Selasa, 22 Juni 2010

Perjalanan Hidup Seorang Pendeta dari Desa Sosor Parlombuan Sibuea

Jambi, BATAKPOS

Nasib manusia sepenuhnya di Tangan Tuhan. Jika Tuhan Allah berkehendak, apapun dapat terwujud. Demikian pula yang dialami Praeses HKBP Distrik 25 Jambi, Pdt David Farel Sibuea MTh. Dirinya mengisahkan masa kecilnya hingga boleh seperti sekarang.

Seorang bayi laki-laki lahir di Desa Sosor Parlombuan Sibuea, Kecamatan Laguboti, Tapanuli Utara, Sumatera Utara 8 Juni 1957 silam dari pasangan suami istri Gr Amintas Sibuea (Alm) dengan Anna Relia br Tampubolon (Alm) gadis di Desa Simarhompa-Sipahutan. Kelahiran bayi laki-laki yang diberi nama David Farel Sibuea tepatnya saat ayam berkokok pagi hari.

Pdt David Farel Sibuea MTh Beserta Istri. Foto Rosenman Manihuruk.

Sebagai putra bungsu dari 4 laki-laki dari 11 bersaudara, David Farel Sibuea mengikuti jejak pelayanan sang Ayah. Kala itu Gr Amintas Sibuea sebagai guru Zending di Desa Simarhompa-Sipahutar.

Masa kecil David F Sibuea penuh dengan duka. Disaat masa kecil tidak diharapkan lagi sebagai pria sehat, kuat dan gagah. Betapa tidak, sejak bayi hingga 5 tahun, David mengalami cacat-lumpuh karena salah suntik akibat demam.

Dirinya tak pernah lepas dari gendongan kakak dan abang ke tempat tidur karena tidak dapat duduk dan berdiri. Kedua kakinya kecil dan lemas. Berita dari mulut kemulut mengobati lumpuh ada tukang urut di Desa Sigumpar.

Lalu David F Sibuea berobat ke Sigumpar untuk diurut (tukang dampol). Berkat perlindungan Tuhan, David sembuh dan dapat berdiri lincah dan lari. Umur 6 tahun hingga SMA David dipanggil rekannya Daud karena badannya kecil (nametmet).

Karena belum cukup umur (7 tahun) David dititipkan sekolah di SD Negeri 2 di kampungnya. Saat itu David suka menulis di Le dengan Gerep (Le : buku tulisan dari batu dan Gerep : pensil dari batu).

Saat 4 bulan belajar titipan di SD N 2 Laguboti, David ternyata bisa nilai bagus saat ujian. Kemudian gurunya Ibu Sibuea menghadap kepala sekolahnya Bapak Hutauruk memberitahukan kemampuan David F Sibuea.

Kemudian David diterima sebagai murid sungguhan di SD tersebut. Tamat SD melanjutkan sekolah ke SMP 1 Laguboti. Saat itu Devid terpukul berat. Ayah tercinta Gr Amintas Sibuea dipanggil Tuhan (meninggal dunia).

David merasa kehilangan sesosok ayah sebagai idolanya. Hal itupun terasa hingga dirinya masuk bangku SMA 1 Laguboti Jurusan PASPAL (Pengetahuan Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam) . Sejak kecil dirinya sering disuruh sang ayah mengambik kemiri di kebun dan dijual ke pasar (onan) dengan harga Rp 10 untuk 6-10 biji.

Saat SMP juga David sudah mahir memanjat pohon Enau (aren) untuk “Tuak” (bagot) dan disetor ke toke Kepala Desa Ambrosius br Hasibuan yang anaknya satu profesi dengan David semasa SMP.

Perjuangan hidup David untuk menggapai masa depan pendidikannya begitu gigih. Semasa SMP dan SMA dirinya juga berprofesi sampingan sebagai tukang sorong (pendorong gerobak barang) di Pasar Laguboti.

David juga menyempatkan diri membantu keluarga Pasaribu br Sibuea di pasar tersebut. Perjuangan itu untuk mencukupi kebutuhan uang sekolah dan membeli buku-buku. Itulah sekelumit perjuangan hidup David untuk menggapai cita-citanya.

“Akhirnya itu semua kenangan manis dan indah untuk diingat. Semua cerita yang saya alami menjadi novel kehidupan yang mungkin orang berkata, masa iya….apa benar….mungkin kah?. Saya yang sudah menjadi pendeta ini dan anak seorang guru zending ini mengalami masa kecil-remaja seperti itu,”kata Pdt David Farel Sibuea MTh dihadapan jemaat dan undangan saat ibadah syukuran peluncuran bukunya di HKBP jambi, Sabtu (12/6).

Menurutnya, awal karier sekolah pendeta, saat itu hendak merantau ke Jakarta dengan modal ijazah SMA. Saat itu dirinya kurang berniat ke Jakarta. Namun saat tiba di Pematang Siantar, bis yang ditumpanginya lewat depan Kampus STT Nomensen dan melihat ada penerimaan mahasiswa baru.

Dengan bermodalkan semangat, dirinya mendaftar diri disertai surat rekemondasi dari gereja. Kemudian dirinya juga memberanikan diri menemuai Dekan Dr P Sormin (alm).

“Bo..jadi molo lulus ho, lengkapi ma surat-suratmu, jala ikkon tinggal di Asrama do selama ujian on saminggu,”demikian kata Dekan Dr P Sormin, seperti dikutip Pdt DF Sibuea.

Awalnya ibunda Pdt DF Sibuea kala itu tidak menerimanya sekolah pendeta. Hal itu karena pertimbangan biaya. Namun ibunda Pdt DF Sibue sempat berpikir panjang dan menyarankan Pdt DF Sibuea memilih jalan pendidikannya sendiri.

“Toe, lomomma, molo so boi torushononmu muse, molo mate ahu, hape marsingkola ho tusi, boha ma muse ngolum. Diboto ho….nahansit amongmu nabaruon tingki guru zending dohot guru huria. Balanjona holan sungkup-sungkup songon i,” kata ibunda Pdt DF Sibuea mengenang.

Perkuliahan Pdt DF Sibuea penuh dengan keterbatasan biaya. Namun dirinya tetap yakin dan mampu menempuh cita-citanya. Dirinya mendapatkan beasiswa hingga kuliahnya selesai. Praktek suka duka sebelum pendeta melayani di HKBP yakni Pendeta HKBP Rengat, Tembilahan, Air Molek, Lirik, Sei Lala hingga ditabbiskan jadi Pendeta HKBP.

“Sebagai hamba Tuhan (pendeta), lakukanlah yang terbaik dengan ketulusan, kerendahan hati, rajin, rafih, bersih dan jujur. Jangan menyimpan akar kepahitan yaitu iri, kebencian, sakit hati terhadap siapapun yang menyakiti hati kita. Mendoakan dan mengampuni orang yang menyakiti hati, yang menjelek-jelekkan dan yang berprasangka buruk kepada kita. Lakukanlah yang baik tanpa pamrih kepada semua orang tanpa membeda-bedakan, baik kepada mereka yang tidak berbuat baik kepada kita, hingga mereka tahu bahwa kita tidak seperti mereka. Ingatlah, Tuhan akan membuat indah pada waktunya (Pengkotbah 3:11),” demikian Motto dalam pelayanan Pdt David Farel Sibuea MTh selama 25 tahun sebagai Pendeta. rosenman manihuruk.

Mohon Buatkan Foto Praeses Bersama Istri.

Riwayat Singkat

Pendidikan :
1. SDN Laguboti Lulusan Tahun 1969
2. SMP Laguboti Lulusan Tahun 1972
3. SMA Laguboti Lulusan Tahun 1975
4. STT HKBP Sarjana Muda Lulusan 1980
5. STT HKBP Sarjana Lengkap Lulus Tahun 1982
6. Universitas Duta Wacana Yogyakarta Magister Teologia Lulus 1997 Bidang Pastoral-Konseling
7. Program Doktor Ministry di STT Jakarta Bidang Pastoral-Konseling-Sekarang

Pengalaman Kerja
1. Pendeta praktik di Gereja HKBP Rengat-Tembilahan-Airmolek-Sungai Lalak Riau Ressort Pekanbaru Tahun 1982-1984
2. Pendeta HKBP di Gereja HKBP Ressort Menteng Halimun Jakarta Tahun-1985-1986
3. Pendeta HKBP diperbantukan di HKBP Ressort Pasar Minggu, Ressort Tebet Tahun 1986-1987
4. Pendeta Resort HKBP di Gereja HKBP Pasar Minggu 1987-1989
5. Pendeta Khusus Melayani Buruh dan Pelajar diperbantukan di HKBP Ressort Balige 1989-1993.
6. Pendeta Resort HKBP Yogyakarta 1993-1997
7. Pendeta Resort HKBP Kebayoran 1997-2004
8. Pendeta Resort HKBP Tebet 2004-2008
9. Praeses HKBP Distrik XXV Jambi 2008-2012
10. Majelis Distrik Toba Hasundutan Tahun 1990-1993
11. Majelis Distrik JabartengdiY Tahun 1994-1997
12. Ketua II PGIW Yogyakarta 1994-1997
13. Majelis Distrik VII Jawa Kalimantan Tahun 1997-2004-2008
14. Anggota MPL PDI Wil DKI Jakarta 2005-2008
15. Majelis Pusat HKBP Periode 2009-2015
16. Ketua PGI Wilayah Jambi 2009-2015
17. Ketua Kontingen PESPARAWI IX 2009 Provinsi Jambi ke Samarinda, Kaltim

Kunjungan Perjalanan
1. Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Lombok
2. Singapore, Thailand/Bangkok, Hongkong, Kualalumpur
3. Amerika Serikat (Denver-Los Angles-New York) Tiga Kali
4. Turki, Mesir, Israel, Yordania Enam Kali
5. Belanda, Pracis, Brussel dan Germany.

Tidak ada komentar: