Jumat, 29 Mei 2009

107.968 Hektar Hutan di Batanghari Rusak Parah

Jambi, Batak Pos

Seluas 107.968 hektar atau 50 persen dari 215.936 hektar hutan di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi kini rusak parah. Kerusakan hutan itu akibat pembalakan liar yang tak terkendali dimasa lampau.

Selain akibat ilegal logging, kerusakan hutan di Batanghari juga akibat perambahan dan okupasi oleh masyarakat sehingga sudah berubah fungsi menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Bupati Batanghari Syahirsyah. Foto Pemkab Batanghari.com


Demikian dikatakan Bupati Batanghari, Syahirsyah kepada Batak Pos di Jambi, Selasa (26/5). Menurut dia, kawasan hutan di Kabupaten Batanghari sekitar 215.936 ha terdiri dari Hutan Produksi (HP) 118.411 hektar, Hutan Produksi Terbatas (HPT) 66.656 hektar.

Kemudian Taman Hutan Raya (THR) 15.830 hektar, Taman Nasional Bukit Duabelas seluas 14.773 hektar, Cagar alam Durian Luncuk 41 hektar dan Taman Nasional Bukit Sari seluas 315 hektar.

Disebutka, kerusakan hutan akibat ilegal logging dan perambahan hutan di Kabupaten Batanghari sudah merupakan permasalahan besar. Selama ini ilegal logging sulit untuk diatasi karena penanggulangan yang dilakukan masih bersifat parsial.

Selain itu juga belum menyentuh penyelesaian yang mendasar dan penanggulangannya masih terkosentrasi pada usaha penangkapan, penyitaan dan pelelangan kayu hasil ilegal logging.

Menurut Syahirsyah, adminstrasi Taman Hutan Raya Sultan Taha Syaifudin yang dicanangkan sebagai lokasi hutan lindung berada di wilayah Kecamatan Muara Bulian dan Kecamatan Muara Tembesi dan Bajubang yang tersebar pada 10 desa (Bungku, Pompa Air, Mekar Jaya, Singkawang, Sridadi, Tenam, Jepak, Ampelu, Muara Jangga dan Bulian, yang dilindungi.

Kawasan hutan itu merupakan asli habitat tumbuhan bulian. Kayu bulian habitat alami di Sumatera hanya ada di Provinsi Jambi yakni di Tahura Senami dan Desa Mersam Kabupaten Batanghari.

“Selain kekayaan flora juga terdapat beraneka jenis satwa langka yang dilindungi seperti Harimau Sumatera, Beruang Madu, Trenggiling, Napu dan Kijang yang hidup liar di Tahura itu,”ujarnya.

Menurut Syahirsah, kawasan itu merupakan salah satu daerah resapan air hujan yang di dalamnya terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke Sungai Bulian dan bermuara ke Sungai Batanghari. Kawasan ini juga merupakan habitat pohon unggulan seperti kayu tembesu, meranti, jelutung dan bulian yang sudah sangat langka ditemukan di daerah Provinsi Jambi. ruk

Tidak ada komentar: