Jumat, 30 Januari 2009

Pembangunan Wisata Bahari Provinsi Jambi Masih Terbelakang

Jambi, Batak Pos

Pembangunan wisata bahari di kawasan pantai timur Provinsi Jambi hingga kini masih terbelakang serta terabaikan. Sarana dan prasarana pendukung wisata di wilayah Pantai Timur Provinsi Jambi sangat minim. Objek-objek wisata bahari berupa pantai dan pulau-pulau di wilayah pesisir sulit dijangkau karena langka dan minimnya sarana transportasi.

Demikian dikemukakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Soewarno Soerinta kepada Batak Pos, Minggu (18/1). Menurutnya, tempat penginapan dan akomodasi di kawasan objek wisata juga sangat terbatas. Kondisi demikian membuat objek-objek wisata bahari tersebut kurang dilirik wisatawan.

Disebutkan, pembangunan objek wisata bahari di wilayah Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjabtim) dan Tanjungjabung Barat (Tanjabbar) kurang mendapatkan perhatian pemerintah setempat karena sektor wisata belum dianggap sebagai salah satu sumber penghasilan daerah.

"Selama ini, pemerintah daerah cenderung menilai sektor wisata sekedar pelengkap pembangunan daerah. Sikap tersebut membuat mereka kurang memperhatikan pembangunan wisata. Hal ini tampak dari minimnya alokasi dana pembangunan bidang pariwisata dalam anggaran pembangunan daerah setiap tahunnya," ujarnya.

H Soewarno Soerinta menyayangkan ketertinggalan pembangunan wisata bahari di pantai timur Provinsi Jambi itu. Padahal objek wisata tersebut berpotensi besar meningkatkan kunjungan wisatawan ke Provinsi Jambi. Baik kunjungan wisatawan Nusantara, maupun wisatawan mancanegara.

“Objek wisata bahari di pantai timur Provinsi Jambi memiliki potensi besar menarik wisatawan Nusantara dan mancanegara. Objek wisata tersebut sangat dekat dengan pusat-pusat perdagangan dunia seperti Batam, Kepulauan Riau, Malaysia dan Singapura. Namun potensi wisata itu belum dilirik wisatawan karena sarana dan prasarana wisata yang sangat minim,”ujarnya.

Dirinya meminta Dinas Parawisata Provinsi Jambi dan kedua Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat membuat suatu program dalam memajukan objek wisata bahari atau lainnya yang ada di kedua daerah tersebut.

Sementara itu Bupati Tanjabtim, Drs H Abdullah Hich mengatakan, kelambanan pembangunan sarana dan prasarana wisata di kawasan objek-objek wisata di daerah itu disebabkan dana yang minim.

Sebagai kabupaten pemekaran, anggaran daerah lebih banyak tersedot untuk pembangunan sarana dan prasarana umum. Sedangkan minat investor menanamkan modal untuk pembangunan wisata bahari masih minim. Karena itu pembangunan pariwisata hanya dilakukan secara bertahap.

Objek wisata bahari yang berpotensi besar menarik minat wisatawan di daerah itu ada tiga, yaitu Pulau Berhala, wisata laut Air Hitam dan kawasan wisata pantai Alang-alang dan Sungai Ular.

Pembangunan sarana dan prasarana wisata di Pulau Berhala belum bisa dilakukan pemerintah setempat karena pulau tersebut masih dalam status sengketa antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dan Pemprov Kepulauan Riau.

"Pembangunan wisata di laut Air Hitam dan pantai Alang-alang dan Sungai Ular tertinggal karena sulitnya mencari investor yang mau menanamkan modal, khususnya untuk penyediaan transportasi laut serta pembangunan penginapan," katanya.

Perlu Diprioritaskan

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, Hj.Dra.Muallimah Radhiana, MPd mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi harus memprioritaskan pembangunan sektor wisata di tahun 2009 ini.

Sektor wisata dilirik sebagai salah satu upaya memajukan perekonomian rakyat dan daerah. Sementara Provinsi Jambi memiliki potensi menjadi salah satu daerah wisata tujuan di Pulau Sumatera.

Disebutkan, pihaknya mengharapkan peningkatan partisipasi masyarakat atau swasta dalam memajukan sektor wisata. Keterlibatan swasta sangat penting untuk mengatasi dana dalam proses pembangunan sarana dan prasarana wisata.

Menurutnya, potensi wisata yang layak dijual di daerah Provinsi Jambi meliputi wisata budaya , alam, lingkungan, sejarah, bahari, danau, dan sungai. Potensi wisata itu seperti terdapat di Danau Kerinci, Wisata Alam di Merangin, Candi di Muarojambi dan Pulau Berhala-Wisata Bahari di Muarasabak.

Namun, hingga kini kekayaan wisata tersebut belum sepenuhnya mampu mempercepat peningkatan ekonomi rakyat dan daerah. Masalahnya, masih banyak objek wisata di daerah belum ditangani secara baik.

“Investasi pemerintah dalam pembangunan wisata tersebut berupa penyediaan dana pembanunan wisata melalui APBN, APBD provinsi dan kabupaten/kota. Sedangkan investasi swasta di sektor wisata yang dikelola secara mandiri, pendirian biro-biro perjalanan wisata dan perusahaan angkutan wisata,”katanya. ruk

Tidak ada komentar: