Rabu, 18 Desember 2013

Buah Simalakama Pemerintah Kota Jambi



 
SEREBOT: Ratusan PKL di Pasar Angso Duo Kota Jambi menyerobot jalan sebagai lapak berjualan mereka. Keberadaan ini sudah belasan tahun karena tak kungjungnya adanya relokasi Pasar Angso Duo Kota Jambi akibat tarik ulur kepentingan Pemprov Jambi dengan Pemkot Jambi. FOTO RINO/ HARIAN JAMBI


BADAN JALAN: Ratusan PKL di Pasar Angso Duo Kota Jambi menyerobot jalan sebagai lapak berjualan mereka. Keberadaan ini sudah belasan tahun karena tak kungjungnya adanya relokasi Pasar Angso Duo Kota Jambi akibat tarik ulur kepentingan Pemprov Jambi dengan Pemkot Jambi. FOTO RINO/ HARIAN JAMBI
MENUNTUT: Massa PKL Pasar Angso Duo Kota Jambi melakukan unjukrasa ke kantor Walikota Jambi baru-baru ini. Mereka menuntut ditertibkannya lapak mereka jika belum ada kios yang disediakan Pemerintah Kota Jambi. Tampak Sekda Kota Jambi Danu Pratomo bernegosiasi dengan pendamping PKL. FOTO USMAN/HARIAN JAMBI

PENERTIBAN PKL


ROSENMAN M, Jambi

Walikota baru, kebijakan pun baru pula. Kalau selama ini pedagang kaki lima (PKL) leluasa mencari nafkah dengan lapak di kaki lima di Kota Jambi, kini kebebasan itu mulai terusik. Alih-alih kata penertiban, itulah yang mengharuskan Satuan Polisi Pamong Bicara (Satpol PP) Kota Jambi menertibkan seluruh PKL di Jambi tanpa terkecuali.

Siang itu, Farhas, seorang pedagang gerobak kelontong tampak gelisah dan bergegas mendorong gerobaknya ke tempat yang aman. Dirinya tergesa-gesa berburu waktu karena sekelompok “musuh” PKL yakni Satpol PP Kota Jambi mulai beraksi.

Seluruh PKL yang ada di depan Pasar Angsoduo Kota Jambi kalang kabut karena mendadak ada penertiban oleh Satpol PP. Suasana seperti itu, kerap mewarnai PKL di Kota Jambi. Setiap tahun pula, Satpol PP melakukan penertiban yang sama.

Namun, lokasi penertiban toh itu-itu saja. Sementara anggaran penertiban yang diposkan di Satpol PP dari APBD Kota Jambi setiap tahunnya juga tak kalah besarnya. Modus penertiban ini ibaratkan “Buah Simalakama”.

Jika PKL ditertibkan, pupuslah harapan mereka untuk mencari nafkah. Namun jika tak ditertibkan, PKL menjadi persoalan keindahan Kota Jambi. Penertiban tanpa solusi, itu yang terjadi. Penertiban dengan solusi, pemerintah Kota Jambi harus mediasi.

Ketua Asosiasi PKL Kota Jambi Nasroel Yasir mengatakan, jumlah PKL di Kota Jambi mencapai 5 ribu PKL yang tersebar di delapan kecamatan di Kota Jambi. Jumlah PKL paling banyak terdapat di Pasar Angsoduo Kota Jambi yang mencapai 3. 202 orang.

Kemudian jumlah keberadaan PKL tersebar di Kecamatan Pasar, Pasar Talang Banjar, Pasar Keluarga Simpang Kawat, wilayah Mayang Kota Jambi dan hampir seluruh pasar yang ada di Kota Jambi.

Menurut Nasroel Yasir, penertiban PKL yang dilakukan pemerintah Kota Jambi tidak berprikemanusiaan. “Bayangkan saja, PKL itu mencari nafkah, dan mereka juga kerap dimintai retribusi oleh oknum-oknum yang mengaku pemerintah. Namun penertiban yang dilakukan tak memberikan solusi,” kata Nasroel.

Dikatakan, pemerintah Kota Jambi membangun pasar untuk menampung PKL di sejumlah wilayah yang ada di Kota Jambi. “Contohnya pasar modern Kebun Handil. Yang membangun pasar itu adalah swasta, sehingga pedagang lumayan mahal untuk menyewa. Kenapa pemerintah tak memikirkan hal seperti itu. Pemerintah harus mencontoh Pasar Jaya Jakarta yang memberikan tenpat bagi PKL dan tertib,” katanya.

Penertiban PKL yang dilakukan Pemerintah Kota Jambi menampar wajah Walikota Jambi Sy Fasya-Abdullah Sani yang notabene banyak dipilih PKL. Saat kampanye pasangan itu sangat mengapresiasi para PKL yang ada di Kota Jambi.

“Namun setelah menjabat, langsung menggusur para PKL dengan tidak memberikan solusi jalan keluar. Seharusnya Walikota Jambi bersabar dan merencanakan pembangunan pasar yang berbasil PKL. Bangun pasar PKL di seluruh pusat ekonomi rakyat di Kota Jambi ini. Setelah ada pasar, baru PKL ditertibkan dengan tegas. Baru itu namanya solusi,” kata Nasroel Yasir.

Data PKL Simpang Siur

Pendataan PKL yang ada di Kota Jambi juga tak akurat. Dinas Pasar Kota Jambi cenderung hanya mendata para pedagang yang berada di sekitar Pasar Jambi dan pasar tradisional. Sementara para PKL yang di trotoar jalan di Kota Jambi dialpakan.

Setidaknya ada tiga versi data pedagang di Pasar Angsoduo. Berdasarkan SK Walikota Nomor 691 dan Nomor 917 Tahun 2012, tercantum 2.688 pedagang tetap yang menempati los, kios, toko yang dilampiri dengan nama, letak dan ukuran los.

Sementara untuk PKL, sesuai keputusan Kepala Kantor (Kakan) Pasar Jambi Nomor 651 Tahun 2012 berjumlah sebanyak 514 PKL. Dengan demikian jumlah pedagang jika ditambahkan dengan  PKL sebanyak 3. 202 pedagang. Data tersebut resmi dari Dinas Pasar Kota Jambi.

Kepala Kakan Pasar Jambi Duria Sunita menyebutkan, adanya tiga versi jumlah pedagang di Pasar Angsoduo menjadi pertanyaan. Pertama, versi dari Kantor Pengelola Pasar tercatat sebanyak 3.176 pedagang, terdiri 3.202 pedagang tetap dan 514 pedagang kaki lima.

Sementara untuk pedagang yang di SK-kan walikota sebanyak 2.688 pedagang. Sementara Pemprov Jambi menyebutkan terdapat 2.908 pedagang.

Disebutkan, dari 8 kecamatan di Kota Jambi, di Kecamatan Pasar Jambi merupakan lokasi paling banyak terdapat PKL. Data kantor Pengelola Pasar Kota Jambi, jumlah PKL di Kecamatan Pasar Jambi sebanyak 766 PKL, atau 36,41 persen dari jumlah PKL yang ada di Kota Jambi.

Kata Duria Sunita, secara keseluruhan jumlah PKL di Kota Jambi yang terdata pada mereka sebanyak 2014 PKL. Kemudian lokasi Kecamatan Jambi Timur terdapat sekitar 717 PKL atau 34,08 persen.

Di Kecamatan Telanaipura sebanyak 304 PKL, Kotabaru 174 PKL, Jelutung 99 PKL, Kecamatan Jambi Selatan 44 PKL, sementara Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan belum terdata.

Cari Solusi bagi PKL

Menurut Duria Sunita, untuk menertibkan dan pembinaan terhadap PKL supaya tidak menggantu ketertiban umum, Pemkot Jambi saat ini sedang mencari solusi penanganan PKL. Pihaknya telah membahas tatacara penanganan PKL bersama Asisten I Setda Kota Jambi Yan Ismar.

Disebutkan, dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah instansi terkait, disepakati untuk penertiban PKL di tiap-tiap wilayah akan dicarikan solusi penempatan atau lokasi ketika PKL dipindahkan.

“Lokasi ini sangat penting. Sehingga ketika dipindahkan, tidak ada alasan dari PKL untuk tidak dipindahkan ke tempat yang baru. Saat ini sedang dilakukan pendataan aset pemerintah oleh setiap camat di Kota Jambi. Nanti akan diketahui mana saja lokasi yang bisa dijadikan sebagai lahan untuk penempatan PKL,” kata Yan Ismar.

Disebutkan, untuk melakukan pembinaan PKL, Pemkot Jambi berencana melakukan pendataan kembali terhadap semua PKl di Kota Jambi. Setiap PKL yang ada dan bukan di wilayah yang diizinkan, akan ditempatkan di satu lokasi berdasarkan lokasi masing-masing kecamatan untuk mereka berdagang.

“Nantinya akan dibuatkan tempat yang seragam untuk PKL. Untuk pembuatan tempat atau lapak sebagai tempat berjualan ini, Pemkot Jambi akan berupaya bekerjasama dengan pihak ketiga melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan di Kota Jambi,” kata Yas Ismar.

Retribusi PKL Tak Jelas

Retribusi PKL yang ada di Kota Jambi hingga kini tidak jelas. Bahkan Dinas Pasar Kota Jambi tidak memiliki data lengkap soal retribusi PKL yang ada di Kota Jambi. Dinas Pasar Jambi hanya memiliki datab retribusi PKL Pasar Bedug pada tahun 2013.

Dinas Pasar Kota Jambi mencatat target perolehan retribusi dari PKL Pasar Bedug sebesar Rp 54 juta. Dua lokasi pasar bedug yang dikelola oleh Pemkot Jambi, dengan jumlah lapak yang disediakan bagi pedagang lebih kurang 550 lapak bisa memberikan kontribusi Rp 54 Juta selama bulan Ramadhan tersebut.

Menurut Duria Sunita, pasar bedug yang dikelola oleh swasta, seperti Perumnas Kotabaru, Pujasera, Sukorejo, dan Payo Lebar jarang melapor. Pihaknya berharap (dari pasar bedug swasta, red) juga ada retribusi. Pihak kecamatan melakukan pengecekan.

Festival PKL Milik Luar

Festifal PKL yang diselenggarakan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Jambi Februari lalu, sebagian besar lapak ditempati oleh PKL dari luar Jambi. dari sederetan PKL yang ada, banyak menyuguhkan produk kreatif luar Provinsi Jambi.

Sementara PKL lokal, hanya kebagian di pinggiran lokasi festival tersebut. Kegiatan yang mengambil tempat di halaman GOR Kotabaru Jambi itu, dihadiri Menko Ekonomi RI Hatta Rajasa.

Ketua APKLI Jambi Adhi Putra Siaga mengatakan, festival PKL Jambi Emas adalah untuk pemberdayaan PKL Jambi yang lebih baik. Ada beberapa kegiatan dalam festival PKL Jambi Emas antara lain, pemilihan Duta PKL Jambi, lomba mewarnai, PKL favorit dan lainnya tujuannya adalah mendorong para PKL atas program-program Pemerintah Jambi.

Bebaskan Retribusi PKL

Kisruh PKL Pasar Angsoduo Kota Jambi yang melakukan unjuk rasa ke kantor Walikota Jambi baru-baru ini, mendapat tanggapan dari Walikota Jambi Sy Fasha. Walikota Jambi mencari jalan selamat dan bersikukuh akan tetap menertibkan PKL di Kota Jambi.

Namun Fasya menginstruksikan kepada Dinas Pasar Kota Jambi untuk tidak lagi menarik retribusi terhadap PKL yang berjualan di daerah yang dilarang.

“Apabila retribusi masih ditarik sulit untuk melakukan penertiban. Kita tidak mau disalahkan ketika melakukan penertiban. Dikatakan retribusi masih ditarik, makanya kita instruksikan dinas pasar tidak lagi tarik retribusi PKL di daerah larangan,” kata Fasha.

Fasha juga sudah menginstruksikan para camat untuk tidak lagi mengeluarkan rekomendasi untuk para PKL. Fasha minta agar para PKL yang ada di senpajang jalan lintas Pasar Angsoduo mengikuti aturan.

“Keberadaan PKL tersebut cukup mengganggu para pengguna jalan lainnya yang akan melintas. Mengganggu di sini dimaksudkan mengganggu pengguna jalan, sebab fungsi jalan itu pada dasarnya hanya untuk dilalui, bukan untuk tempat jualan,” katanya.

Disebutkan, dengan adanya PKL yang berjualan di jalan tersebut membuat kendala penilaian dan catatan tersendiri dari tim penilaian Adipura. “Jalan itu kan untuk pengguna jalan, bukan untuk berjualan, dan salah satu catatan bagi pemerintah Kota Jambi untuk mempertahankan Adipura. Kita mau membersihkan kesemrautan Pasar Angsoduo Kota Jambi,” kata Fasha.

Kata Fasya, penertiban PKL tidak hanya di Pasar Angsoduo Kota Jambi. Tapi juga akan menyusul Pasar Baru Talang Banjar Kota Jambi. Sepenjang jalan tersebut sudah disesaki PKL sehingga membuat pengguna jalan tak nyaman.(*)(BERITA INI SUDAH NAIK DI HARIAN JAMBI EDISI PAGI RABU 18 DESEMBER 2013)

Tidak ada komentar: