Jumat, 01 Juli 2011

Kerusakan Jalan Lingkar Selatan Jambi Masih Jadi Pemicu Masalah

a
Kondisi kerusakan Jalan Lingkar Selatan Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.

Jambi, BATAKPOS

Jalan provinsi di lingkar selatan Kota Jambi hingga kini masih menjadi masalah akibat masih dalam kondisi rusak tanpa adanya perbaikan. Warga yang berada di sepanjang lintasan jalan protes akibat lalulalang truk angkutan batubara setiap harinya. Warga kesal dengan hilir mudiknya truk batubara yang menyebabkan kerusakan jalan semakin parah.

Jalan lingkar selatan Kota Jambi itu sempat diblokir oleh warga pada dua hari lalu selama delapan jam warga di simpang empat Pal X Kenali Asam Bawah, Kota Jambi. Dalam aksinya, warga melarang truk batubara dan CPO melintas.

Akibatnya, ratusan truk tertahan diberbagai tempat sepanjang jalan lingkar, menunggu akses jalan dibuka kembali. Akibat pemblokiran itu arus transportasi sempat macet menuju Pelabuhan Talang Duku tersebut.

Setelah dilakukan pertemuan antar warga dengan pengusaha batubara, akhirnya blokir jalan oleh warga dibuka kembali. Dibukanya Jalinsel ini tentunya sesuai dengan tuntutan warga, salah satunya adalah, asosiasi batubara wajib melakukan penyiraman jalan sebanyak 10 kali sehari.

Point lain yang disepakati adalah, pemerintah harus menindak tegas truk dengan muatan diatas 25 ton. Saat ini sedang berlangsung musim kemarau, debu jalanan yang disebabkan aktivitas truk batubara luar biasa sekali.

Banyak warga yang menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) akibat tiap hari menghirup debu. Makanya kesepakatan yang ditandatangani warga adalah asosiasi barubara wajib menyiram Jalinsel setidaknya 10 kali sehari, terutama dekat kawasan-kawasan pemukiman.

“Truk batubara yang melalui Jalinsel ini makin hari makin besar, jauh diatas 25 ton. Kami minta itu dilarang, sebab percuma jika jalan diperbaiki, tentu akan hancur lagi, jika truk yang melintas melebihi tonase. Jika masih beroperasi maka kami yang menghentikannya, jalan Lingkar Selatan tidak akan pernah bagus jika ketegasan itu tidak ada,” ujar Mawardi warga Lingkar Selatan Jambi.

Rugi Rp 500 Juta Perhari

Sementara Rudi, perwakilan Asosiasi Pengusaha Pertambangan Batubara dan Mineral Jambi, mengatakan, jika jalan ditutup, maka pengusaha rugi besar. Akses angkutan batubara di Jambi ini hanya melalui darat, jika ada aksi blokir jalan atau hal lainnya yang menyebabkan truk angkutan tidak berfungsi, maka kita rugi besar, operasional kita akan terganggu, 1 harinya bisa Rp 500 juta

“Kita akui mobilitas kita yang tinggi bermasalah terhadap kondisi jalan, kita sudah berupaya pembatasan tonase hingga 25 ton, namun ada saja oknum yang menambah muatan. Kedepanya kita akan berupaya keras agar masalah blokir jalan tidak terjadi lagi, setiap keluhan warga itu sebagai sebuah masukan yang akan kita sikapi,” katanya.

Kabid Bina Marga Dinas PU Provinsi Jambi, Asmarjani mengatakan, Jalinsel akan segera diperbaiki. September nanti diperbaiki. “Sekarang masih dalam proses tender, maka itu kami harap warga bersabar, jalan Lingkar Selatan tetap akan kita perbaiki. Pemerintah tidak mungkin membiarkan Jalinsel terbengkalai,” kata Asmarjani. ruk

Tidak ada komentar: