
BERITAKU-Kini nama KDM jadi fenomenal di tanah air, bahkan hingga negeri tetangga. Munculnya sebutan "Bapak Aing" yang melekat pada sosok Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat kini, telah menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. Julukan "Bapak Aing" yang berasal dari bahasa Sunda, berarti "Bapak Saya," ini bukan sekadar panggilan biasa, melainkan cerminan kedekatan dan rasa hormat masyarakat terhadap figur yang dianggap mampu mewakili aspirasi mereka.
Bagaimana KDM, yang dikenal luas karena kreativitasnya dalam mengemas konten informatif dan menghibur, berhasil meraih simpati publik se Indonesia hingga dijuluki "Bapak Aing"? Mari kita telusuri lebih dalam.
Mulanya julukan "Bapak Aing" berakar dari masa jabatan Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode, dari tahun 2008 hingga 2018.
Gaya kepemimpinannya yang dikenal merakyat, sering turun langsung ke lapangan, dan responsif terhadap permasalahan masyarakat, menjadi fondasi kuat bagi munculnya julukan tersebut.
Konten-konten tersebut tidak hanya menampilkan kegiatan KDM dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, tetapi juga momen-momen interaksi humanis dengan masyarakat. Visualisasi yang menarik dan narasi yang mudah dipahami membuat konten-konten tersebut mudah diterima oleh berbagai kalangan lewat media sosial.
Selain itu, platform TikTok juga turut andil dalam mempopulerkan julukan "Bapak Aing". Salah satu kisah yang viral adalah tentang Egi, seorang anak yang menjadi korban perundungan dan kemudian diangkat menjadi anak asuh oleh KDM.
Egi, yang kemudian dimasukkan ke pesantren bersama anak asuh KDM lainnya, disebut-sebut sebagai orang pertama yang memanggil KDM dengan sebutan "Bapak Aing". Kisah ini menyentuh hati banyak pengguna TikTok, yang kemudian ikut menggunakan julukan tersebut dalam berbagai konten terkait KDM.
Hal ini menunjukkan bahwa julukan "Bapak Aing" tidak hanya berasal dari kalangan orang dewasa, tetapi juga dari generasi muda.
Fenomena "Bapak Aing" memiliki implikasi politik dan sosial yang signifikan. Secara politik, julukan ini menunjukkan bahwa masyarakat mendambakan pemimpin yang dekat dengan rakyat, responsif terhadap permasalahan mereka, dan mampu memberikan solusi konkret.
Secara sosial, julukan ini mencerminkan adanya ikatan emosional yang kuat antara pemimpin dan masyarakat. Julukan "Bapak Aing" yang melekat pada sosok KDM bukan sekadar panggilan biasa, melainkan cerminan kedekatan dan rasa hormat masyarakat terhadap figur yang dianggap mampu mewakili aspirasi mereka dan kerap berbagi kasih untuk orang miskin.
Gaya kepemimpinan yang merakyat, responsif terhadap permasalahan masyarakat, dan pemanfaatan media sosial yang efektif, menjadi faktor-faktor utama yang memperkuat citra KDM sebagai "Bapak Aing".
![]() |
Dari Platform TikTok, Asal-usul KDM Disebut "Bapak Aing" dan Artinya. |
Profil Dedi Mulyadi, Biodata, Pendidikan, dan Perjalanan Kariernya
Profil Dedi Mulyadi merupakan mantan Bupati Purwakarta yang berhasil masuk dalam jajaran top 10 politisi yang paling berpengaruh di media sosial pada tahun 2023 oleh Indonesia Indicator. Dedi Mulyadi menjadi salah satu politisi yang memanfaatkan media sosial untuk sarana branding sehingga dikenal banyak orang.
Ketika menjabat sebagai Bupati Purwakarta namanya semakin populer sebab program serta kebijakan yang dibuat berbeda dengan bupati yang lainnya. Dedi Mulyadi menekankan untuk cinta seni dan budaya lokal dengan diterapkannya di lingkungan sekolah dan kerja.
Contohnya yaitu pembangunan taman seni, patung, sampai memakai pakaian adat Sunda. Selain itu, Dedi Mulyadi juga melarang guru memberikan PR kepada siswanya.
Profil Dedi Mulyadi
Berdasarkan laman resmi p2k.stekom.ac.id, inilah profil Dedi Mulyadi. Dedi Mulyadi adalah seorang pria yang lahir pada tanggal 11 April 1971. Dedi Mulyadi, lahir di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 11 April 1971.
Dedi Mulyadi mempunyai sembilan saudara dan merupakan putra bungsu. Ayah Dedi Mulyadi bernama Sahlin Ahmad Suryana yang merupakan pensiunan Tentara Prajurit Kader sejak usia 28 tahun. Masa kecilnya, Dedi Mulyadi telah terbiasa hidup keras.
Dedi Mulyadi kerap membantu ibunya untuk berladang dan mengembala domba. Dedi Mulyadi dikenal dengan sifatnya yang giat serta bertanggung jawab. Sifat tersebut masih dibawanya hingga berstatus sebagai mahasiswa.
Karakter yang dimiliki oleh Dedi Mulyadi membuat dirinya mulai dikenal dan diperhatikan banyak mahasiswa, birokrat, dan politikus. Berkat itu, Dedi Mulyadi memperoleh kepercayaan untuk menjadi penulis pidato ketua Partai Golkar Purwakarta, almarhum Babisnis.
Pada tahun 1994, Dedi Mulyadi dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta. Jabatan tersebut merupakan langkah awal Dedi Mulyadi untuk menuju perjalanan karier politiknya.
Dedi Mulyadi merupakan seorang aktivis dan seorang politikus berkebangsaan Indonesia. Dedi Mulyadi adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI daerah pemilihan Jawa Barat VII dan duduk di Komisi VI DPR RI dari tahun 2019 sampai tahun 2023.
Dedi Mulyadi sebelumnya pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode berturut-turut dari tahun 2008 hingga tahun 2018. Kiprahnya menjadi bupati bermula setelah Dedi Mulyadi berhasil terpilih pada Pilkada tahun 2008 dengan menjadikan Dudung Bachtiar Supardi sebagai wakilnya di pemerintahan.
Informasi penting disajikan secara kronologis, pada pemilihan umum berikutnya, Dedi Mulyadi kembali terpilih untuk periode kedua yaitu tahun 2013 sampai tahun 2018.
Sebelum diangkat menjadi bupati, Dedi Mulyadi dulunya pernah berkarier sebagai wakil bupati dan legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Purwakarta pada tahun 1999 sampai pengunduran dirinya setelah berhasil terpilih menjadi Wakil Bupati Purwakarta.
Secara demokratis, Dedi Mulyadi disahkan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Jawa Barat untuk tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 untuk menggantikan posisi Irianto Syafiuddin.
Pada tahun 2018 ketika pemilihan gubernur, Dedi Mulyadi diusung oleh partainya, Golkar, untuk menjadi salah satu calon Wakil Gubernur Jawa Barat untuk mendampingi calon gubernur yang juga kader Partai Demokrat, yaitu Deddy Mizwar.
Biodata Dedi Mulyadi
Adapun biodata dari Dedi Mulyadi adalah sebagai berikut.
1.Nama Lengkap: H. Dedi Mulyadi, S.H
2.Nama Panggilan: Dedi Mulyadi
3.Tempat Lahir: Subang, Jawa Barat
4.Tanggal Lahir: 11 April 1971
5.Kebangsaan: Indonesia
6.Agama: Islam
7.Nama Ayah: Sahlin Ahmad Suryana
8.Nama Ibu: Karsiti
9.Partai Politik: Gerindra (Sejak tahun 2023)
10.Afiliasi Politik: Golkar (Sejak tahun 1999 – 2023)
11. Almamater: Sekolah Tinggi Hukum Punawarman
12.Profesi: Aktivis dan politik
13.Akun Instagram: dedimulyadi71
Pendidikan Dedi Mulyadi
Berikut merupakan riwayat pendidikan dari Dedi Mulyadi. Dedi Mulyadi memulai pendidikannya mulai dari SD atau (sekolah dasar) sampai SMA (sekolah menengat atas) di kota kelahirannya, yaitu Kota Subang, Jawa Barat.
Dedi Mulyadi menjalani pendidikan sekolah dasarnya di SD Subakti pada tahun 1984. Kemudian dilanjutkan di SMP Kalijati pada tahun 1987. Untuk SMAnya, melanjutkan di SMA Negeri 1 Purwadadi pada tahun 1990.
Berikutnya pendidikan tingginya diselesaikan di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada tahun 1999. Selama menimba ilmu di perkuliahan Dedi Mulyadi juga pernah menjadi seorang aktivis dan menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Purwakarta.
Perjalanan Karier Dedi Mulyadi
Inilah perjalanan karier Dedi Mulyadi.
1. Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta pada tahun 1994.
2. Senat mahasiswa STH Purnawarman, Purwakarta pada tahun 1994.
3. Wakil Ketua DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) pada tahun 1997.
4. Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pada tahun 1998.
5. Wakil Sekretaris Partai Golkar Kabupaten Purwakarta pada tahun 1999.
6. Wakil Ketua GM FKPPI pada tahun 2002.
7. Ketua PC Pemuda Muslimin Indonesia pada tahun 2002.
8. Sekretaris KAHMI Purwakarta pada tahun 2002.
9. Anggota DPRD Purwakarta pada tahun 2001-2003.
10. Ketua DPD Golkar Purwakarta pada tahun 2003.
11. Wakil Bupati Purwakarta pada tahun 2003-2008.
12. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Jawa Barat pada tahun 2010.
13. Bupati Purwakarta pada tahun 2008-2013.
14. Bupati Purwakarta pada tahun 2013-2018.
15. Ketua DPD Golkar Jawa Barat pada tahun 2016.
16. Wakil Sekretaris Partai Golkar, Sekretaris, hingga menjadi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat pada tahun 2016-2021.
Demikianlah profil Dedi Mulyadi, mulai dari biodata, pendidikan, hingga perjalanan kariernya. Kini "Bapa Aing" jadi idola rakyat Indonesia karena kepemimpinan yang merakyat dan sangat mengutamakan kearifan lokal daripada berpihak kepada kapitalis. (Berbagaisumber/AsenkLeeSaragih)
0 Komentar