Selasa, 25 Juni 2013

Kematian Siswa SPN Jambi Diminta Diusut Tuntas

Altar Tampubolon yang Anaknya di SPN Jambi meninggal.

Jambi, Bute Ekspres

Kematian dua siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi diminta agar diusut tuntas. Salah satu orang tua siswa yang tewas yakni Altur Tampubolon orang tua  Hottua Halomoan Tampubolon, siswa yang meninggal saat mengikuti pendidikan di SPN Jambi, mengaku sangat tidak percaya dengan musibah yang di alami anak ketiga dari empat saudara itu.

Altur yang di wawancarai sejumlah wartawan, Senin (24/6/13) mengaku mengetahui anaknya kabur dari SPN Jambi setelah ia mendapat kabar setelah di telpon warga namanya Alimin hari Sabtu lalu. “Saya dapat kabar Sabtu kemarin(22/06), dari tetangga saya namanya alimin,”katanya.

Kata Altur, Alimin bilang bang sudah dapat kabar belum Hottua kabur dari SPN, setelah dapat telpon itu saya dan istri langsung pulang kerumah bersiap - siap untuk berangkat ke Jambi.

Rintih Altur yang di dampingi istrinya saat menunggu proses otopsi di RS Bhayangkara Jambi. Altur mengungkapkan, selain tidak menyangka dengan kejadian ini, lanjutnya ia juga tidak mempunyai firasat buruk kalau anaknya tersebut meninggal.

“Saya tidak menyangka, saya juga tidak ada firasat apa-apa, kalau anak saya akan terjadi seperti ini. Setelah tiba di Jambi, saya juga ikut melakukan pencarian terhadap anaknya. Saya sengaja ikut pencarian karena takut kalau anak kita tak berani pulang ke SPN,”ujarnya.

Altur kaget setelah hari Minggu siang  mendapat kabar kalau anak ketigannya itu telah ditemukan, tapi ia tidak mendapatkan kabar jika sudah meninggal. “Saya berharap masalah ini cepat diusut tuntas. Karena pada saat ditemukan hidung anak saya dalam kondisi masuk kedalam dan sudah membengkak, kalau luka-luka saya tidak mengerti, saya mengizinkan kalau anak saya di otopsi asal anak saya tidak kurang satu apa pun,”ujarnya.

Informasi di dapatkan bahwa jenazah Hottua siwa asal Polda Metro tersebut dibawa oleh pihak keluarga Senin (24/6/13) pukul 18.00 wib. Jenazah akan diterbangkan ke Jakarta usai otopsi yang dilakukan oleh tim Forensik dari Palembang.

Sebanyak 11 orang siswa SPN Jambi hingga Senin (24/6), masih menjalani perawatan disejumlah rumah sakit yang ada di Kota Jambi. Sebelumnya, para siswa SPN tersebut harus dilarikan ke rumah sakit usai mengikuti giat pelajaran ketangkasan lapangan dengan rute 6 km, Jumat (17/6) lalu.

Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Senin (24/6), mengatakan dari 11 orang siswa SPN Jambi yang dirawat tersebut, 2 orang dirawat di Rumah Sakit DKT Jambi, sedangkan 9 orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi.

“Hingga hari ini, 11 orang masih dirawat, 2 orang di DKT, dan 9 lainnya di Bhayangkara. Awalnya (Jumat lalu, red) yang dirawat 6 orang, kemarin (Sabtu, red) dirawat 1 lagi, dan hari ini bertambah lagi 4 orang,”kata  Almansyah.

Saat ini tim dari Polda Jambi dan Mabes Polri masih melakukan penyelidikan terkait masalah ini. “Kalau memang karena faktor cuaca, maka kebijakan pimpinan, kegiatan fisik akan dikurangi," ujar Almansyah.

Sementara Ferry Wahyudi, calon bintara yang sedang mengikuti pendidikan di SPN Pondok Meja tewas. Dua calon bintara lainnya dalam kondisi kritis dan saat ini dirawat secara intensif di ICU RS Bratanata.

Cross country ini menempuh jarak sekitar 6 km. Lebih kurang 1 km menjelang finish, tiga calon bintara terjatuh lalu kejang-kejang dan pingsan. Lalu, ketiganya dibawa ke RS Bhayangkara.

Namun, nyawa Fery Wahyudi tidak tertolong. Ia meninggal dunia ketika sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara, dua temannya Dwi Agung Wicaksono dari Jakarta dan Bambang Heru Purnomo dari Bungo berhasil diselamatkan namun kondisinya saat ini kritis. Saat ini, keduanya dirawat intensif di ICU RS Bratanata. (srg)

Tidak ada komentar: