Sabtu, 02 Juli 2011

Deseminasi Informasi di Wilayah Perbatasan Masih Minim

Deputi VI Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) RI, Fathnan Harum tatap muka dengan insan pers di Jambi, Selasa lalu. Foto Asenk Lee Saragih.

Jambi, BATAKPOS

Deseminasi informasi di wilayah perbatasan di Provinsi Jambi hingga kini masih minim. Bahkan Provinsi Jambi masuk dalam salah satu daerah yang rawan penurunan rasa nasionalisme di Indonesia akibat tidak masuknya informasi lokal dan bahkan informasi yang didapat dari luar negeri.

Deputi VI Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) RI, Fathnan Harum di Jambi baru-baru ini mengatakan, ada beberapa daerah yang krusial terhadap masalah nasionalisme. Daerah itu yakni, Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, serta Provinsi Jambi.

“Daerah yang rawan itu adalah wilayah perbatasan. Aapalagi daerah yang dimaksudnya ini lebih banyak informasi konten atau budaya luar yang masuk. Baik melalui perorangan ataupun siaran-siaran televisi dan media luar. Dikuatirkan semangat nasionalismenya akan menurun. Karena itu persoalan ini perlu menjadi perhatian. Ini sangat diprioritaskan pemerintah pusat,” katanya.

Menurut Fathnan Harum, langkah yang harus diambil, yakni memberikan perhatian dan pantauan yang lebih terhadap daerah rawan ini. Pihaknya berjanji akan menggandeng Menkominfo, Dewan Pers, PWI serta media elektornik dan cetak lokal untuk mengatasi masalah ini.

Dia juga berharap daerah-daerah perbatasan tersebut diberikan siaran dan berita konten lokal yang lebih tinggi. Selain itu, informasi yang diberikan harus rutin dan memadai. Kontennya harus mempertahankan NKRI.

Sejauh ini, pihaknya telah membicarakan masalah ini dengan Menkominfo. Hasil koordinasi ini, lanjutnya, akan dibuatkan kebijakan bersama, terutama tentang bagaimana mengatasi masalah daerah perbatasan. Kendalanya, sebagain besar perbatasan di Indonesia ekonomi masyarakatnya masih sangat rendah. Belum lagi jaringan listrik yang belum masuk serta akses internet yang belum terjangkau. ruk

Tidak ada komentar: