Kamis, 21 Mei 2009

Penyebab Kematian Harimau Sumatera Akibat Kurang Makan

Jambi, Batak Pos

Rangga (24), seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang mati di Kebun Binatang Taman Rimbo Kota Jambi, Sabtu (16/5) lalu, disebabkan akibat kurang makan. Anggaran Pemerintah Provinsi Jambi untuk satwa di Taman Rimba Kota Jambi tahun lalu hanya Rp 100 juta selama setahun. Sebenarnya anggaran idealnya sebesar Rp 200 juta.

Kepala Kebun Binatang Taman Rimbo, Adrianis dalam jumpa pers, Selasa (19/5) mengatakan, Rangga telah mengalami penurunan fisik sejak masuknya Salma, seekor harimau tangkapan BKSDA Provinsi Jambi akibat menerkam warga.

Kandang Rangga menjadi sempit sejak masuknya Salma dalam satu kandang bersama Sheila. Rangga mengalami penurunan fisik sejak masuknya Salma. Rangga bahkan tidak lagi dapat makan daging ayam seperti biasa, kecuali daging lunak khusus.

"Rangga sudah tidak nafsu lagi makan daging biasa, harus yang lunak dan itu pun disuapi oleh pengasuhnya. Tim dokter, juga secara teratur menyuntikkan infus untuk merangsang ketahanan tubuhnya, selain menambahkan obat-obatan dan vitamin. Namun Rangga sudah terlalu lemah dan tua. Dia mati Sabtu dini hari kemarin," ujarnya.

Pemerintah Provinsi Jambi mengalokasikan dana Rp 1,2 miliar pada APBD 2009 untuk keperluan Taman Rimba Kota Jambi termasuk biaya makan satwa yang terdapat di sana. Namun kini tender masih berjalan guna penataan pengelolaan Taman Rimba Jambi.

Disebutkan, Rangga adalah harimau sumatera yang didatangkan dari Kebun Binatang Ragunan Jakarta pada 1991. Saat itu ia masih berusia sekitar empat tahun. Tidak lama setelah Rangga, Ragunan kembali mengirim seekor harimau sumatera betina, Sheila, yang hingga kini masih menempati Kebun Binatang Taman Rimbo. Sheila juga bisa dikatakan sangat tua, ia berusia sekitar 20 tahun.

Pengasuh Rangga, drh Nasir mengatakan bahwa Rangga mengalami rematik, sehingga harus sering disuntik obat.

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi Didi Wurjanto, harimau sumatera yang hidup di alam liar umumnya berusia maksimal 15-20 tahun saja.

“Usia Rangga terbilang cukup panjang. Mungkin karena mendapat asupan obat dan vitamin perangsang sehingga daya hidupnya tetap bertahan. Pihak kebun binatang dan BKSDA mengadakan otopsi terhadap Rangga. Sejumlah organ termasuk kulit Rangga direncanakan akan diambil sebagai bahan penelitian untuk disimpan serta untuk dipamerkan sebagai sumber ilmu pengetahuan khalayak umum tentang satwa Harimau Sumatera. ruk

Tidak ada komentar: