Kamis, 13 November 2014

Damailah Rakyat Kerinci, Bentrok Berdarah di Perbatasan Kerinci-Kota Sungai Penuh

RIKO PIRMANDO/HARIAN JAMBI
BENTROK WARGA: Suasana di perbatasan Kaupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh saat dan setelah bentrok warga Desa Kumun dan Tanjung Pauh Mudik, Selasa (11/11).


BENTROK BERDARAH DI PERBATASAN KERINCI-SUNGAIPENUH

Orangtua Tujuh Pelaku Jadi Jaminan
* Bentrok Pecah, 1 Warga Tewas 4 Rumah Terbakar
* Warga Mengungsi, Brimob dan Polres Tetangga Bantu Pengamanan

Bentrok antara warga Desa Sandaran Galeh, Kecamatan Kumun Debai, Kota Sungaipenuh dengan warga Desa Tanjung Pauh Mudik terus berlanjut, Selasa (11/11) dini hari kemarin bentrok kembali pecah. Akibatnya, empat rumah hangus terbakar, 1 warga tewas.


RIKO PIRMANDO, Sungaipenuh

Informasi yang berhasil dihimpun Harian Jambi, bentrok berdarah di perbatasan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh yang telah beberapa hari ini memanas berawal sekitar pukul 10.00 WIB Senin (10/10) warga Kumun Debai sempat emosi dan mengamuk karena adanya isu Iskandar pemuda desa Sandaran Galeh Kumun yang menjadi korban penyeroyokan koma di RSUP Padang.


Warga Kumun lantas berkumpul di jalan perbatasan Kumun-Tanjung Pauh. Informasinya, massa yang berjumlah lebih seribu orang ini, sebagiannya ada yang membawa bom melotof dan senjata tajam, guna menyerang desa Tanjug Pauh Mudik, namun terhenti oleh pengaman aparat kepolisian Polres Kerinci yang dibantu oleh puluhan personil Bromob Polda Jambi.

Tak sampai disitu, warga yang sudah siap menyerang sempat bentrok dengan petugas keamanan. Personil brimob sempat mengeluar tembakan gas air mata dan mengeluarkan tembakan peringatan keatas.


Sempat bertahan beberapa jam, namun karena kalah jumlah, hingga Selasa dinihari petugas kamanan terpukul mundur. Warga Kumun berhasil masuk ke desa seteru. Akibatnya, empat rumah milik warga Tanjung Pauh Mudik di sekitar perbatasan dusa desa berseteru ini hangus setelah dibakar massa.

Pantauan Harianjambi sekitar pukul 08.00 WIB Selasa pagi, warga Kumun Debai masih bertahan di jalanan dengan perkakas bambu rucing, dan parang. Tampak batu bertebaran di pinggir jalan perbatasan tersebut. Diduga batu tersebut digunakan warga untuk menyerang petugas keamanan kemarin malam.

Masih berdasarkan pantauan, Selasa pagi, pengamanan diambil alih oleh TNI dari Kodim 0417 Kerinci. Sekitar ratusan TNI AD dan Polisi Militer melakukan pemangaman dan berjaga di Perbatasan Kumun-Tanjung Pauh.

Berdasarkan keterangan warga, empat rumah warga Tanjung Pauh yang hangus terbakar merupakan milik Ruslan, guru MAN Sebukar, dan satu lagi milik Adriamus. Sementara dua rumah lainnya belum diketahui pemiliknya.

Tidak ada korban jiwa saat pembakaran terjadi. Pasalnya, penghuni rumah sudah terlebih dahulu mengungsi sebelum bentrok pecah. 

Di pihak Kumun, diketahui 1 warga Kumun bernama Junaidi (33) asal RT 3 Muara Jaya, Kecamatan Kumun Debai tewas saat di perjalanan menuju RSUP Padang, dan kembali dibawa ke RSU MHA Thalib Kerinci untuk diotopsi.

Korban diduga tewas karena bagian kepalanya tertembus peluru. Belum diketahui dengan pasti asal peluru tersebut.

Haryanto, keluarga korban saat ditemui di RSU MHA Thalib Kerinci Selasa (11/11) mengatakan, korban sempat dibawa ke Padang, namun dalam perjalanan korban meninggal dunia. "Korban meninggal di perjalanan menuju Padang, di Muara Labuh," ujarnya.

Karena meninggal, korban dibawa kembali ke Sungaipenuh. Setiba di Kumun, sebelum dikuburkan, keluarga korban melihat ada bekas luka tembak dikepala korban. "Peluru bersarang di belakang telinga sebelah kiri," ucap Haryanto.
Korban pun tidak jadi dimakamkan dan dibawa ke RSU MHA Thalib untuk diotopsi, namun pihak RSU tidak mau mengotopsi, karena tidak adanya tim forensik di RSU MHA Thalib. Saat ini korban masih di RSU menunggu dokter forensik dari luar daerah.
Dokter jaga RSU MHA Thalib, dr Dedi mengatakan, hasil ronsen ada benda didalam telinga korban sebelah kiri. "Hasil ronsen ada benda di dalam kepala korban," sebutnya.
Sementara itu, Kapolres Kerinci, AKBP Mun'I'm mengatakan, pihak telah menyurati dokter ahli forensik  Padang. "Saya sudah menyurati dokter forensik di Padang, mungkin tengah malam nanti datang dan lansung di otopsi," ujar kapolres saat pertemuan kedua tomas di Mapolres kemarin.

Sepakat Berdamai, Orangtua Pelaku Jadi Jaminan

Sementara itu, pasca bentrok dini hari kemarin, aparat desa dan tokoh masyarakat Tanjung Pauh dan Kumun Debai menggelar pertemuan yang difasilitasi Polres Kerinci dan Kasdim 0417 Kerinci di Mapolres Kerinci, Selasa (11/11) siang.


Hasil pertemuan, kedua desa sepakat berdamai jika tuntutan kedua belah pihak disepakati.
Tokoh masyarakat Kumun Debai meminta, untuk meredam emosi warga, agar orangtua tujuh pelaku pengeroyokan terhadap Iskandar warga Kumun, diamankan sementara sebagai jaminan sebelum para pelaku ditangkap.

Ini dikatakan oleh, Nasrun Farud tokoh adat Kumun Debai. Dalam pertemuan itu, pihaknya meminta Polres Kerinci tidak melapaskan ketujuh orangtua pelaku yang diamankan sebelum tujuh pelaku ditangkap.

"Tuntutan masyarakat meminta penjamin atau orangtua ketujuh pelaku pengeroyokan supaya tidak dilepas sebelum pelaku ditangkap," katanya.

Nafrizal, Ketua Forum Kades Kumun Debai juga menyampaikan pesan masyarakat, yang meminta masalah ini diselesaikan seadil-adilnya. "Masyarakat meminta penyelesaikan dilakukan seadil-adilnya sehingga tidak merugikan sebelah pihak lagi," sebutnya.

Permintaan Tomas Kumun Debai itu disanggupi oleh Tomas Tanjung Pauh Mudik. Mereka mendukung Polres Kerinci mengusut dan mengamankan sementara ketujuh orangtua pelaku tersebut menjelang pelakunya ditangkap.

Kesepakatan lain dalam pertemuan tersebut yaitu, tak ada lagi warga Tanjung Pauh Mudik maupun Kumun berada di jalan, dan pengumuman di Masjid-masjid himbauan berperang.

Sementara, terkait dengan biaya pengobatan Iskandar, dibebankan kepada keluarga pelaku pengeroyokan. Selanjutnya, terkait dengan adanya warga yang meninggal jangan sampai menjadi pemicu konflik.

Sementara itu, Kapolres AKBP A Mun'm mengatakan, pihaknya menerima tuntutan warga Kumun Debai tersebut. "Pelaku tetap ditangkap, saya sudah perintahkan anggota menangkap dan anggota sudah berangkat mengejar para pelaku. Sementara, ketujuh orangtuanya diamankan terlebih dahulu," jelas Kapolres.

Senada, Kasdim 0417 Kerinci, Mayor ARH AM Esra, mengatakan bahwa, pihaknya berharap semua yang dibicarakan dapat meredam emosi kedua belah pihak. “Sudah disepakati dan kita berharap konflik segera berakhir,” ungkapnya.

Warga Mengungsi, Pengamanan Diperketat

Sementara itu, di Tanjung Pauh, meski telah ada kesepakatan damai, warga empat Desa di Tanjung Pauh Mudik, tetap memilih untuk mengungsi kerumah kerabat yang jauh dari perbatasan Tanjung Pauh-Kumun Debai.

Menurut informasi, Selasa malam warga Desa Pancuran Tiga, Desa Tanjung Pauh Mudik, Desa Bukit Pulai, dan Desa Punai Merindu sebagiannya mengungsi ke Desa Sumur Jauh dan ke Tanjung Pauh Hilir.

"Ya, warga ketakutan adanya peristiwa semalam, warga memilih mengungsi sementara ke rumah keluarga ke daerah Hilir," ujar Dedi salah seorang warga Tanjung Pauh, kepada Harian Jambi, tadi malam.

Terkait itu, Kapolres Kerinci AKBP Abdul Mun'im mengimbau tokoh masyarakat Tanjung Pauh-Kumun agar memberi tahu masyarakat tentang kesepakatan damai, untuk mereda masyarakat kedua kecamatan tersebut.

"Para kedua tokoh adat, pemuda Kumun begitu juga Tanjung Pauh yang hadir agar setelah kesepekatan berdamai ini memberitahukan kepada warga menahan diri dan sabar tidak turun ke jalan, menjelang pelakunya ditahan serta proses hukum selanjutnya," jelasnya Kapolres.

Pantauan harian ini tadi malam, kesepakatan damai antara kedua desa ini telah diumumkan oleh tokoh masyarakat melalui pengeras suara di mesjid Kumun Debai. Hal itu dilakukan, agar aksi bentrok tidak terulang lagi.

Kapolres juga mengatakan, pihaknya telah meminta bantuan kepada Kapolda Jambi agar menerjunkan penambahan personel Brimob. "1 pleton Brimob sedang menuju Kerinci, begitu juga anggota bantuan dari anggota Shabara dari Polres Merangin dan Sarolangun," ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Dansat Brimob Polda Jambi, Kombespol Suhendri kemarin. Ia mengaku, pihaknya sudah menurunkan 100 personil tambahan untuk melakukan pengamanan hingga situasi normal.

“Sudah diberangkatkan pagi tadi (kemarin,red) satu kompi yang berjumlah seratus personil,” kata Suhendri.

Ia mengatakan, sebelum pembakaran rumah terjadi, aparat keamanan yang kalah jumlah menarik diri guna menghindari bentrok dengan warga yang semakit bringas terhadap pihak keamanan.

Kabid Humas Polda Jambi, Almansyah juga membenarkan hal itu. Ia menyebutkan, saat kerusuhan dan aksi pembakaran rumah terjadi pihak kepolisian mundur, guna menghindari korban yang akan berjatuhan antara polisi dengan warga, sebab warga yang jumlahnya lebih banyak dari aparat sangat bringas.

“Itu untuk menghindari hal-hal yang buruk, jangan ada korban antara masyarakat dan kepolisian,” terang Kabid Humas.

“Jumlah pengamanan sekarang yaitu 2/3 personil Polres Kerinci, 2 kompi anggota Brimob Polda Jambi, juga dilakukan penambahan personil dari Polres Merangin. 



Pemerintah dan Aparat Diminta Tuntaskan Konflik

Disisi lain, insiden bentrok dua desa di perbatasan Kabupaten Kerinci dan Sungaipenuh ini juga menyulut keprihatinan kalangan. Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, serta aparat keamanan diminta benar-benar menuntaskan konflik warga tersebut.

Anggota DPRD Provinsi Jambi dapil Kerinci dan Sungaipenuh, yang juga putra daerah desa Tanjung Pauh ini meminta aparat kepolisian memperketat keamaman atas kerusuhan warga Desa Tanjung Pauh dan Kumun.

"Saya sangat prihatin, masyarakat yang menjadi korban dalam kerusuhan ini," tegasnya.
Selain itu, Gusrizal juga meminta Bupati untuk memfasilitasi perdamaian untuk menyelesaikan permasalahan tersebut hingga tuntas. "Tanjung Pauh dan Kumun ini masih saudara," tegasnya.

Hal senada juga dikatakan oleh anggota DPRD Provinsi Jambi dapil Kerinci dan Sungaipenuh lainnya, Irmanto. Kepada harian ini, ia meminta Pemkab Kerinci dan Sungaipenuh bertindak cepat, memediasi kedua belah pihak untuk berdamai.

Perlunya tindakan cepat pemerintah dan juga aparat keamana ini, kata Irmanto, untuk menghindari terjadinya bentrokan susulan, yang nantinya akan menimbulkan banyak korban, baik material maupun korban jiwa.

“Kabarnya TV nasional sudah menyiarkan bentrok ini. Otomatis pemerintah pusat sudah tahu. Maka jika tidak cepat diselesaikan, akan berefek banyak terhadap Kerinci dan Sungaipenuh,” ujarnya.
Apalagi kata dia, dalam beberapa hari kedepan ini, Kabupaten Kerinci akan menggelar Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) yang merupakan agenda pariwisata nasional.

“Pembukaan FMPDK ini dihadiri oleh pak Gubernur Jambi, mungkin akan ada tamu-tamu dari pusat. Makanya proses pedamaian harus dituntaskan sesegera mungkin. Agar nantinya hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi saat even nasional ini berlangsung,” tegasnya.

“Kemudian meski sudah ada kesepakatan perdamaian, kepada aparat keamanan, agar memperketat pengamanan di lokasi, hingga kondisi di lapangan benar-benar kondusif,” tutupnya.

Senada, Ketua Forum Diskusi Jambi, Amrullah, mengatakan, untuk mengantisipasi bentrok ini, peran tokoh adat, tokoh masyarakat, pemuda, dan tokoh agama dioptimalkan untuk mendinginkan suasana.
“Pemerintah dan aparat keamanan harus belajar dari konflik sosial yang pernah terjadi, kasus di Siulak di awal tahun 2014, dan kasus tawuran antar kampung, yang sering kali terjadi,” ujar M. Amrullah.

“Kita meminta dan mendorong pemerintah beserta aparat keamanan, untuk mengoptimalkan dan mengintensifkan peran tokoh masyarakat, agar kasus ini tidak berkepanjangan, karena banyak efek samping yang ditimbulkan,” ucapnya. 


 Sekolah Diliburkan, Tes CPNS Ditunda

Bentrok antara warga Desa Kumun dengan Tanjung Pauh ternyata berimbas terhadap proses belajar mengajar di Kecamatan Kumun Debai. Tak hanya itu, pelaksanaan tes CPNS Kota Sungaipenuh yang bertempat di SMKN 4 Kumun Debai juga ditunda selama dua hari, serta lokasinya dipindahkan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Sungaipenuh, Pagaruyung mengatakan, berdasarkan usulan UPTD Kecamatan Kumun Debai, maka pihaknya meliburkan sekolah di Kecamatan Kumun Debai, karena kondisi tidak memungkinkan.

Ditanya berapa hari sekolah akan diliburkan, ia mengaku belum bisa memastikannya. "Kalai besok aman, maka sekolah diaktifkan," pungkasnya.

Terkait penundaan Tes CPNS, Sekretaris BKD Kota Sungaipenuh, Sutrisno kepada Harian Jambi Selasa (11/11) membenarkan itu. Menurutnya, penundaan itu dilakukan karena adanya surat dari Kapolres Kerinci tentang situasi kantibmas yang tidak mendukung pasca bentrok.

Atas dasar itu, pihaknya memilih menunda tes CPNS selama 2 hari, yakni shift Selasa dan Rabu dipindahkan ke hari Sabtu, Minggu dan Senin. Sedangkan shift hari Kamis dan Jumat tetap. "Pengumumannya sudah kita tempel di SMKN 4," ungkapnya.

Untuk tes hari Kamis hingga Senin dipindah ke ruang pola Walikota Sungaipenuh. " Server dan laptop sudah dibawa, sever disegel. Hari ini teknisi pasang server dan laptop di ruang pola Walikota," ucapnya. 



RIKO PIRMANDO/HARIAN JAMBI
BENTROK WARGA: Suasana di perbatasan Kaupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh saat dan setelah bentrok warga Desa Kumun dan Tanjung Pauh Mudik, Selasa (11/11).












Selongsong Peluru





Tidak ada komentar: