Senin, 12 Oktober 2009

Sanitasi Kota Jambi Masih Buruk


Jelang City Summit Sanitation (CSS) ke-VI, 21 Oktober 2009

Jambi, Batak Pos

Pemerintah Kota Jambi hingga kini masih kesulitan mengatasi Sanitasi yang buruk di Kota Jambi. Buruknya sanitasi di Jambi mengakibatkan angka kesakitan akibat buruknya sanitasi (gastro enteritis, cacingan, DB) masih tinggi. Hal itu menandakan buruknya kondisi sanitasi dan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat.

Anggota DPRD Kota Jambi, Efron Purba kepada BATAK POS, Kamis (8/10) mengatakan, ruruknya sanitasi di Kota Jambi tersebut merupakan tangung jawab Walikota dan Wakil Walikota Jambi, dr bambang Priyanto-Sum Indra selaku kepala daerah. Kebijakan penting dalam mengatasi sanitasi buruk ini harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Disebutkan, penyebab buruknya sanitasi di Kota Jambi yakni sebagian besar tangki septik yang dimiliki masyarakat belum memenuhi syarat teknis dan kesehatan, terutama tidak kedap air. Kemudian masih banyak masyarakat yang buang hajat di tempat terbuka.

Kemudian toilet umum yang disediakan pemerintah jumlahnya minim dan yang ada kurang terpelihara. Toilet dibangun tanpa mempertimbangkan sistem air tanah sehingga mencemari lingkungan.

Disebutkan, toilet di tempat-tempat umum, termasuk di tempat-tempat ibadah, tidak terpelihara. Selanjutnya pengoperasian Instalati Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) Talang Bakung belum optimal karena tidak tersedia as-built drawing dan buku manual operasional IPLT sehingga tidak diketahui kapasitasnya.

Usia Kota Jambi yang sudah memasuki 64 tahun (17 Mei 2009), seharusnya sudah dapat mengatasi sanitasi tersebut. Menurutnya, solusi mengatasi Sanitasi di Kota Jambi yakni masyarakat meningkatkan kualitas sanitasi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kemudian semua masyarakat memiliki akses kepada jamban dengan tangki septik yang memenuhi syarat teknis dan kesehatan, terutama kedap air. Solusi lain yakni tidak ada lagi masyarakat yang buang hajat di tempat terbuka.

“Toilet umum ditambah jumlahnya dan yang sudah ada ditingkatkan pemeliharaannya. Toilet dibangun dengan mempertimbangkan sistem air tanah dan memenuhi syarat teknis dan kesehatan,”katanya.

Sampah

Sementara itu aktivis lingkungan di Jambi, Donny Pasaribu SP mengatakan, persoalan lain yang dihadapi Pemerintah Kota Jambi saat ini adalah subsektor persampahan. Kota Jambi belum memiliki strategi pengelolaan sampah berskala kota, sehingga pengelolaan sampah dilakukan secara parsial.

“Sampah sering dibuang di sembarang tempat, di tempat terbuka, dan badan air dan tidak dibuang di TPS yang tersedia, baik di lingkungan permukiman maupun kawasan perdagangan. Masyarakat tidak membuang sampah ke TPS sesuai jadwal karena jadwal pengambilan sampah tidak selalu sesuai dengan jadwal kebiasaan masyarakat membuang sampah,”katanya

Tuan Rumah CSS ke VI

Kota Jambi menjadi tuan rumah City Summit Sanitation (CSS) ke-VI, 21 Oktober hingga 23 Oktober mendatang. Walikota Jambi dr Bambang Priyanto mengatakan, kegiatan itu akan dihadiri sekitar 35 pemerintahan kabupaten/kota, kementrian, dan lembaga donor asing.

Menurut Bambang, terpilihnya Kota Jambi sebagai tuan rumah CSS ke-VI ini merupakan bukti keseriusan Pemerintah Kota Jambi menuju Kota Bernas peduli sanitasi.

Kota Jambi juga akan dideklarasikan menjadi Aliansi Kota Peduli Sanitasi ke enam di Indonesia. Kegiatan CCS, merupakan kegiatan Aliansi Kota Peduli Sanitasi, yang merupakan embrio bagi program percepatan pembangunan sanitasi perkotaan secara nasional. ruk

Tidak ada komentar: