Senin, 23 Maret 2009

Provinsi Jambi Butuh Investasi Rp 20 Triliun Untuk Sumber Daya Alam

Jambi, Batak Pos

Pemerintah Provinsi Jambi kini membutuhkan investasi pembangunan sumber daya alam (SDA), baik investasi pemerintah, swasta maupun masyarakat guna mengembangkan segala potensi lama yang ada di Provinsi Jambi. Dibutuhkan nilai investasi hingga 2010 sebesar Rp 20 trilyun.

Demikian dikatakan, Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin kepada Batak Pos di Jambi, Rabu (18/3), menyikapi potensi sumber daya alam di Provinsi Jambi yang kini masih butuh penanganan.

Menurutnya, Badan Pembangunan dan Promosi Daerah (Bapemproda) harus maksimal dalam menggaet investor untuk berinvestasi di Provinsi Jambi. Sumber Daya Alam (Sad) Provinsi Jambi menyimpan sumber kehidupan yang berlimpah.

Sehingga dibutuhkan investor yang serius dalam mengelolalanya demi kemakmuran rakyat. Saat Pemerintah Provinsi Jambi ini tengah berusaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan empat prioritas program pembangunan dari tahun 2006-2010.

Program itu meliputi revitalisasi perikanan, kehutanan dan UKM, pembangunan infrastruktur wilayah, , pembangunan SDM pendidikan dan kesehatan dan pengelolaan SDA dan Pariwisata.

“Dibidang pertanian menargetkan penanaman kentang seluas 7.500 ha dengan produktivitas 300 kw/ha. Adapun upaya yang dilakukan antara lain, perebaikan mutu benih kentang dengan mengembangkan sentra perbenihan kentang, peerbaikan teknologi produksi, perluasan areal tanam dan Indeks Pertanaman, perbaikan system pemasaran serta pengembangan BBI dan penangkar kentang,”katanya.

Disebutkan, kemudian pada subsektor perkebunan, dalam rangka memperingati 100 tahun masuknya karet ke Provinsi Jambi, Pemprov Jambi telah mencanangkan program peremajaan dan pengembangan karet rakyat seluas 165 ribu ha. Ini merupakan pekerjaan besar dan dukungan semua pihak baik masyarakat, pemerintah kabupaten, pusat, swasta, subsidi kredit dari perbankan.

“Pprogram peremajaan dan pengembangan karet ini karena komoditas ini sangat strategis bagi pengembangan ekonomi masyarakat Jambi karena kontribusinya yang besar dalam menyerap tenaga kerja yang melibatkan 228.576 kk petani, dan menjadi sumber pendapatan masyarakat sebesar Rp 14 jutaper ha per tahun, menjadi sumber devisa Negara sebesar Rp 3,4 trilliun per tahun,”katanya.

Menurut Zulkifli Nurdin, saat ini produktivitas karet rakyat Jambi sangat rendah dibanding produktivitas karet di Negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand . Dengan produktivitas sekitar 724 kg/ha/th mengakibatkan kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp 3,0 trilliun pertahun.

“Masalah lain yang dihadapi antara lain banyaknya areal karet tua seluas 158.000 ha sehingga Provinsi Jambi kehilangan potensi produksi Rp 3,1 trilyun, belum lagi dengan rendahnya penggunaan klon bibit unggul yang juga telah menghilangkan potensi produksi Rp 3,5 trilyun. Jika ditotal maka kerugian tersebut mencapai Rp 10,5 trilyun pertahun dari komoditas karet,”ujarnya.

Disebutkan, Pemerintah Provinsi Jambi telah memfokuskan pada program peremajaan karet rakyat yang telah dimulai sejak tahun 2006 dan terus dilakukan sampai tahun 2010.

Di bidang peternakan Pemprov Jambi juga telah mencanangkan untuk dapat swasembada daging pada tahun 2012 dengan target populasi sapi 198.404 ekor. Langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai swasembada tersebut meliputi , meningkatkan angka kelahiran, pendistribusian ternak bibit kepada masyarakat, menurunkan angka kematian dan seerangan penyakit ternak, peningkatan sarana dan prasarana peternakan.

Menurut dia, dibidang sektor kehutanan, Provinsi Jambi memiliki kawasan hutan seluas lebih kurang 2.170.440 ha atau 39 persen dari luas Provinsi Jambi yang didominasi oleh hutan produksi tetap 938.000 ha, hutan pelestarian alam seluas 648.720 ha, hutan produksi terbatas seluas 340.000 ha serta hutan lindung, suaka alam, dan hutan produksi partisipasi.

“Kendala utama yang dihadapi menjaga kelestarian hutan di Provinsi Jambi adalah penebangan atau pembalakan liar, kebakaran lahan dan hutan. Untuk itu kerjasama dengan pemeritah kabupaten, kepolisian dan instansi terkait lainnya. Pada tataran internasional juga telah dilakukan kerjasama dengan pemerintah Singapura untuk penanggulangan kebakaran hutan,”katanya. ruk

Tidak ada komentar: