Kamis, 12 Februari 2015

Staf PT Kirana Sekernan “Bermian” Pupuk Bersubsidi

PENGECER: Toko Pertanian “Salim Jaya” milik Agus di Jalan Lintas Timur KM 26, Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi. Agus dituding telah menyerobot RDKK pengecer pupuk bersubsidi di Kabupaten Muarojambi. Agus juga disebut masih aktif sebagai karyawan PT Kirana Sekernan. ROSENMAN MANIHURUK/HARIAN JAMBI




PENGECER: Toko Pertanian “Salim Jaya” milik Agus di Jalan Lintas Timur KM 26, Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi. Agus dituding telah menyerobot RDKK pengecer pupuk bersubsidi di Kabupaten Muarojambi. Agus juga disebut masih aktif sebagai karyawan PT Kirana Sekernan. ROSENMAN MANIHURUK/HARIAN JAMBI

Kepala PPI Jambi Tutup Mata

JAMBI-Seorang staf atau karyawan PT Kirana Sekernan bernama Agus yang berada di Muarojambi menjadi agen pupuk bersubsidi di Muarojambi. Bahkan Agus yang kiosnya diberikan merek Toko Pertanian “Salim Jaya” di Jalan Lintas Timur KM 26, Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi ini memiliki 21 Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang tersebar di Muarojambi.

Sebanyak 21 RDKK milik Agus juga menyuplai pupuk bersubsidi jenis pupuk NPK Phonska, ZA, SP 36 dan Petro Organik kepada RDKK milik pengecer pupuk bersubsidi lainnya. Misalnya di Kelompok Tani Mekarsari 4. Agus diketahui telah menjual pupuk bersubsidi sebanyak 24 ton pada satu RDKK (Mekarsari 4).

Kepala PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI-Persero) Cabang Jambi, Dimiyati diduga kuat menutup mata terhadap Agus yang merangkap pengecer pupuk bersubsidi dengan membuka kios pupuk dengan memakai Toko Pertanian “Salim Jaya” di Jalan Lintas Timur KM 26, Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi. Padahal Agus merupakan karyawan PT Kirana Sekernan. 

Demikian keterangan yang diperoleh Harian Jambi Selasa (10/2) dari pengecer pupuk bersubsidi di Jambi yang meminta indentitasnya tidak dituliskan. RDKK Mekarsari di kilometer 76 itu diketahui milik Eduar Damanik yang sudah lama memasok pupuk bersubsidi kepada kelompok tani setempat.

Namun Agus diketahui telah memasok pupuk bersubsidi ke RDKK Mekarsari KM 76 sebanyak 24 ton, sejak Sabtu hingga Selasa pagi. Bahkan dalam aturan distribusi pupuk bersubsidi, seharusnya satu RDKK hanya bisa dipasok maksimal 8 ton.

Menurut pengakuan sumber tersebut, bahwa Ketua Kelompok Tani Mekarsari 4, Jayapura mengakui, kalau pihaknya telah membeli pupuk bersubsidi dari pengecer Agus 24 ton. Pupuk tersebut diantar lewat dengan tiga truk sejak sabtu hingga Senin malam.

Dari data yang diperoleh setidaknya ada 1493 anggota kelompok tani dengan 53 kelompok tani dibawah naungan Koperasi Aksa Dana. Kelompok Tani itu meliputi RDKK Melati 1-7, Cempaka 1-5, Teratai 1-2, Kenanga 1-3, Mekarsari 1-6, Seruni 1, Asoka-1-11, Kemuning 1-4, Sekoja, Nusa Indah, dan RDKK Mawar. Kelompok tani ini banyak bermitra dengan PT Kirana Sekernan.

Diantara nama-nama RDKK tersebut, terdapat 21 RDKK milik Agus yang kini masih aktif sebagai karyawan PT Kirana Sekernan yang diyakini tak boleh merangkap jadi pengecer pupuk bersubsidi. Nama RDKK milik Agus itu diantaranya RDKK Asoka, Aris Tani, Asoka 6, S Bulian, Mekarsari 2 dan 4, Sahabat Tani, Serunai 1 dan 2, Surya Tani, Teratai, Wostani, Tembesu 1 dan 2, Sito Kenang, Kemuning, Mawar.

Harian Jambi Selasa (10/2) mencoba untuk mengkonfirmasi soal tudingan pengecer itu tersebut kepada Agus. Saat ditemui Harian Jambi di kiosnya yang terletak di Jalan Lintas Timur KM 26, Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi tak berada ditempat. 

Hanya ada seorang anak remaja yang mengaku bernama Rehan dan seorang pria dewasa. “Ini kios toko pertanian milik pak Agus. Bapa lagi pergi ke Jambi,” ujar Rehan kepada Harian Jambi.  Saat dicoba dikonfirmasi ke nomor selulernya Selasa malam, juga tak ada tanggapan. 

Sementara Agus, Rabu (11/2) malam mengajak jumpa untuk klarifikasi tuduhan tersebut. Menurut Agus, dirinya mendrop pupuk 24 ton ke RDKK Mekarsari 2 dan Mekarsari 4. 

“Saya mengaku salah telah mendrop pupuk tersebut. Saya tidak tahu kalau sudah ada RDKK milik orang lain yang menyupai pupuk ke Mekarsari. Saya sudah minta maaf kepada pemilik RDKK tersebut tadi siang. Untuk kedepannya, saya akan kroscek RDKK yang saya miliki itu. Pupuk yang saya drop 24 ton itu ditandatangani ketua Kelompok Tani Mekarsari 4,” ujarnya.

Agus juga mengaku baru setahun ini menjalankan usaha sebagai penyalur pupuk bersubsidi. Saat disinggung soal statusnya sebagai karyawan di PT Kirana Sekernan dan menggeluti penyalur pupuk bersubsidi, kata Agus hal itu tidak masalah bagi perusahaan tempatnya bekerja.

“Saya boleh menjalankan usaha sebagai pengecer pupuk bersubsidi itu. Tapi tidak dibolehkan untuk menggeluti usaha sejenis, seperti memiliki kebun. Kalau untuk distribusi pupuk bersubsidi tak apa-apa,” ujarnya. (lee)


Tidak ada komentar: