Selasa, 08 Mei 2012

Sekum PGI : Kekerasan di Indonesia Semakin Menyeruak

Berbincang: Sekum PGI Pdt Gomar Gultom (kanan) tampak berbincang dengan Ketua PGIW Jambi Pdt David Farel Sibuea (kiri) dan Dirintelkam Polda Jambi Kombes Pol Bagus Kurniawan SH (tengah) disela-sela pembukaan Sidang MPL PGI Wilayah Jambi di Ratu Hotel, Senin (7/5). Foto batakpos/rosenman manihuruk
Jambi, BATAKPOS

Sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom mengatakan kekerasan di Indonesia dari waktu ke waktu di sejumlah tempat semakin menyeruak yang menimbulkan korban jiwa dan material. Bahkan masyarakat Indonesia kini masih diliputi suasana yang memprihatinkan.

Demikian juga kata yang paling terkenal dari Indonesia adalah kata “amuk” (marah-red). Sehingga kata “amuk” itu sudah masuk dalam kamus wordcub (kamus inggris internasional). Karena “amuk” itu mencerminkan karakter Indonesia dimata dunia belakangan ini. “Hanya satu kata itu yang masuk dalam kamus inggris internasional,”katanya.

Hal itu dikatakan Pdt Gomar Gultom pada sambutannya saat membuka Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) PGI Wilayah Jambi di Ratu Hotel, Senin (7/5). Hadir pada sidang Dirintelkam Polda Jambi Kombes Pol Bagus Kurniawan SH dan sekitar 150 peserta sidang perwakilan dedominasi gereja yang bernaung di PGI Wilayah Jambi, baik dari Kota Jambi dan kabupaten se Provinsi Jambi.

Menurut Pdt Gomar Gultom, kekerasan sudah mencerminkan karakter Indonesia belakangan ini. “ Membawa golok kemana-mana, perkelahian antar pelajar, pemaksaan kehendak, intoleransi, bahwa segala sesuatu yang berbeda dengan saya seolah-olah harus dimusnahkan, termasuk juga agama yang berbeda dengan saya harus dimusnahkan,”katanya.

Disebutkan, larangan beribadah muncul dimana-mana. “Belum lama ini saya hadir ditengah-tengah jemaat di Bekasi yang dilarang beribadah oleh masyarakat sekitarnya. Ada sekitar 200 warga yang melarang, tapi ada sekitar 200 polisi yang hadir di sana. Tetapi polisi hanya menonton, ketika massa mengejar jemaat yang hendak beribadah,”ujarnya.

Kata Pdt Gomar Gultom, situasi demikian yang terjadi diberbagai tempat di Indonesia belakangan ini. Di Banten, Aurduri Kota Jambi, Bekasi, Bogor dan berbagai tempat lainnya muncul larangan untuk beribadah.

“Pertayaan yang paling mendasar adalah, apakah umat Kristen tidak boleh lagi berdoa, beribadah. Dengan alasan-alasan formula hokum, betapa banyaknya umat Nasrani tidak boleh lagi beribadah di berbagai tempat di Negara ini,”katanya.

Disebutkan, belum lagi korupsi merajalela, ketidak pastian hokum diberbagai tenpat terjadi sekarang ini. Sangat memprihatinkan ditengah-tengah bangsa saat ini dan itu juga yang harus dibicarakan dalam Sidang MPL PGIW Jambi.
Ada Kelompok Yang Menyandera

“Nampaknya negara tidak berdaya dalam menghadapi berbagai problem. Kepolisian tidak berdaya diberbagai tempat. Pemerintah daerah juga tidak berdaya diberbagai tempat. Ada kelompok yang menyandera para pemimpin kita sehingga tidak mampu menganbil keputusan yang tegas sesuai dengan hokum yang berlaku,”katanya.

Menurut Pdt Gomar Gultom, hingga ada yang mengatakan Negera Indonesia diancam kegagalan. “Negara kita adalah Negara Pluralis. Negara yang gagal adalah cerminan dari masyarakat yang gagal. Masyarakat kita sekarang sedang sakit. Orang yang memperjuangkan kejujuran dibenci dan dikucilkan. Sementara orang yang melakukan tindak pidana korupsi disanjung-sanjung saat keluar dari penjara,”katanya.

Pdt Gomar Gultom mencontohkan, kejadian seorang murid SD di Surabaya yang membocorkan contek massal Juni 2011 lalu. Sehingga sekampung mengusir murid SD dan orang taunya oleh rapat desa hanya gara-gara membocorkan kecurangan contek massa di sekolah saat ujian nasional.

Kemudian mantan Walikota Medan Abdillah yang sudah selesai menjalani hukuman penjara akibat kasus korupsi, pulang dari penjara di Jakarta, disambut bagaikan pahlawan di Kota Medan.

“ Di Bandara Polonia Medan Abdillah disambut dan diarak keliling kota Medan dan disambut di kantor gubernur Sumatera Utara. Mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh, sesudah menjalani hukuman karena korupsi pembelian Helikopter, disambut di Banda Aceh dan diarak keliling kota,”katanya.

Kemudian di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, seorang walikota yang sudah divonis korupsi dan dipenjara di Cipinang Jakarta dan sudah terlanjur namanya masuk di KPU Tomohon, menang dalam pemilihan Walikota Tomohon.

“Sudah terpidana kasus korupsi, dan begitu terpilih dilantik di penjara dan dari penjara melantik para kepala dinas. Dari contoh tersebut, masyarakat kita memang sedang sakit,”katanya.

Kata Pdt Gomar Gultom, Negara yang terancam gagal karena masyarakatnya gagal, masyarakat yang sakit karena kegagalan agama-agama. Kegagalan agama karena kegagalan pemimpin agama dalam membina umatnya. “Dan itu semua kegagalan kita. Saya ungkapkan ini menjadi pergumulan kita dalam persidangan MPL PGIW Jambi ini,”katanya.

Disebutkan, Gereja juga harus berani memberikan solusi. “Kita bukan hanya mengkritik, namun Gereja harus berpikir apa yang telah diperbuat untuk Bangsa ini. Dan Gereja menjadi berkat bagi masyarakat sekitarnya,”katanya. RUK

Tidak ada komentar: