Jumat, 07 Februari 2014

Melongok Pantai Panjang, Benteng British hingga Rumah Pembuangan Bung Karno

Pantai Panjang Bengkulu (Peserta Seksi Bapa GKPS Jambi).Fotofoto Rosenman M
JALAN-JALAN KE BENGKULU

Kota Bengkulu terkenal dengan kota yang kerap dikenal dengan gempa buminya. Namun Kota Bengkulu merupakan kota bersejarah di Indonesia. Kota tersebut berada di bibir pantai laut  lintas internasional. Kalau jalan-jalan ke Bengkulu, tentu Anda akan melongkok ke Pantai Panjang, Benteng  Marlborough Inggris (British) dan rumah pembuangan Bung Karno.

ROSENMAN M, Jambi

Menempuh Kota Bengkulu dari Kota Jambi membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam, dengan kenderaan angkutan travel. Kalau berangkat dari Kota Jambi pukul 17.00 WIB, akan tiba di Kota Bengkulu pada pagi harinya sekira pukul 06.00 WIB.

Bertepatan dengan Hari Pers Nasional (HPN) 2014 yang dipusatkan di Bengkulu dari tanggal 6-10 Februari 2014, tentu tidak salah, lebih mengenal Kota Bengkulu lebih dekat. HPN 2014 juga bertepatan dengan “Tahun Politik”. Tema HPN tahun ini adalah "Pers Sehat, Rakyat Berdaulat".

Menteri Komunikasi RI Tifatul Sembiring telah membuka resmi HPN dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menghadiri acara puncak HPN 2014.


Rumah Kediaman Soekarno 1938-1942 di Kota Bengkulu. 
Harian Jambi bersama bersama anggota Seksi Bapa GKPS Kotabaru Jambi melakukan kunjungan wisata ke Bengkulu. Peserta wisata ini berjumlah 11 orang. Kesebelas peserta itu yakni St Josen Sitopu, St R Purba, Sy Rosenman Manihuruk, Sy Joko Hotman Karokaro, Bp A Siregar, Bp Iramsen Saragih, Sy Asi M Damanik, Sy RI Girsang, Rahmad Purba, Sy Friston R Sinaga dan Sy H Saragih.

Peserta berangkat menggunakan satu bus Travel Rani pukul 19.00 WIB. Perjalanan menuju Kota Bengkulu berjalan dengan baik dengan waktu tempuh 10 jam dengan kecepatan kendaraan 80 s/d 90 km/jam. Rombongan tiba di Kota Bengkulu pukul 06.00 WIB.

Tiba di Bengkulu, peserta berunjung ke Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Di pelabuhan itu bisa melihat kegiatan transportasi laun seperti KM Ferry dan kapal-kapal kargo lainnya.

Kemudian rombongan menikmati sajian ikan laut bakar di salah satu resto yang berada di Pantai Panjang Bengkulu yang sungguh mempesona. Canda tawa terurai dalam jamuan makan siang tersebut. Seluruh peserta merasa puas akan sajian ikan laut bakarnya dengan harga terjangkau.

Usai santapan menu ikan bakar khas Kota Bengkulu, kemudian menikmati alam panorama pantai Kota Bengkulu dengan sajian es kelapa muda khas Kota Bengkulu. Sebagian peserta wisata juga menikmati segarnya air laut Bengkulu dengan berenang ria.

Benteng Marlborough Inggris (British)

Jalan-jalan ke Kota Bengkulu, jangan lupa berkunjung ke Benteng Marlborough aslinya bukanlah benteng Belanda tetapi Inggris (British). Pendiri Singapura, Stamford Raffles (Inggris) dulu menguasai Bengkulu sedangkan Belanda menguasai Melaka, Johor dan Singapura.

Itulah sebabnya Bengkulu disebut juga Bumi Bunga Rafflesia. Bunga yang diambil dari nama Raffles. Dalam Perjanjian Dutch-English Treaty tahun 1824, Belanda meyerahkan Melaka, Johor dan Singapura kepada Inggris, dan Inggris menyerahkan Bengkulu kepada Belanda.

Itulah sebabnya sampai hari ini di Melaka ada Stadhuys (Balaikota dalam Bahasa Belanda) dan di Singapura salah satu jalan utamanya adalah BENCOOLEN Street (Jalan Bengkulu).

Benteng Marlborough ini juga menjadi salah satu lokasi syuting videoklip artis lokal dan lokasi pemotretan atau prawedding di Bengkulu. Jumlah pengunjung ke Benteng Marlborough terus meningkat seiring dengan sejarah berdirinya benteng tersebut.

Sangat panjang untuk menuliskan sejarah benteng ini. Jadi sebaginya Anda berkunjung ke Kota Bengkulu untuk melongok lebih jelas sejarah benteng ini.

Rumah Pembuangan Soekarno

Tak puas rasanya jika tak berkunjung ke Rumah Pembuangan Proklamator Republik Indonesia, Soekarno. Di sini, peserta wisata mengabadikan momen-monen bersejarah serta membeli kenangan berupa baju-baju dan asesoris bergambar Soekarno.

Dengan ramah, Ibu Lusi yang berjualan baju-baju dan cendramata lainnya menawarkannya kepada peserta yang datang ke Rumah Soekarno tersebut. Dengan harga yang bervariasi peserta “memborong” oleh-oleh untuk dibawa ke Jambi.

Banyak benda sejarah, mulai dari sepeda ontel, perabotan, baju, meja, kursi keluarga Soekarno di Rumah Bung Karno tersebut.

Harun (72) penjaga Rumah Bung Karno di Bengkulu mengatakan, dirinya sudah sejak Presiden Habibie menjaga Rumah Bung Karno. Dirinya juga sudah berjabat tangan dengan Presiden Amerika Bill Clinton dan Raja Inggirs Pengeran Carles.

“Bapak tidak digaji di sini. Bapak hanya berbakti sebagai pensiunan menjaga rumah bersejarah ini. Kalau ada pengunjung yang memberikan tip, baru saya terima. Kita harus ingat Bapak Proklamator kita,” kata Harun semangat.

Jika Anda berkunjung ke Bengkulu, tiga obyek wisata itu yakni Pantai Panjang, Benteng British  dan Rumah Pembuangan Bung Karno jangan terlewatkan. Jika tak menginjakkan kaki di tiga lokasi itu, belum sah rasanya berkunjung ke Kota Bengkulu. (*/lee)
****

HPN Dongkrak Kunjungan Wisata Bengkulu

Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah berharap penyelenggaraan Hari Pers Nasional 2014 membuat sektor pariwisata di tanah kelahiran mendiang Fatmawati Soekarno itu makin dikenal di Indonesia dan dunia internasional. Apalagi, Bengkulu memiliki kekayaan alam indah yang bisa menjadi destinasi unggulan pariwisata.
Foto IST
“Beberapa potensi pariwisata akan coba dipasarkan, ini kan belum terekspose seluruhnya. Sesungguhnya di 10 kabupaten/kota itu memiliki potensi yang berbeda-beda dan itu cukup unik dan menarik,” kata Junaidi kepada wartawan seusai membuka acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2014 di Sport Centre Pantai Panjang, Kota Bengkulu, Kamis (7/2) malam.

Junaidi mengaku potensi sektor pariwisata belum tergali maksimal. Ia pun berharap awak media yang mengikuti HPN 2014 bisa ikut mempromosikan alam indah dan keunikan Bengkulu ke penjuru negeri bahkan global. Apalagi, katanya, kekayaan alam yang berpotensi menjadi lokasi pariwisata unggulan terbilang cukup banyak.

Pasalnya, masing-masing kabupaten/kota di Bumi Rafflesia itu minimal memiliki tiga hingga lima lokasi pariwisata unggulan. “Seperti peningalan Belanda di Lebong ada Lobang Kacamata namanya, lobang bekas gali emas seperti kacamata. Ada juga di Kaur, yang digali di situs itu ternyata Sriwijaya timbul di situ kerajaannya. Ini belum tergali sepenuhnya. Begitu juga dengan pantainya. Hanya tiga kabupaten yang tidak memiliki pantai,

selain itu memiliki pantai yang luar biasa semua, dan ini belum tergali," ungkap Junaidi.
Kamis malam HPN Ekspo di Sport Center Pantai Panjang Bengkulu dibuka secara resmi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Tifatul Sembiring didampingi Ketua Dewan Pers, Prof. Bagir Manan, Ketua Umum PWI Pusat, Margiono, Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah, Wagub Bengkulu Sultan B Najamudin, Kajati Bengkulu Chanifuddin SH.

cara pembukaan diwarnai pesta kembang api yang membuat suasana di arena HPN Expo gegap gempita. Dalam kesempatan itu, Menkominfo Tifatul Sembiring menilai Bengkulu mempunyai banyak potensi. Baik di bidang kuliner, kerajinan maupun pariwisata.

Namun sayangnya, potensi tersebut belum dieksplorasi secara maksimal. Untuk itu dia menyarankan agar dapat memanfaatkan informasi teknologi secara maksimal. Sehingga tidak seperti pepatah lama, bagai katak dalam tempurung. “Bagaimana potensi itu, seperti hasil kerajinan disambungkan ke IT,” ungkap Menkominfo.

Salah satu kerajinan yang dapat dijual ke tingkat nasional maupun internasional, yakni batik besurek. Menurutnya di Pulau Jawa, sangat banyak jenis batik. Namun belum ada yang seperti batik besurek.

Ketua Umum PWI Pusat Margiono dalam kesempatan itu mengapresiasi panitia yang telah menyelenggarakan acara dengan meriah. “Kemeriahan semoga berlanjut. Atas nama masyarakat pers, kami berikan penghormatan kepada menteri yang sudah mendukung kegiatan pers. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada gubernur yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dengan sangat luar biasa. HPN di Bengkulu saya kira paling meriah dan mendapat sambutan yang begitu luas dari masyarakat,” kata Margiono. 

Rumah tempat pembuangan Bung Karno tahun 1938-1942 di Jalan Soekarno Bengkulu. Soekarno dibuang ke Bengkulu oleh penjajah Belanda dan kembali ke Jakarta setelah Jepang mengalahkan Belanda. (ant/lee)



 Benteng Marlborough Inggris (British) mengabadikan foto bersama.

Pa Harun Penjaga Rumah Pembuangan Bung Karno.(Penjaga Rumah Kediaman Soekarno) yang sudah menjaga rumah tersebut dengan periode 6 Gubernur Bengkulu. Foto Rosenman M/Harian Jambi

Keluarga Bung Karno


Pantai Panjang Bengkulu.
BERITA INI NAIK CETAK DI HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SABTU 8 FEBRUARI 2014

Tidak ada komentar: