Rabu, 30 Agustus 2017

Dua Mantan Kadis PU Ini Nilai Dodi Irawan Belum Mampu Jadi “Komandan” di PUPERA

Gubernur Jambi H Zumi Zola menberikan ucapan selamat kepada Dodi Irawan ST MT saat dilantik Jadi Kadis PU Prov Jambi Senin 15 Agustus 2016.Dok Jampos
BERITAKU-Jambi-Dua mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jambi berpendapat soal alasan pengunduran diri Dodi Irawan dari jabatan Kadis PU-PERA Provinsi Jambi. Pengunduran diri Dodi Irawan dimungkinkan karena persoalan kinerja yang tidak maksimal, sehingga serapan anggaran di PU-PERA sangat rendah. Sementara Gubernur Jambi H Zumi Zola menginginkan Kadis PU Provinsi Jambi lebih profesional dan dinamis dalam menjalankan program.

Dengan anggaran Rp 900 Miliar lebih, serapan pembangunan Dinas PU-PERA Provinsi Jambi per Juni 2017 baru dikisaran angka 20%. Hal ini bermuara pada pada top leader di dinas tersebut yang dianggap tidak mampu memanage program, anggaran hingga personil.

Demikian rangkuman pendapat dari Mantan Kadis PU Provinsi Jambi Ir PB Panjaitan MM dan Ivan Wirata saat dihubungi terpisah oleh Jambipos Online, Senin (28/8/2017) malam. 

Menurut PB Panjaitan MM, puncak Dodi Irawan menjadi sorotan di lingkungan PU Provinsi Jambi dan juga Kementerian PU-PERA saat acara bincang-bincang Gubernur Jambi H Zumi Zola, Plt Sekda Provinsi Jambi Erwan Malik dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan sejumlah Dirjen Kemen PU-PERA di Kantor Kementerian PU PR, Jakarta Jum’at 11 Agustus 2017 lalu. Saat itu juga hadir Kadis PU Provinsi Jambi Dodi Irawan.

“Saat itu Menteri Basuki Hadimuljono menanyakan siapa kadis PU Provinsi Jambi. Kemudian Menteri bertanya kepada Dodi Irawan siapa nama Dirjen Cipta Karya Kementerian PU PERA. Namun Dodi Irawan menjawab dengan gugub dan jawaban salah. Jadi Menteri mengingatkan Dodi Irawan untuk mencari tahu siapa nama-nama pejabat di Kementerian PU,” ujar PB Panjaitan.

“Kalau pejabat setingkat Dirjen kadis Pulah yang mencari tahu dan berkenalan. Jangan lagi gubernur yang memperkenalkan pejabat setingkat dirjen kepada pak kadis,” kata Menteri Basuki Hadimuljono seperti ditirukan PB Panjaitan.

PB Panjaitan menilai kalau Dodi Irawan belum mampu untuk menjadi “komandan” di PU-PERA Provinsi Jambi. Harus dibutuhkan pejabat yang memiliki kemampuan ilmu, kemampuan negosiasi, kemampuan lobi, kemampuan koordinasi, kemampuan dalam memimpin dan kemampuan dalam loyalitas kerja.

Sementara Ivan Wirata berpendapat, pengunduran diri Dodi Irawan merupakan langkah yang tepat sebelum mendapat desakan dari berbagai pihak. Sejak dari awal Gubernur Jambi H Zumi Zola telah salah pilih dalam menentukan Kadis PU Provinsi Jambi.

“Sejak dilantik jadi kadis PU Provinsi Jambi, Dodi Irawan hanya pintar dalam mengamankan (“setoran”) bukan soal kinerja dalam penyerapan anggaran yang sesuai dengan program. Jadi kemanpuan dalam kepemimpinan masih jauah dari harapan. Dinas PU Provinsi Jambi itu adalah wajah pembangunan suatu daerah, jika pembangunan mandek, bisa perekonomian di daerah juga berimbas luas,” ujar Ivan Wirata.

Ivan Wirata menganjurkan Gubernur Jambi H Zumi Zola dalam menentukan Kadis PU-PERA Provinsi Jambi kedepan harus melihat sosok yang sudah berpengalaman dan mampu dalam kepemimpinan. 

Dodi Genap Menjabat Setahun

Dodi Irawan menjabat Kadis PU Provinsi Jambi baru berjalan setahun 13 hari (15 Agustus 2016-28 Agustus 2017). Dodi Irawan dilantik Gubernur Jambi jadi Kadis PU Provinsi Jambi pada Senin 15 Agustus 2016 di Aula Rumah Dinas Gubernur Jambi.

Dodi Irawan merupakan pejabat pemenang lelang jabatan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dengan menyisihkan dua orang saingannya, yakni Harry Andria, Kabid Perumahan Dinas PU Provinsi Jambi dan Varial Adhi Putra dari Kadis PU Kabupaten Muarojambi saat itu. Kini Adhi Putra menang lelang jabatan dan menduduki Kadis Perhubungan Provinsi Jambi.

Dodi Irawan sebelumnya menjabat Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Pedagangan Kabupaten Muarojambi merupakan kelahiran Teluk Kayu Putih, Kabupaten Tebo merupakan putra daerah Jambi. Awalnya Dodi Irawan membawa angin segar, karena Dinas PU Provinsi Jambi sudah lama tidak dijabat oleh putra asli daerah Jambi.

Kadis PU Provinsi Jambi sebelumnya dijabat oleh Ir P Bernhard Panjaitan MM yang kelahiran Tapanuli, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum itu juga Kadis PU Provinsi Jambi dijabat oleh Ivan Wirata yang kelahiran Air Tiris, Provinsi Riau.

Selama menjabat sebagai Kadis PUPR Provinsi Jambi, Dodi Irawan sering terlihat turun bersama Gubernur Jambi. Mundurnya Dodi Irawan dari kadis PU menjadi pertayaan besar sejumlah pihak.

Salah seorang sumber di PUPR Provinsi Jambi mengatakan, mundurnya Dodi Irawan memang saat ini ditemukan dengan kondisi dan tantangan yang begitu berat. 

“Dibawah kepemimpinan pak Dodi, dengan beban yang berat ditambah lagi terdapat musibah secara pribadi terjadi pada dirinya. Sejak orang tua meninggal, paman, kemudian baru-baru ini kakak perempuan nya juga kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa. Selain itu juga kemungkinan yang baru baru ini terjadinya penyegaran- penyegaran para pejabat eselon dilingkup PU, jadi sedikit banyaknya perlu untuk penyesuaian dan tantangan yang begitu berat yang harus dihadapi. Saya kira itu juga, dia punya pilihan terbaik," katanya.

Sementara Gubernur Jambi Zumi Zola akan segera menunjuk pelaksana tugas dari Kadis PUPR Provinsi Jambi. Zola juga meminta Baperjangkat untuk memproses pejabat pelaksana tugas. 

“Mundurnya kan baru hari ini. Jadi memang belum. Tapi saya sudah meminta Baperjangkat untuk memprosesnya. Saya kira dari PU sajalah. Mereka sudah memahami jadi bisa segera bekerja," katanya.

“Sebagai Kadis PU, dengan anggaran terbesar dan juga merupakan aspirasi terbesar dari masyarakat untuk membangun Infrastruktur. Harapan dan tuntutan yang dihadapi saudara Dodi sangat besar,” jelas Zumi Zola.

Catatan Redaksi

Seperti diberitakan Jambipos Online edisi (14 Juli 2017), Dalam Program “Kupas Habis” di Jambi TV Edisi 11 Juli 2017 lalu, topiknya mengupas Rp 900 Miliar anggaran PU Provinsi Jambi 2017 yang baru terserap hingga Juni 2017 baru 20 persen. 

Pemandu acara Ratna Dewi menuliskan sedikit kesimpulan dari hasil perbincangan yang menghadirkan Alfiansyah (Bappeda Provinsi Jambi), Saiful Roswandi (GM Harian JambiOne) dan Kemas Faruq (Tokoh Masyarakat Sebrang Kota Jambi).

Berikut ini garis besar kesimpulan dari perbincangan itu yang dituliskan Ratna Dewi lewat akun sosial medianya 10 Jam lalu dari (Jumat 14 Juli 2017). Tema Program “Kupas Habis” di Jambi TV itu yakni “Membenahi Pembangunan Infrastruktur ke-PU-an Prov Jambi”.

Dengan anggaran Rp 900 Miliar lebih, serapan pembangunan Dinas PU Prov Jambi per Juni 2017 baru di kisaran angka 20%. Kritik terbesar ditujukan pada top leader di dinas tersebut yang dianggap tidak mampu memanage program, anggaran hingga personil.

Selain beberapa faktor lain seperti lambatnya regulasi turunan untuk program-program tertentu (Pergub dll), legal form yang masih dievaluasi Kementrian dan hasil ratas program Prioritas Nasional yang membatasi pelaksanaan sejumlah program provinsi.

Ketidakmampuan managerial personil PU periode ini disebut-sebut kalah jauh dibandingkan komposisi PU sebelumnya. Padahal pengisian kadis dilakukan melalui mekanisme lelang terbuka. Beberapa rekomendasi dari para narasumber berisi dorongan pada Gubernur Jambi untuk mengevaluasi kinerja personil PU, dengan tolak ukur serapan anggaran yang sangat rendah yang berimbas pada penilaian publik akan keterlambatan pencapaian Program Jambi Tuntas. (JP-Lee)

 

Tidak ada komentar: