Kamis, 07 Juni 2012

Anak Pasangan Tulus Tambunan-Lamtiar br Silitonga Lahir Tanpa Tangan dan Kaki

 
 Butet : Bayi perempuan (butet) dari pasangan Tulus Tambunan-Lamtiar br Silitonga yang lahir cacat (tanpa kaki dan tangan) di kediamannya di Desa Rawa Medang, Taman Raja, Tungkal Ulu, Tanjabar, Provinsi Jambi. Foto ist (batakpos/rosenman manihuruk)

Tulus Tambunan (44)-Lamtiar br Silitonga (33) saat di kediamannya di di Desa Rawa Medang, Taman Raja, Tungkal Ulu, Tanjabar.
Jambi, BATAKPOS

Seorang anak bayi perempuan lahir tanpa tangan dan kaki dari pasangan Tulus Tambunan dengan Lamtiar br Silitonga lahir tanpa  kaki dan tangan. Bayi tersebut lahir di Puskesmas Pelabuhan Dagang, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dibantu dr Arwin Agus (Dokter Puskesmas Pelabuhan Dagang) 1 Juni 2012.

Kepala Puskesmas Pelabuhan Dagang, Tungkal Ulu, Tanjabbar, dr Arwin Agus di Pelabuhan Dagang, Rabu (6/6) kepada wartawan mengatakan, bayi perempuan yang lahir tanpa tangan dan kaki tampak sehat. Ibunya pun sehat-sehat saja setelah melahirkan anak ke-empatya itu. Tidak ada perawatan khusus terhadap bayi yang belum diberi nama tersebut.

Disebutkan, anak keempat dari pasangan Tulus Tambunan (44)-Lamtiar br Silitonga (33) tersebut lahir di Puskesmas Pelabuhan Dagang, sekitar pukul 17.30 WIB, dengan berat badan 3,1 kilogram.

“Bayinya lahir cacat. Tangan dan kaki tidak ada. Tapi dari hasil pemeriksaan kami, bayi itu sehat. Karena orangtua sang bayi berasal dari keluarga kurang mampu, tidak ada perawatan khusus terhadap bayi tersebut. Saat ini si bayi sudah dibawa pulang ke rumah oleh orangtuanya. Kondisi kesehatannya sehat,” kata Arwin.

Disebutkan, biaya persalinan kelahiran bayi malang tersebut ditanggung oleh dana Jampersal. Kedua orangtua bayi yang bermukim di Desa Rawa Medang, Taman Raja, Tungkal Ulu tersebut mengaku tidak mendapat firasat ataupun mimpi apa-apa selama sang bayi dalam kandungan. Tiga anak mereka sebelumnya lahir normal.

Butuh Uluran Tangan Dermawan
Rumah Tulus Tambunan yang sederhana.

Bayi tersebut kini butuh bantuan makanan tambahan serta susu dari dermawan. Ayah bayi, Tulus Tambunan  setiap harinya bekerja sebagai pedagang sayur di pasar pagi di desanya. Sedangkan ibunya, Lamtiar Silitonga (33), tidak bekerja, hanya di rumah saja mengurus tiga anaknya.

Keluarga Tulus Tambunan tinggal di sebuah rumah gubuk berdinding papan beratap seng dan berlantai tanah. Dinding rumahnya sudah banyak yang bolong dan bertempelkan triplek.

Hingga kini perhatian pemerintah terhadap bayi ini boleh dibilang sangat kurang. Baik sang ibu dan si bayi hanya mendapat obat-obatan ala kadarnya. Ironisnya, si bayi pun tidak mendapat bantuan susu dari pemerintah.

Guna memenuhi kebutuhan susu bayinya, Tulus Tambunan hanya mampu memberikan susu kotak yang dibeli sendiri. Sementara setiap harinya si bayi bisa menghabiskan tiga kotak susu.

Perhatian pemerintah terlihat masih minim dari belum datangnya pihak pemerintah kecamatan maupun kabupaten, apalagi pemerintah provinsi menjenguk bayi malang tersebut. Yang sudah datang hanya Kepala Desa (Kades) Pematang Tembesu. Itu pun karena mereka bertetangga.

Lamtiar mengaku tidak pernah mendapat firasat atau melihat tanda-tanda bayi yang dikandungnya akan lahir cacat. Masa kehamilan dijalaninya biasa-biasa saja dan tidak ada yang aneh.

“Biasa-biasa saja. Tidak ada yang aneh. Selama masa kehamilan hingga melahirkan, saya cukup memperhatikan kandungan saya. Hampir setiap bulan saya memeriksakan kandungan saya ke posyandu di desa ini. Begitu mengetahui puteri bungsunya lahir cacat, sya sempat shock, namun saya akhirnya mengembalikan itu semua kepada Tuhan Yang Maha Punya,”ucap Lamtiar di kediamannya yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit.

“Saya terima dengan ikhlas. Ini yang diberikan Tuhan,” ujar Lamtiar yang sempat menangis ketika memperlihatkan kondisi bayinya.

Tulus Tambunan, mengungkapkan, pihak dinkes memang sudah datang menjenguk, namun belum memberikan atau menjanjikan bantuan untuk si bayi. Tulus berharap pemerintah membantu anak bungsunya itu dalam hal kesehatan dan pendidikan, karena anaknya itu sudah dapat dipastikan tidak akan seperti anak-anak normal lainnya.

Kelahiran bayi malang yang masih dipanggil Butet itu membuat warga Desa Pematang Tembesu heboh. Hampir setiap hari sejak bayi ini lahir rumah Tulus selalu didatangi warga dan sanak saudaranya. RUK


Tidak ada komentar: