Rabu, 30 September 2015

Pesawat Tak Bisa Mendarat, Presiden Jokowi Batal ke Jambi


Danrem Gapu 042 Jambi Kolonel Makmur saat memberikan penjelasan kepada wartawan.


Jambi, MR-Kabut asap yang semakin menebal di Kota Jambi, mengakibatkan rencana kedatangan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Jambi pada tanggal 25 – 26 September 2015 batal. Sebelumnya kunjungan Jokowi sempat dipercepat pada Kamis (24/09) sore, namun hal itu juga batal.

Padahal suasana di Bandar Udara Sultan Thaha Jambi, Kamis (24/09) siang telah hiruk pikuk dipenuhi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) serta pihak TNI dan Polisi. Pihak Paspampres juga tampak telah melakukan sterilisasi pada kendaraan yang masuk ke area bandara, termasuk mobil kepresidenan yang akan ditumpangi oleh Jokowi.

Komandan Korem (Danrem) 042/Garuda Putih Kol Inf Makmur kepada wartawan, Kamis (24/5) sore mengatakan, jarak pandang di Bandar Udara Sultan Thaha Jambi terhitung hanya 400 meter, dan pihaknya masih menunggu kabar dari Protokoler Presiden.


Makmur juga menyayangkan pendeknya jarak pandang di Kota Jambi ini yang terselimuti kabut asap pekat sejak dari tadi pagi hingga sore hari dan tidak ada perubahan malah terlihat semakin pekat.

Makmur menegaskan bahwa pihaknya hingga Kamis (24/09) sore, tetap menunggu kabar selanjutnya dari pihak protokoler kepresidenan untuk memastikan apakah presiden benar-benar akan datang ke Jambi hari ini atau akan ditunda esok hari (Jumat 25 September).

“Sementara ini kita masih menunggu kedatangan Pak Presiden. Itu pun terkait dari kalau kondisi visibilitynya sudah mencukupi untuk turun. Insya Allah beliau turun. Tetapi kalau pun tidak, tentunya mungkin apakah besok atau apakah kapan, kita masih menunggu. Karena beliau masih bergerak dari Palangkaraya menuju Banjarmasin,” kata Makmur.

Kedatangan Jokowi ke Provinsi Jambi berkaitan dengan penanggulangan kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan dan penanganan penderita Inspeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sebagai dampak dari kabut asap tersebut.

Lokasi yang direncanakan dikunjungi oleh Presiden, yakni posko Satgas Karhutla di Bandara Sultan Thaha Jambi dan lokasi eks kebakaran lahan gambut di Desa Solok Sakean, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi itu mampu diselamatkan Satgas Karhutla sehingga kebakaran tidak menghabiskan semua lahan gambut di wilayah itu.

Lokasi lain yang dikunjungi Jokowi yakni Puskesmas Putri Ayu, Kota Jambi, yang menjadi salah satu Puskesmas yang menangani penderita ISPA terbanyak selama kabut asap melanda Jambi. “Yang jelas di Jambi titik api sudah tidak ada. Titik api ini yang berada di permukaan tanah. Kalau yang di bawah ini kita lakukan moving up,” katanya.

Penjabat Gubernur Jambi, H Irman menuturkan pembatalan kunjung Presiden Joko Widodo disebabkan keadaan cuaca. Namun, dirinya mengklaim, ketika cuaca membaik, Presiden akan kembali menjadwalkan kunjungannya ke Jambi.

“Presiden saat ingin ke Jambi, tapi sekali lagi, kabut asaplah yang membatalkan kunjungan Presiden. Karena faktor cuaca,” ujar Penjabat Gubernur Jambi, H Irman, Kamis (24/9) sore. Ia menjelaskan dengan kondisi jarak pandang di bawah 500 meter, sangat beresiko saat melakukan pendaratan.

Sebaliknya, Irman tetap optimis, Jokowi akan kembali menjadwal ulang, kunjungannya ke Jambi pada lain waktu, ketika cuaca sudah membaik. “Pak Jokowi akan tetap mengagendakan kunjungannya ke Jambi, apabila cuaca sudah membaik, dan kita juga koordinasi dengan Kepala Staff Kepresidenan,” terangnnya.

Sebelumnya, Penjabat Gubernur Jambi Irman, Rabu (23/9), meninjau langsung lokasi yang akan dikunjungi Presiden Jokowi pada kunjungan kerja ke provinsi itu. Saat meninjau lokasi, Pj Gubernur Jambi didampingi Danrem 042/ Garuda Putih Kolonel Inf Makmur yang juga Komandan Satuan Tugas (DanSatgas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi, dan beberapa personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Sebelumnya di Jambi, Presiden Jokowi akan meninjau posko penanggulangan bencana kabut asap di Bandara Sultan Thaha, dan dilanjutkan dengan peninjauan lokasi bekas kebakaran di Desa Solok Sakean, Kabupaten Muarojambi.

Irman mengatakan, Pemprov Jambi telah berkoordinasi dengan Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel) agar seluruh sumber daya yang ada di Sumsel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan di wilayah perbatasan Jambi-Sumsel tepatnya di Kabupaten Banyuasin.

Dengan upaya itu diharapkan asap tidak lagi sampai ke Bandara Jambi, sehingga pesawat RI 1 bisa mendarat dengan jarak pandang aman. “Dalam waktu bersamaan Pemprov Jambi juga terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran lahan dan hutan dengan memaksimalkan tiga unit helikopter water bombing yang ada," katanya.

Gubernur juga berharap agar hujan turun sebelum kedatangan Presiden agar menghalau asap. Pemprov juga masih akan membahas alternatif jalur kedatangan Presiden jika jarak pandang di Bandara Jambi tidak memungkinkan untuk pesawat Presiden mendarat.

"Bagaimanapun hujan dari Yang Maha Kuasa lah yang ampuh menghilangkan asap. Kita juga imbau warga terus berdoa dan memohon hujan kepada Tuhan," ujarnya. (Asenk Lee)

Paspampres Sterilsasi Bandara Jambi.

Pj Gubernur Jambi Irman saat meninjau lahan sawit yang terbakar di Kumpeh Muarojambi.

Tidak ada komentar: