Sabtu, 20 Desember 2014

Kasus DBD di Jambi Tidak Terkendali, Korban Meninggal Sudah 14 Orang

 
JAMBI-Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Jambi semakin tidak terkendali menyusul musim hujan yang masih terus melanda daerah itu. Peningkatan kasus penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut melonjak selama Desember ini. Namun upaya penanggulangan kasus DBD di daerah itu belum dilakukan secara maksimal melalui fogging (penyemprotan anti nyamuk).

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Kaswendi di Kota Jambi, Rabu (17/12) mengatakan, kasus DBD di Provinsi Jambi yang terpantau hingga pekan ketiga Desember ini mencapai 975 kasus. Sedangkan korban meninggal akibat DBD di provinsi itu mencapai 14 orang. Kasus DBD di daerah itu meningkat 337 kasus atau sekitar 53 % dibandingkan tahun lalu sekitar 638 kasus.  Namun kasus meninggal akibat DBD menurun dari 18 orang tahun lelau menjadi 14 orang saat ini.

Menurut Kaswendi, kasus DBD di Provinsi Jambi paling tinggi di Kota Jambi, yakni sekitar 538 kasus dengan korban meninggal 11 orang. Kemudian kasus DBD di Batanghari sekitar 191 kasus dan dua orang meninggal. Kasus DBD di Kabupaten Tanjungjabung Barat sekitar 88 kasus dan satu orang meninggal. Sedangkan kasus DBD di Kabupaten Muarojambi 49 kasus, Bungo (40 kasus), Tebo (12 kasus), Sarolangun (10 kasus), Merangin (5 kasus) dan Kerinci (3 kasus).


Dijelaskan, drastisnya peningkatan kasus DBD di Jambi selama musim hujan Desember ini disebabkan banyaknya genangan air di sekitar permukiman, perkantoran dan sekolah – sekolah. Kemudian peningkatan kasus DBD di daerah itu juga dipengaruhi masih rendahnya kesadaran warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras bak mandi, membersihkan dan mengubur kaleng-kaleng penampungan air di lingkungan rumah.

“Kalau hanya mengandalkan fogging, PSN kurang efektif, sebab fogging hanya mematikan nyamuk dewasa. Karena itu upaya yang lebih efektif mengendalikan kasus DBD hanya PSN agar jentik-jentik nyamuk mati,”katanya.

Kasweni mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan instruksi kepada jajaran dinas kesehatan di Kota Jambi dan kabupaten meningkatkan penyuluhan mengenai PSN kepada warga. Kemudian jajaran dinas kesehatan di daerah itu juga diharapkan meningkatkan pembagian bubuk abatie pembasmi jentik nyamuk kepada warga. Pembagian bubuk abatie tersebut penting agar bak-bak air mandi warga bebas dari jentik nyamuk.

Sementara itu pantauan Harian Jambi di Rumah Sakit (RS) Theresia Kota Jambi, Rabu (17/12), pasien penderita penyakit DBD mencapai belasan orang. Sebagian besar pasien penderita DBD tersebut  anak – anak dan remaja. Salah seorang pasien DBD yang telah lima hari dirawat di rumah sakit tersebut, Gerald (12), siswa kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius II, Kota Jambi. Gerald diduga terkena DBD di lingkungan sekolah.

Frans (49), orangtua Gerald yang tinggal di Jalan Kolonel M Kukuh, Kota Jambi mengimbau Dinas Kesehatan Kota Jambi segera melakukan fogging di lingkungan sekolah – sekolah dan permukiman warga untuk mengendalikan peningkatan kasus DBD.

“Kalau hanya mengandalkan PSN, sulit menekan kasus DBD. Masalahnya sarang nyamuk di Jambi banyak terdapat di bak-bak mandi sekolah, atap–atap rumah toko dan ban-ban bekas yang tersebar di lokasi–lokasi perbengkelan mobil dan juga Ruko sarang walet,”katanya. (lee)

Tidak ada komentar: