Kamis, 18 Juni 2009

Warsi Tolak Salma Dikirim Ke Lampung

Jambi, BATAK POS

Komunitas Konservasi Indonesia-Warung Informasi Konservasi (KKI - Warsi) Jambi menolak keras rencana Pemerintah Provinsi Jambi akan mengirimkan Salma, seekor Harimau Sumatera betina ke Taman Nasional BBS di Desa Belimbing, Kecamatan Bengkemat, Lampung Barat. Rencananya Presiden SBY akan melepaskan empat ekor harimau di taman nasional tersebut dalam waktu dekat ini.

Kini Salma masih berada di kandang Taman Rimba Jambi Selatan, Kota Jambi. Salma ditangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi di Muarojambi karena menerkam manusia.

Hal tersebut dikatakan Direktur Komunitas Konservasi Indonesia-Warung Informasi Konservasi (KKI - Warsi) Jambi Rachmat Hidayat kepada BATAK POS saat ditemui di Kantor WARSI Jambi. Menurutnya Salma harus dikembalikan ke habitat asalnya.

“Kini Salma stress karena dikandangkan. Dia mengamuk karena habitatnya yang terusik oleh ulah manusia. Salma sebaiknya jangan di kirim ke Lampung. Belum tentu Salma dapat menyesuaikan ekologinya di Lampung. Pemprov Jambi harus membatalkan rencana pengiriman itu. Lepaskan saja Salma pada habitat asalnya,”katanya.

Menurut Rachmat Hidayat, jumlah harimau Sumatera yang ada di hutan Sumatera kini berkisar 500 ekor. Sementara di hutan Provinsi Jambi kini tinggal 120 ekor. Jumlah tersebut tersebar di Taman Nasional yang ada di Provinsi Jambi. Seperti di Taman Nasional Bukit Tigapuluh 22 ekor, sisanya di Taman Nasional Berbak dan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD).

Hutan Penyanggah

Perlu ada hutan penyanggah sekitar 22 kilo meter di sekitar taman nasional guna mencegah konflik satwa dengan manusia. Karena saat ini batas taman nasional, perkebunan dan pemukiman relative pendek dari habitat satwa liar.

“Hutan penyanggah ini merupakan solusi agar konflik satwa dengan manusia terhindari. Karena hutan penyanggah ini akan menjadi benteng aman bagi satwa dan juga manusia pada wilayah pemukiman dan perkebunannya. Menteri Kehutanan MS Kaban juga menyetujui usulan hutan penyanggah ini. Mudah-mudahan hal ini terwujud,”katanya.

Disebutkan, satwa seperti gajah di Jambi juga terusik karena maraknya konservasi hutan habitat satwa menjadi lahan transmigrasi, perkebunan dan pertambangan. Pemerintah Provinsi Jambi perlu membuat tata ruang hutan jambi dengan pertimbangan azas ekologi dan social, bukan hanya berdasarkan asas ekonomi. ruk

Tidak ada komentar: