Kamis, 13 November 2014

Makam Perawat Dibongkar, Kain Kafan Hilang

PEMAKAMAN ULANG: Ratusan warga Desa Pudak, Kumpeh Ulu menyaksikan proses pemakaman ulang jenazah TMH, Rabu sore (12/11/2014). Korban seorang perawat rumah sakit swasta di Kota Jambi, Tri Handayani (22), meninggal akibat serangan DBD, Selasa (11/11). 

ISTIMEWA
PEMAKAMAN ULANG: Ratusan warga Desa Pudak, Kumpeh Ulu menyaksikan proses pemakaman ulang jenazah TMH, Rabu sore (12/11/2014).


Makam Tri Handayani (22) yang Dibongkar.

Pelaku Diduga Penganut Ilmu Kebatinan

Warga Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Rabu (12/11) sore kemarin digegerkan oleh kabar pembongkaran makam warga Desa Pudak yang baru meninggal dan dimakamkan pada Selasa (11/11).

Pasalnya, selain dibongkar, pelaku yang belum diketahui indentitasnya tersebut, nekat mengambil kain kafan jenazah TMH yang sebelumnya bekerja sebagai perawat salah satu rumah sakit di Kota Jambi.

Informasinya, peristiwa pembongkaran makan TMH ini diperkirakan terjadi pada Selasa malam, beberapa jam setelah TMH dimakamkan. Namun baru diketahui oleh warga sekitar pukul 16.30 WIB. Saat ditemukan, kondisi makam TMH sudah berantakan, sementara jenazah TMH sendiri sudah tidak terbungkus kain kafan.


Iwan, warga Desa Pudak yang megetahui pertama kali kejadian ini, kepada Harian Jambi mengatakan, kejadian tersebut diketahuinya sekitar pukul 16.30 WIB. “Aku tau nyo pas mau ke makam orang tuo aku. Kondisi kuburunyo sudah berantakan, kain kafan dak ado lagi,” kata Iwan, saat di hubungi via ponselnya.

Diduga, kata dia, pencurian kain kafan ini bertujuan menuntut ilmu hitam. “Jenazah tu baru dikubur Selasa kemarin, meninggal karna sakit. Informasinyo karena masih gadis. Dio (red) jugo dak pernah pacaran, mungkin karno itu lah dibongkar makamnyo,” tuturnya.

Sementara itu, informasi yang berkembang ditengah masyarakat setempat masih simpang siur. Beredar kabar makam TMH dibongkar pada malam hari. Selain itu, keterangan warga setempat, pasca meninggalnya TMH, warga mengakui sempat dihantui oleh TMH. Setelah kegaduhan dengan permasalahan tersebut, warga lalu mengecek langsung ke kuburan korban.

Namun, setelah diperiksa, ternyata kuburan korban sudah berantakan. Warga pun sepakat untuk melakukan penggalian ulang makam korban, dengan terlebih dahulu meminta izin pada ayah TMH, yakni Ma'ruf.

Menjelang malam, warga lalu memakamkan ulang jenazah TMH. Sementara kondisi tubuh mayat sendiri masih utuh dan tidak ada yang dipreteli atau diambil si pelaku.

Sementara dari pihak keluarga, selain mendapat kabar dari masyarakat, kecurigaan bertambah dengan isu adanya keluarga yang bermimpi bahwa Jenazah minta dipasangkan kain kafan sekali lagi.

Merasa curiga dengan keadaan makam dan mimpi tersebut akhirnya keluarga melakukan pembongkaran makam TMH di TPU Pandan setia Desa Pudak, saat dibongkar, tokoh masyarakat dan warga setempat terkejut bukan kepalang, sebab Almarhumah tidak lagi dibungkus kain kafan seperti saat dikuburkan Selasa (11/11) lalu.

Keluarga bersama masyarakat akhirnya terpaksa memasang kembali kain kafan ke Tubuh Jenazah yang diketahui semasa hidup merupakan Mahasiswi Akper, kejadian ini kemudian dilaporkan oleh keluarga dan warga kepada pihak Polsek Kumpe Ulu untuk dilakukan penyelidikan.

Kades Desa Pudak, M Bono, dikonfirmasi Harian Jambi via ponselnya membenarkan kejadian tersebut. Hanya ia enggan bercerita banyak terkait kejadian ini. “Iya itu warga saya. Nanti aja ya saya lagi dak enak badan,” ujarnya seraya menutup telepon selulernya.

Kapolsek Kumpeh Ulu, Iptu Eko Budilestio, dikonfirmasi harian ini juga membenarkan kejadian tersebut.  "Iya tadi seore sudah dilakukan pemakaman ulang oleh warga, setelah mendapat izin dari orang tuanya," sebut Kapolsek.

Selain itu, Menurut Kapolsek, pelaku pencurian saat ini masih dalam proses penyelidikan. Polisi masih berusaha mencari tahu siapa pelaku pencurian kafan ini yang telah meresahkan warga.
 "Kami masih melakukan penyelidikan pencurian ini dan kami juga mencari informasi dari penjaga makam dan warga yang bermukim disekitar TPU tersebut,"tukas Kapolsek.

Kejadian langka ini, juga menyita perhatian warga. Puluhan warga berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pemakanam ulang jenazah TMH. Setelah dimakamkan, warga melakukan doa bersama. 

Wabah DBD di Kota Jambi Mengganas, Seorang Perawat Meninggal

Wabah penyakit debam berdarah dengue (DBD) di Kota Jambi semakin mengganas. Korban meninggal akibat serangan DBD di kota itu tidak hanya anak-anak dari keluarga awam. Penyakit DBD di Kota Jambi juga telah memakan korban jiwa dari kalangan paramedis. Seorang perawat rumah sakit swasta di Kota Jambi, Tri Handayani (22), meninggal akibat serangan DBD, Selasa (11/11). Nyawa korban tidak bisa diselamatkan karena terlambat dirawat di rumah sakit.

R MANIHURUK, Jambi

Saifullah (56), orangtua Tri Handayani kepada wartawan di Rumah Sakit (RS) Theresia Kota Jambi kepada wartawan, Rabu (12/11) menjelaskan, putrinya mulai dirawat sejak Sabtu (9/11) di  RS Theresia akibat penyakit DBD.

Putrinya dirawat di rumah sakit setelah empat hari mengalami demam di rumah. Kondisi kesehatan korban menurun terus sejak Senin (10/11) malam. Upaya pertolongan maksimal yang dilakukan dokter tidak mampu memulihkan kondisi korban, sehingga korban akhirnya meninggal Selasa (11/11) siang.

Pantauan Harian Jambi di RS Theresia dan RS dr Bratanata Unang (Rumah Sakit Tentara) Kota Jambi, Rabu (12/11), pasien yang terkena serangan DBD masih banyak dirawat di kedua rumah sakit tersebut. Sebagian besar pasien DBD di kedua rumah sakit itu anak – anak dan remaja. Proses penyembuhan para pasien penderita DBD di kedua rumah sakit itu juga tergolong lama. (Harian Jambi)

Tidak ada komentar: