Selasa, 15 April 2014

Pantai Garoga Tigaras Obyek Wisata Baru




Garoga Tigaras: Pantai Danau Toba Garoga Tigaras, Simalungun tampak dipadati wisatawan domestik di saat hari libur dan hari-hari biasa. Foto-foto Rosenman M/Harian Jambi

MELONGOK PESONA DANAU TOBA (2)

Danau Toba terkenal dengan luas danaunya. Danau Toba merupakan danau terluas di Indonesia dan nomor dua terluas di dunia. Danau Toba banyak menyimpan obyek wisata karena panoramanya yang indah. Salah satunya adalah pemandian Danau Toba di Garoga, Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

ROSENMAN M, Jambi

Danau Toba di Garoga, Tigaras kini menjadi obyek wisata alternatif di Kabupaten Simalungun. Obyek wisata Garoga Tigaras kini lebih ramai dikunjungi wisatawan lokal di saat hari libur tiba, maupun hari-hari biasa.

Panorama Garoga Tigaras yang juga didukung semenanjung (Tanjung Unta) salah satu daya tarik baru obyek wisata andalan masa depan di pinggiran Danau Toba, Kabupaten Simalungun. 


Akses jalan menuju Pantai Garoga Tigaras dari Medan Sumatera Utara, Siantar, Parapat cukup memadai. Transportasi darat menuju Garoga Tigaras juga mudah. Infrastruktur jalan ke dan dari Garoga Tigaras menuju Parapat, Siantar dan Medan sudah baik. 

Bahkan jarak tempuh dari Bandara Kuala Namu, Deli Serdang nantinya bisa ditempuh dengan waktu tiga 2 jam. Akses jalan dari Bandara Kuala Namu ke Garoga Tigaras bakal melewati jalan tol sesuai dengan rencana Pemerintah Sumatera Utara guna memudahkan akses wisatawan ke Danau Toba.

Pantai Garoga Tigaras merupakan obyek andalan Kabupaten Simalungun masa depan selain Parapat dan Haranggaol. Panorama Garoga Tigaras tidak kalah menariknya dengan Pantai Parapat. Garoga Tigaras masih natural dengan bebatuan khas Danau Toba.

Delfi S br Saragih, seorang pedagang makanan dan minuman musiman di Garoga Tigaras saat ditemui Harian Jambi baru-baru ini mengatakan, kini pemandian Danau Toba Garoga Tigaras banyak dikunjungi wisatawan lokal.

“Setiap hari libur banyak wisatawan lokal yang mengisi liburan ke sini. Minat wisatawan lokal lebih tertarik ke Garoga Tigaras daripada Haranggaol dan Parapat. Garoga merupakan obyek wisata alternatif di Danau Toba Simalungun,”katanya.

Hal sedana juga dikatakan Wilson Purba, wisatawan lokal asal P Siantar. Menurutnya, pemandian Garoga Tigaras jadi alternatif di Simalungun. Jalan ke Garoga lebih baik dibandingkan ke Haranggaol atau Parapat.

Pengamatan Harian Jambi menunjukkan, ribuan wisatawan lokal memadati pemandian Danau Toba garoga Tigaras. Wisatawan banyak berasal dari daerah Siantar, Simalungun, Medan dan Kabanjaha, Kabupaten Karo.

Kunjungan wisatan lokal ke Garoga Tigaras berdampak positif bagi warga sekitar. Retribusi parkir, pedagang makanan, minuman mengalami omzet setiap hari libur tiba. 

Namun obyek wisata tersebut masih kurang ditata dengan baik, seperti minimnya arena bermain, tempat beristirahat serta jalan menuju pantai Danau Toba Garoga Tigaras harus dimaksimalkan guna menarik minat wisatawan. (*/lee)
****

Sekilas Danau Toba

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Menurut Wikipedia ensiklopedia bebas, Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang, Berastagi dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³.

Abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.

Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. 

Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.

Selama tujuh tahun, para ahli dari Oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. 

Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2.100 titik. 

Sejak kaldera kawah yang kini jadi Danau Toba di Indonesia, hingga 3.000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. (net/lee) (HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SELASA 15 APRIL 2014)
Tugu Perjuangan Tigaras Simalungun

Tanjung Unta Tigaras




Rosenman Manihuruk saat mengitari lintas jalan Danau Toba di Simalungun

HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SELASA 15 APRIL 2014

Tidak ada komentar: