Pembangunan Drainase di Sekitar Kantor Walikota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih. |
Jambi - Pemerintah Kota
(Pemkot) Jambi mempercepat perbaikan sarana drainase dan normalisasi
sungai mengantisipasi banjir yang diperkirakan melanda kota itu akhir
tahun ini. Sebagian perbaikan saluran air itu berada di tengah kota dan
permukiman dataran rendah. Sedangkan normalisasi dilakukan di beberapa
titik anak sungai yang mengalir ke Sungai Batanghari.
Kepala Bidang (Kabid) Pengairan dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum
(PU) Kota Jambi, Dadang mengatakan, banjir masih mengancam Kota Jambi
jika hujan lebat karena masih banyak drainase yang rusak. Kemudian anak
sungai juga banyak mengalami pendangkalan, sehingga sering meluap ke
wilayah kota.
“Drainase yang rusak di Kota Jambi mencapai 42 km atau 30 persen dari
total 120 km drainase. Untuk mengatasi banjir pada musim hujan November
– Desember, Dinas PU Kota Jambi sudah memperbaiki beberapa drainase dan
normalisasi beberapa sungai," katanya di Jambi, Minggu (8/11).
Sementara pantauan SP di Kota Jambi, Minggu (8/11),
perbaikan drainase yang masih berlangsung terdapat di pusat pasar, Jalan
Gator Sunroto, Kota Jambi, kompleks perkantoran, Jalan Basuki Rahmat,
Kotabaru, Kota Jambi. Sedangkan normalisasi anak sungai dilakukan di
Kecamatan Kotabaru.
Secara terpisah Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI,
Bambang Hidayah mengatakan, jika perbaikan drainase dan normaliasi anak
sungai tidak segera dituntaskan, maka Kota Jambi akan kembali dilanda
banjir seperti tahun-tahun sebelumnya. Sedikitnya 600.000 jiwa akan
terkena dampak banjir. “Sistem pengendalian banjir saat ini terus
dibangun dengan memperbaiki drainase, normalisasi sungai, membangun
tanggul pengendali banjir dan pompa air,” katanya.
Dijelaskan, pembangunan sistem pengendali banjir terintegrasi (Jambi Flood Control/JFC) di Kota Jambi hingga awal November ini sudah mencapai 23 persen dan diperkirakan mencapai 35 persen pada akhir tahun ini.
Menurut Bambang, pembangunan sistem pengendalian banjir
mengintegrasikan empat anak Sungai Batanghari di Kota Jambi yakni Danau
Teluk, Sungai Asam, Danau Sipin dan Sungai Tembuku. Keempat anak sungai
tersebut bermuara ke Sungai Batanghari. “Sistem pengendalian banjir di
Danau Teluk, Seberang Kota Jambi dilakukan dengan membangun empat unit
pintu air, turap penahan tebing sepanjang panjang 100 meter dan lebar 50
meter. Sedangkan di wilayah Kota Jambi dilakukan normalisasi sungai dan
pembangunan tanggul di Sungai Sembubuk, Sijenjang, Jambi Timur,”
katanya.
Bambang mengatakan, pembangunan sistem pengendali banjir si Sungai
Asam, pusat perkotaan Kota Jambi akan dimulai tahun depan. Pintu air
manual di Sungai Asam nantinya akan diganti dengan pintu air elektrikal
(otomatis). Pintu air tersebut dilengkapi penyaring sampah dan pompa
air.
Dikatakan, pembangunan sistem pengendali banjir terintegrasi di Kota Jambi dilakukan dengan pola multiyears
atau bertahap. Pembangunan tersebut dimulai tahun 2013 dengan dana
konstruksi Rp 40 miliar dan dana supervisi Rp 600 juta. Kemudian tahun
2014 pembangunan dilanjutkan dengan dana sekitar Rp 40,1 miliar dan
supervisi Rp 963,9 juta. “Sedangkan tahun 2015 ini, biaya konstruksi
pembangunan mencapai Rp 75,7 miliar dan dana supervisi Rp 585 juta.
Untuk tahun 2016 biaya pembangunan mencapai Rp 144 miliar dan biaya
supervisi sekitar Rp 851 juta,” katanya.(Radesman Saragih/Suara Pembaruan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar