapatkan kekuatan, kesaktian atau kekebalan tubuh.
“Ritual
ini diawali dengan Tortor Sombah sebagai wujud penyembahan yang dalam kepada
Tuhan dan leluhur, lalu Dua Sibotoh Surat (Datu, Dukun) akan melakukan ritual
penyembahan dengan iringan deideng (mantra yang dilagukan),”katanya.
Sri
Sultan Saragih yang penampilannya luarbiasa malam itu menambahkan, pada bagian
ini Sibotoh Surat manortor Hadatuon untuk menyarati property okultisme. Sibotoh
Surat akan memasuki fase intrance sehingga mampu memperoleh kekuatan dan
mendemonstrasikan kekebalan.
Kata
Sri Sultan Saragih, synopsis pertunjukan “Tortor Hasombahon Panisumbah”,
merupakan salah satu bentuk ritual pada adat masyarakat Simalungun di Sumatera
Utara yang sering dilakukan oleh kalangan aliran penghayat Parhabonaron. Sibotoh
Surat akan memasuki fase intrance sehingga mampu memperoleh kekuatan.
Pertunjukan
Teater dan Tari Tradisional Simalungun Dalam Tradisi "Ritual
Parsimagotan" Karya Bersama Sri Sultan Saragih & Suhu Muhar Omtatok
itu kali pertama di pertunjukkan di Jambi. Tim Teater dan Tari Tradisional
Simalungun dibawah dukungan Taman Budaya Sumatera Utara itu mengaku puas dengan
pertunjukan yang mendapat apresiasi dari ratusan penonton. Walau Tim Teater dan
Tari Tradisional Simalungun menginap dihotel sederhana di Jambi, mereka tetap
semangat untuk tampil pada malam itu.
“Diatetupa
(Terimakasih) atas dukungan dan apresiasi masyarakat Etnis Simalungun di Kota
Jambi dan juga masyarakat pecinta seni budaya di Kota Jambi. Semoga pertunjukan
kami itu membawa dampak yang positif tentang makna senibudaya sebagai agar
generasi muda dapat mencintai dan menunjukkan karakter bangsa Indonesia yang
mempunyai kearifan lokal,”kata Sri Sultan Saragih & Suhu Muhar Omtatok.
Asenk Lee Saragih.
Perkenalkan
Budaya Pada Generasi Muda
Budaya
merupakan jati diri sebuah bangsa, begitu banyak nilai yang terkandung dalam
sebuah budaya yang menggambarkan begitu kayanya Indonesia. Perkembangan
budaya lokal dan nusantara harus menjadi
perhatian bersama agar generasi muda dapat mencintai dan menunjukkan karakter
bangsa Indonesia yang mempunyai kearifan lokal.
Hal
itu dikatakan Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) saat membuka secara resmi
Temu Karya Taman Budaya Se Indonesia di Jambi, Selasa 4 Juni 2013 Pukul 20.00
WIB di Taman Budaya Jambi (TBJ) Kambang Telanaipura, Kota Jambi.
“Temu
Karya Taman Budaya Se Indonesia ini sebagai ajang memperkenalkan budaya kepada
generasi muda. Bangsa yang mempunyai budaya tinggi merupakan bangsa yang telah
memahami kehidupan merupakan warna yang meniscayakan perbedaan dalam persatuan,
Indonesia terbentang sebagai Bangsa dengan khasanah budaya yang berbeda.
Kedepan kewajiban kita bersama untuk terus memperhatikan budaya,”kata HBA.
Disebutkan,
perhatian terhadap perkembangan budaya asli Indonesia bukanlah tanpa alasan.
Banyak budaya Indonesia yang telah diduplikasi oleh bangsa lain. “Tantangan
bagi kita semua untuk mempertahankan hak kekayaan intelektual seni dan budaya
bangsa,”ujarnya.
Sementara
Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif RI Prof H.M. Ahman Sya memuji langkah Gubernur Jambi HBA yang
berinisiatif meletakkan pembangunan yang berbasis budaya dengan menggerakkan
Taman Budaya sebagai tempat untuk perkembangannya.
“Mengaktifkan
Taman Budaya bukan hanya sebagai wahana edukasi, juga sebagai wahana ekspresi
dan promosi Provinsi Jambi dengan masyarakat luar (Provinsi Jambi),”kata Ahman
Sya.
Disebutkan,
aktifnya Taman Budaya dalam konteks pembangunan akan menunjang sektor
kepariwisataan yang mempunyai korelasi positif terhadap kemajuan ekonomi
khususnya ekonomi kerakyatan. “Selamat kepada Gubernur Jambi, mudah-mudahan
diikuti oleh Provinsi lain,”ujarnya.
Menurut
Ahman Sya, kreativitas merupakan modal untuk maju dan sejahtera,Taman Budaya
dapat menjadi pusat unggulan dalam menggelindingkan ekonomi kreatif, sedangkan
tujuan ekonomi Indonesia saat ini merujuk pada Pembangunan Indonesia kedepan
yang harus berbasis budaya.
Direktur
Pembinaan Kesenian dan Perfileman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Sulistiyo Tirtokusumo menegaskan seni merupakan dimensional rasa karsa yang
mewarnai serta memperkuat jati diri, mengaktifkan Taman Budaya tentunya akan
menjadi magnet pusat pemberdayaan dan menciptakan generasi muda Jambi yang maju dan sejahtera.
Acara
Temu Karya Taman Budaya Se Indonesia ini menghadirkan 800 orang pelaku seni
dari berbagai penjuru tanah air. Pada malam pembukaan tersebut Gubernur Jambi
beserta Istri, Ibu Wakil Gubernur Jambi, Sekretaris Daerah Jambi beserta
Isteri, Pejabat di Lingkup Pemerintah Provinsi Jambi serta Tamu dan Undangan
lainnya disuguhi Permainan tarian “Lukah Gilo”.
Lukah
Gilo merupakan permainan tradisional rakyat Jambi dengan kekuatan mantra
menjadikan lukah sulit dikendalikan, bahkan Pak Sekda dan Pak Dirjen ikut
merasakan kekuatan magis Lukah Gilo. Asenk Lee Saragih. (Foto-foto Asenk Lee Saragih HP 0812 747 7587)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar